Saham ASII Melesat Diborong Asing, Ini Katalis Baru Bisnis Astra Internasional
Harga saham PT Astra Internasional Tbk melesat 13,43% pada pekan ini ke level 5.700. Lonjakan harga terutama terjadi usai JP Morgan menaikkan rekomendasi saham ASII menjadi overweight dan menaikkan target harga menjadi Rp 6.250.
Berdasarkan data Stockbit, investor asing mencatatkan jual bersih atau net buy saham ASII mencapai Rp 578 miliar dalam sepekan. Ini terdiri dari transaksi beli mencapai Rp 1,6 triliun dan jual sebesar Rp 1,06 triliun.
Kinerja keuangan Astra pada semester pertama tahun ini tak terlalu menggembirakan. Laba bersihnya turun 2,15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 15,5 triliun, terutama seiring lesunya bisnis otomotif dan batu bara.
Pada semester pertama 2025, laba bersih divisi Otomotif & Mobilitas Grup tercatat turun 8% menjadi Rp 5,3 triliun akibat melemahnya volume penjualan di tengah kondisi lesunya pasar otomotif nasional. Laba bersih dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, yang dijalankan melalui PT United Tractors Tbk (UT), juga turun sebesar 15% menjadi Rp 5 triliun.
Lantas, apa yang menjadi katalis positif bisnis Astra International?
Katalis Baru Bisnis Astra International
Tak seluruh bisnis otomotif ASII turun pada paruh pertama tahun ini. Kinerja positif masih dicatatkan anak usaha ASII yang memproduksi suku cadang kendaraan roda dua dan roda empat, PT Astra Otoparts.
Berdasarkan bahan paparan public expose ASII yang dipublikasikan di laman BEI, kontribusi laba bersih dari 80% kepemilikan saham Astra Internasional di Astra Otoparts tercatat naik 11% menjadi Rp 751 miliar. Penjualan mobil bekas melalui OLXmobbi bahkan melesat 26% dari 11 ribu unit menjadi 15 ribu unit.
Bisnis-bisnis Astra lainnya, seperti di segmen finansial, agribisnis, infrastruktur, informasi teknologi, dan properti juga mencatatkan kinerja positif.
Pendapatan bersih dari divisi finansial ASII naik 6% menjadi Rp 4,4 triliun. Kenaikan laba bersih ini terutama dikontribusikan oleh pembiayaan konsumer di tengah kualitas kredit yang membaik.
ASII juga mencatatkan lonjakan kontribusi laba bersih dari divisi agribisnis mencapai 40% menjadi Rp 559 miliar Kontribusi ini diperoleh dari 79,7% kepemilikan ASII pada Astra Agro Lestari yang kinerjanya terdongkrak kenaikan harga sawit atau CPO.
Pendapatan ASII dari segmen infrastruktur, terutama di bisnis jalan tol. Astra mengelola delapan jalan tol, yang membentang sepanjang 396 km di jaringan Trans-Jawa dan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta.
Adapun segmen bisnis infrastruktur Astra mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 38% menjadi Rp 636 miliar pada semester I 2025, didorong oleh peningkatan volume lalu lintas dan kenaikan tarif. Rata-rata pendapatan harian jalan tol yang dikelola Grup Astra naik 8% menjadi Rp 20,4 miliar.
Kinerja positif lainnya datang dari divisi properti yang mencatatkan kenaikan kontribusi laba bersih mencapai 17% menjadi Rp 110 miliar. Kenaikan laba bersih ini terutama berasal dari aset gudang industri yang baru diakuisisi pada tingkat yang lebih rendah, peningkatan hunian di Menara Astra.
