Right Issue WIFI Disebut Oversubscribed, Himpun Rp 5,9 T Seperti Apa Prospeknya?

Ira Guslina Sufa
Oleh Ira Guslina Sufa - Karunia Putri
17 Juli 2025, 19:04
PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)
Istimewa
PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Emiten milik adik Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, PT Solusi Energi Digital Tbk (WIFI) tuntas menggelar penyertaan modal lewat Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue. Lewat aksi korporasi ini WIFI membidik dana hingga Rp 5,89 triliun. 

Lewat right issue ini, perseroan menerbitkan 2,94 miliar saham baru setara dengan 55,56% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Adapun harga pelaksanaan right issue adalah Rp 2.000 per saham.

Merujuk laporan pelaksanaan right issue, Ficomindo Buana Registrar mencatat pada hari terakhir pelaksanaan terdapat 601,43 juta lembar saham yang telah ditebus oleh para pemegang saham. Dengan begitu, per 16 Juli 2025 jumlah saham WIFI yang beredar mencapai 5,08 miliar lembar. 

Dalam prospektus yang dikeluarkan perusahaan, PT Investasi Sukses Bersama selaku pemegang saham utama dengan kepemilikan 1,18 miliar saham atau setara 50,37% menyatakan akan melaksanakan seluruh HMETD yang akan diperoleh yaitu sejumlah 1.485.376.650 lembar saham baru. Dengan begitu perusahaan yang  sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Hashim itu menggelontorkan dana Rp 2,9 triliun. 

Selain Hashim, pengendali WIFI yaitu Tinawati yang memiliki kepemilikan 6,7 juta lembar saham atau setara 0,29% juga menyatakan kesediaan untuk menyerap 8.437.500 jatah HMETD yang dimiliki. Dengan kesepakatan itu Tinawati akan menyetorkan Rp 16,8 miliar . 

“Ibu Tinawati memiliki bukti kecukupan dana berupa rekening koran di PT Neo Commerce Tbk tertanggal 11 Juni 2025,” tulis manajemen WIFI dalam prospektus. 

Selanjutnya, apabila saham baru yang ditawarkan dalam right issue tidak seluruhnya dilaksanakan oleh pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang HMETD lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya. Merujuk data terbaru dengan mengeluarkan jatah Hashim dan Tinawati maka masih ada sekitar 803 juta saham yang belum ditebus. 

Sisa saham baru selanjutnya akan tersedia melalui formulir pemesanan saham tambahan yang berlangsung pada 16 Juli. Berdasarkan informasi yang dihimpun Katadata.co.id pemesanan saham tambahan right issue WIFI diminati oleh investor di pasar modal. “Right Issue WIFI sampai oversubscribe,” ujar salah satu sumber di pasar modal. 

Sebelumnya, Direktur Utama WIFI Yune Marketatmo menilai, penambahan modal lewat right issue menjadi bukti bahwa model bisnis perusahaan tidak hanya tumbuh, tapi juga berkelanjutan. Ia menyebut, perusahaan membangun kolaborasi strategis dengan lebih dari 400 ISP lokal, sebagian besar merupakan pelaku UMKM untuk menghadirkan 400 homepass di 400 stasiun kereta api. 

Selain itu, perusahaan juga menjalin kemitraan dengan sejumlah institusi besar, termasuk Pertamina melalui PGN. Perusahaan juga mendapat dukungan dari mitra teknologi global seperti Nokia, Forexside, Huawei, Fibercon, dan Qualcomm. 

Prospek Saham WIFI Usai Right Issue 

Merujuk riset yang dikeluarkan PT Samuel Sekuritas Indonesia (SSI) penambahan modal lewat right issue menjadi sentimen positif untuk saham WIFI. Jonathan Guyadi dan Jason Sebastian menyebut sukses right issue menjadi sinyal untuk investor. 

Samuel menyarankan investor untuk membeli saham WIFI dengan target harga Rp 5.200. Jika target harga tercapai dengan mengacu pada harga perdagangan hari ini sebesar Rp 2,220, maka investor berpotensi mencapai kenaikan harga sebesar 134,23%..

Pada perdagangan hari ini, saham WIFI naik 7,77% atau 160 poin. Sementara sejak satu pekan terakhir, saham WIFI mengalami fluktuasi dengan kenaikan 9,90%. Adapun sejak pasar saham dibuka pada awal tahun ini, saham WIFI meroket 441,46%.

Menurut tim riset SSI, WIFI memiliki proyeksi pertumbuhan laba jangka menengah yang kuat. Dengan estimasi capaian laba tahun 2027 dan 2028 masing-masing tumbuh sebesar 4,8% dan 10,2% secara year on year

“Juga didukung potensi pasar internet rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah,” kata Jonathan dan Jason dalam keterangan resmi dikutip Kamis (17/7).

Meski begitu, SSI memandang saham WIFI masih memiliki risiko ketika ada keterlambatan ekspansi jaringan. Sehingga pertumbuhan pelanggan bisa lebih rendah dari perkiraan.

Selain itu, WIFI tengah menjalin kerja sama dengan emiten infrastruktur milik negara, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Lini bisnis yang sedang mereka kolaborasikan di antaranya adalah pemanfaatan infrastruktur milik Telkom, termasuk menara milik MTEL.

Kemudian kerjasama dalam pengelolaan operasional jaringan, pemanfaatan jaringan backbone untuk ekspansi ke luar pulau Jawa serta pemanfaatan jaringan Indihome yang  belum digunakan di wilayah Jawa dan luar Jawa.

Laba WIFI Melesat 155% di Kuartal II 2025

Emiten infrastruktur ini mencatatkan perolehan kenaikan laba sebesar 155% pada kuartal kedua tahun ini. Merujuk laporan keuangan yang disampaikan perseroan ke Bursa Efek Indonesia, WIFI laba neto tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp 227,91 miliar dari Rp 89,86 miliar pada kuartal kedua tahun sebelumnya.

Sementara itu, pendapatan usaha perseroan naik 66% menjadi Rp 513,46 miliar dari Rp 309 miliar secara periode year on year (yoy). Adapun beban pokok pendapatan justru berkurang menjadi Rp 121,10 miliar dari Rp 129,64 miliar secara yoy. 

Seiring dengan pelaporan kuartal kedua ini, saham WIFI melesat 4,98% atau 100 poin ke level 2.110 pada perdagangan kemarin, Selasa (15/7). Sejak satu  minggu terakhir, saham bergerak fluktuatif dengan kenaikan sebesar 3,43%. Bila ditinjau sejak awal tahun, saham WIFI telah melejit 414,63% atau 1.700 poin.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...