Pasar Saham Syariah Kuasai 69% Bursa, Bagaimana Kinerja Sahamnya?
Pasar saham syariah di Indonesia terus menunjukkan perkembangan signifikan, baik dari sisi jumlah emiten, kapitalisasi pasar, hingga pertumbuhan jumlah investornya. Data terbaru Bursa Efek Indonesia (BEI) per Juli 2025 mencatat saham syariah kini menguasai mayoritas pangsa pasar bursa, dengan kontribusi mencapai 69% dari total emiten tercatat.
Tak hanya mendominasi secara jumlah, saham syariah juga berperan besar dalam aktivitas perdagangan harian serta menunjukkan daya saing di tingkat global melalui kinerja Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang mampu bersaing dengan indeks syariah internasional.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) per Juli 2025 menunjukkan pangsa pasar saham syariah telah tersebar merata di berbagai sektor ekonomi. Sektor dengan porsi terbesar berasal dari barang konsumsi nonprimer yang menyumbang 17% dari total saham syariah tercatat.
Dua sektor lain yang juga berkontribusi besar adalah barang konsumsi primer dan barang baku, masing-masing sebesar 14%. Selanjutnya, sektor energi sebesar 12%, diikuti properti dan real estat sebesar 11%.
Sementara itu, sektor perindustrian menyumbang 9%, infrastruktur 8%, teknologi 5%, transportasi dan logistik 4%, kesehatan 6%, dan keuangan 1%. Seiring dengan itu, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga Juni 2025 menunjukkan bahwa jumlah investor saham syariah terus melonjak.
Pertumbuhan investor saham syariah year-to-date (YTD) tercatat 9,7%, dengan rasio investor saham syariah terhadap total investor saham sebesar 2,6% dari 7,17 juta investor saham. Dari jumlah tersebut, 12,8% merupakan investor aktif.
Kemudian nilai transaksi investor saham syariah pada Juni 2025 mencapai Rp 3,3 triliun, dengan volume perdagangan 7,3 miliar saham, dan frekuensi transaksi sebanyak 972 ribu kali.
Berdasarkan tren historis, jumlah investor syariah naik signifikan dari 68.599 pada 2019 menjadi 185.766 pada 2025. Namun, jumlah investor aktif berfluktuasi, sempat mencapai 30.979 pada 2024, lalu turun ke 16.369 pada 2025.
Dari sisi nilai transaksi, puncak tertinggi terjadi pada 2021 sebesar Rp 12,4 triliun, lalu turun menjadi Rp 10,2 triliun pada 2022 dan turun lagi menjadi Rp 3,3 triliun pada 2025.
Berikut daftar jumlah investor syariah dan nilai transaksinya berdasarkan data Juni:
- 2019: 68.599 investor syariah, nilai transaksi Rp 3,3 triliun
- 2020: 85.891 investor syariah, nilai transaksi Rp 5,5 triliun
- 2021: 105.174 investor syariah, nilai transaksi Rp 12,4 triliun
- 2022: 117.942 investor syariah, nilai transaksi Rp 10,2 triliun
- 2023: 138.418 investor syariah, nilai transaksi Rp 5,1 triliun
- 2024: 169.397 investor syariah, nilai transaksi Rp 5,5 triliun
- 2025: 185.766 investor syariah, nilai transaksi Rp 3,3 triliun
Di samping itu Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) juga mencatat kinerja positif dan mampu bersaing dengan sejumlah indeks saham syariah global. Berdasarkan data Bloomberg per Juni 2025, ISSI tumbuh 81% sejak diluncurkan pada 2011. Capaian ini menempatkan ISSI di atas FBM EMAS Sharia Index Malaysia (11%) dan S&P OIC (11,7%), meski masih di bawah Dow Jones Islamic Market (260,5%), FTSE Sharia All World Index (166,1%), dan MSCI World Islamic Index (99,5%).
Secara tahunan (year-on-year) Juni 2025, ISSI menguat 8,40%, ketiga tertinggi setelah S&P OIC yang melonjak 13,17% dan DJIM yang naik 9,15%. Indeks MIWO dan SWORLDS masing-masing tumbuh 6,82% dan 5,51%, sementara FBMS justru terkoreksi 8,88%.
Berikut daftar kinerja indeks saham syariah berdasarkan data Bloomberg Juni 2025:
- DJIM (Dow Jones Islamic Market): 260,5%
- SWORLDS (FTSE Sharia All World Index): 166,1%
- MIWO (MSCI World Islamic Index): 99,5%
- ISSI (Indonesia Sharia Stock Index): 81,0%
- S&P OIC (S&P OIC COMCEC 50 Sharia Index): 11,7%
- FBMS (FBM EMAS Sharia Index–Malaysia): 11,0%
Kinerja YoY Juni 2025:
- S&P OIC: 13,17%
- DJIM: 9,15%
- ISSI: 8,40%
- MIWO: 6,82%
- SWORLDS: 5,51%
- FBMS: -8,88%
Dominasi Pangsa Pasar Capai 69%
Pasar saham syariah Indonesia menunjukkan pertumbuhan konsisten selama satu dekade terakhir. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) per Juli 2025 mencatat jumlah saham syariah naik dari 318 emiten pada 2015 menjadi 657 emiten pada 2025, setara 69% dari total saham yang tercatat di bursa.
Dari sisi kapitalisasi pasar, nilai saham syariah juga meningkat signifikan, dari Rp 2.601 triliun pada 2015 menjadi Rp 8.158 triliun pada 2025, atau menguasai 62% kapitalisasi total pasar saham nasional.
Kontribusi saham syariah terhadap aktivitas perdagangan juga masih mendominasi. Volume transaksi harian rata-rata saham syariah menyumbang 60% dari total bursa, nilai transaksi 57%, dan frekuensi transaksi mencapai 74%.
