Biaya Kredit Turun, Laba Bank Danamon (BDMN) Naik 12% Jadi Rp 1,6 T

PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) mencatatkan laba bersih pada semester pertama tahun ini mencapai Rp 1,6 triliun, naik 12% dibandingkan periode yang sama tahun ini Rp 1,4 reiliun. 

“Pertumbuhan laba bersih Danamon terutama didukung perbaikan pada biaya kredit atau cost of credit sebesar 16% year on year,” ujar Chief Financial Officer Danamon Theresia Adriana Widjaja dalam konferensi pers, Rabu (30/7).

Ia menjelaskan, perbaikan biaya kredit tersebut ini dengan pertumbuhan penyaluran kredit danpenghimpunan dana, serta kualitas aset yang tetap terjaga dengan baik.  Theresia pun optimistis kinerja Danamon akan terus membaik hingga akhir tahun.

“Untuk Rencana Bisnis Bank (RBB) kami akan terus untuk mencapai pertumbuhan profit tersebut secara berkelanjutan dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” ujarnya.

Dari sisi intermediasi, Danamon mencatatkan total kredit dan pembiayaan perdagangan (trade finance) secara konsolidasi tumbuh 6% menjadi Rp 195,7 triliun. Pertumbuhan kredit terutama ditopang oleh segmen business banking dan consumer banking.

Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) meningkat 10% secara tahunan menjadi Rp 160,1 triliun. Dari jumlah tersebut, pendanaan granular tumbuh 2% menjadi Rp 93,1 triliun. Dalam hal profitabilitas, Danamon mencatatkan net interest margin (NIM) konsolidasian sebesar 7%.

Kualitas aset perseroan juga tercermin dari rasio loan at risk (LAR) yang membaik sebesar 210 basis poin menjadi 9,9%. Adapun rasio kredit bermasalah bruto atau NPL gross tercatat sebesar 1,8%, membaik 40 basis poin dibandingkan tahun sebelumnya. Rasio cakupan NPL (NPL coverage ratio) pun meningkat menjadi 279,2%, naik dari 263,2% pada tahun lalu.