Prospek Cerah Ciputra Development (CTRA) Diguyur Perpanjangan Insentif PPN Rumah
Pemerintah memutuskan untuk memperpanjang insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar 100% hingga akhir tahun ini. Kebijakan ini akan menguntungkan bagi pengembang, salah satunya emiten properti milik taipan Ciputra, PT Ciputra Development Tbk (CTRA).
Retail Research Analyst CGS International Sharon Natasha mengatakan, insentif tersebut akan menjadi sentimen positif utama bagi prospek CTRA. Menurutnya, kontribusi pra-penjualan (pre-sales) terkait insentif ini dapat mencapai 33% dari total pre-sales CTRA pada semester pertama 2025.
“Inventaris Ciputra nilainya mencapai Rp 1,5 triliun hingga Rp 2 triliun dan memenuhi syarat intensif ini,” ujar Sharon dalam siaran langsung CGS Sekuritas, Kamis (14/8).
Syarat insentif PPN DTP adalah harga rumah, hunian atau rumah toko maksimal harga Rp 2 miliar per unit. “Menariknya memang 84% dari penjualan Ciputra di semester 1 ini merupakan unit dengan harga di bawah Rp 5 miliar. Jadi memang ini cukup cocok,” ujarnya.
Ia memperkirakan, CTRA akan menjadi penerima manfaat terbesar dair insentif ini dibandingkan empat emiten properti besar lainnya. Ini karena kecocokan dengan harga unit rumah yang digarap Ciputra.
Selain sentimen PPN DTP, prospek CTRA juga mendapat dukungan dari ekspektasi penurunan suku bunga global. Probabilitas pemangkasan Fed Funds Rate AS oleh The Fed pada September 2025 akan memberi angin segar bagi Ciputra.
Bank Indonesia juga diperkirakan memangkas suku bunga sebanyak satu kali lagi sebesar 25 bps pada tahun ini.
Pergerakan Saham dan Kinerja Keuangan
Pada perdagangan sesi pertama Kamis (14/8) pukul 10.08 WIB, saham CTRA terkoreksi 1,40% ke level 1.055. Namun, harga sahamnya masih naik 13,37% jika ditinjau dalam kurun waktu sepekan terakhir dengan dukungan net buy asing Rp 10,8 miliar. Secara year to date (ytd), harga saham CTRA naik 8,15%.
Kinerja keuangan perusahaan cukup solid. Emiten ini mencatatkan laba bersih mencapaii Rp 1,23 triliun, naik 20,58% dari perolehan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,02 triliun. Kenaikan laba ditopang dari kenaikan pendapatan dari Rp 5,03 triliun menjadi Rp 5,88 triliun.
Pendapatan perusahaan diperoleh dari penjualan kavling rumah, ruko, apartemen dan kantor dengan total sebesar Rp 4,74 triliun dan pendapatan usaha pusat niaga, pelayanan kesehatan, hotel, sewa kantor, lapangan golf dan lain-lain sebesar Rp 1,13 triliun.
Beban pokok dan penjualan perseroan juga menebal menjadi Rp 3,08 triliun dari Rp 2,58 triliun secara tahunan.
Rekomendasi Saham CTRA
CGS International Sekuritas Indonesia merekomendasikan untuk menambah kepemilikan pada saham CTRA dengan target harga Rp 1.180. Tim CGS mengatakan, saham CTRA secara teknikal berhasil rebound dari MA200 dan breakout dari pola cup and handle yang mengindikasikan potensi bullish continuation. Level resistance terdekat di Rp 1.095–1.120, sedangkan support di Rp 1.045–1.020.
Di sisi lain, Senior Technical Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menyampaikan bahwa CTRA telah mencapai target harga pertama yang ditetapkan Mirae yakni Rp 1.035. Kemudian, CTRA akan mengejar target kedua di Rp 1.145 dan target harga ketika di Rp 1.420.
Kebijakan PPN DTP Diperpanjang Hingga Akhir 2025
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumya memastikan insentif PPN DTP properti 100% diperpanjang hingga akhir tahun ini untuk hunian dengan harga maksimal Rp 2 miliar. Insentif ini awalnya direncanakan turun menjadi 50% pada paruh kedua 2025.
Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 13/2025 dan diperkuat melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri yakni Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri PKP Maruarar Sirait dan Menteri PUPR Dody Hanggodo.
Selain PPN DTP, insentif meliputi penghapusan BPHTB, penghapusan retribusi PBG (pengganti IMB) dan percepatan pengurusan PBG untuk mendukung target pembangunan tiga juta rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
