Bocoran Emiten Grup Djarum SSIA dan Aksi Senyap Penopang Pabrik BYD di Subang
Geliat emiten kongsi Grup Djarum, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menjadi sorotan di pasar modal. Dalam tiga bulan terakhir, saham SSIA telah naik 138% dari Rp 1.040 pada 23 Mei menjadi di kisaran Rp 2.400 pada perdagangan Senin (25/8).
Seiring dengan kenaikan harga, Grup Djarum melalui PT Dwimuria Investama Andalan tercatat rajin mengoleksi saham. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) kepemilikan di atas 10,24% hingga 15 Agustus 2025.
Hal yang sama juga dilakukan oleh PT Henan Putihrai Aset Manajemen. Kepemilikan saham Henan kini menjadi 6,54%.
Di balik kenaikan harga saham, SSIA pun tengah menyiapkan rencana besar. Perusahaan kini menggarap proyek untuk pabrik raksasa otomotif listrik asal Cina, PT BYD, di tanah kawasan industri Subang Smartpolitan.
Pada Selasa (19/8) lalu Katadata.co.id sempat mengunjungi kawasan industri Suryacipta City of Industry di Karawang seluas 1.400 hektare dan kawasan terpadu Subang Smartpolitan di Subang seluas 2.717 hektare.
Secara rinci, alokasi lahan di Subang Smartpolitan terdiri atas 1.069 hektare untuk kavling industri, 98 hektare untuk kawasan komersial, 163 hektare untuk perumahan. Alokasi lainnya adalah 282 hektare untuk ruang terbuka hijau, 307 hektare untuk utilitas dan infrastruktur, 32 hektare untuk fasilitas publik, serta 766 hektare untuk pengembangan di masa mendatang.
VP of Investor Relations & Sustainability Erlin Budiman mengatakan di kawasan Subang Smartpolitan, saat ini BYD menguasai lahan SSIA seluas 108 hektare yang menjadi fase pertama dari rencana kerja sama. Saat ini pembangunan fase pertama sudah mencapai progres 55–65%.
Proyek pengembangan pabrik BYD ditargetkan rampung tahun ini sesuai komitmen kepada pemerintah. Setelah beroperasi, kapasitas produksi pabrik akan ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai 150.000 unit per tahun.
Adapun lahan yang bakal ditempati BYD di kawasan industri Subang Smartpolitan bakal mencakup pusat penelitian dan pengembangan, serta pelatihan dengan teknologi terkini
Saat ini kontraktor utama proyek BYD di Indonesia di Subang dipegang oleh PT Integritas Perkasa Konstruksi. Selain PT BYD Indonesia (Cina), ada sejumlah perusahaan yang masuk ke kawasan Subang Smartpolitan, di antaranya:
- PT Vision Electronic Technology (Taiwan)
- PT Sanwa Musen Indonesia (Jepang)
- PT Kids Play Indonesia (Hong Kong)
- PT Xinfung Industry Indonesia (Cina)
- PT Jiangsu Jinda Textile Industry (Cina)
- PT H & G Polymeric (Cina)
- PT Zhejiang Binkang (Cina)
- PT Serendipity International (Cina)
Prospek Bisnis SSIA
Vice President of Investor Relations & Corporate Communications Surya Semesta Internusa, Erlin Budiman mengatakan masih ada dua perusahaan lagi asal Jepang yang bakal masuk ke area SSIA ini.
Di samping itu, ia mengatakan SSIA mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 2,4 triliun untuk pengembangan kawasan Subang Smartpolitan. Dari jumlah tersebut, sekitar Rp 1,6 triliun sudah terealisasi hingga saat ini.
Tak hanya itu, dari proyek Subang Smartpolitan, emiten yang bergerak dalam bidang usaha real estat, kawasan industri, pengelolaan gedung dan perhotelan ini membidik laba hingga Rp 700 miliar hingga pada 2025. Targer itu seiring dengan sejumlah aksi strategis yang disiapkan emiten yang terafiliasi dengan Grup Djarum tersebut.
Menurut Erlin, SSIA kemungkinan mendapatkan Rp 444,5 miliar karena membagi labanya ke Grup Djarum.
“Diharapkan sekitar Rp 650–Rp 700 miliar, tapi jangan lupa kami sekarang sudah ada teman, Grup Djarum, jadi harus dipotong 36,5%,” kata Elin saat media visit ke The Manor Office Building SSIA, Karawang, Selasa (19/8).
Adapun Surya Semesta sebelumnya melakukan pengalihan 36,5% saham anak perusahaan PT Surya Cipta Swadaya melalui penerbitan saham baru kepada entitas anak Grup Djarum, PT Puri Lestari. Total nilai transaksi mencapai Rp 3,1 triliun. Dana tersebut digunakan untuk mengembangkan kawasan industri Subang Smartpolitan.
Lewat anak usaha PT Suryacipta Swadaya, SSIA mengelola kawasan industri Suryacipta City of Industry di Karawang seluas 1.400 hektare dan kawasan terpadu Subang Smartpolitan di Subang seluas 2.717 hektare. Perseroan juga memiliki bisnis residensial, resort di Bali, dan kontraktor nasional PT Nusa Raya Cipta.
Di bidang hospitality, SSIA menaungi operator Umana Bali LXR Hotels & Resorts, Gran Meliá Jakarta, Meliá Bali, serta jaringan Batiqa Hotels. Diversifikasi ini menempatkan SSIA sebagai pemain penting di industri properti, konstruksi, dan perhotelan Indonesia.
Meski sudah menanamkan investasi di anak usaha SSIA sejak tahun lalu, Grup Djarum baru tercatat sebagai pemegang saham dengan kepemilikan di atas 5% sejak Juli 2025. Pembelian saham pertama dilakukan pada 4 Juli 2025 dengan mencaplok 247,99 juta atau 5,27% saham.

