PANI Umumkan Right Issue Jumbo, Potensi Kantongi Dana Rp 17 T untuk Apa Gunanya?
Emiten kongsi Sugianto Kusuma atau Aguan dan Grup Salim, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) mengumumkan rencana penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau right issue. Aksi ini menjadi rangkaian besar rencana strategis perusahaan setelah sebelumnya melakukan private placement pada akhir Agustus lalu.
Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan pada Bursa Efek Indonesia, manajemen PANI mengatakan melalui right issue perusahaan akan mengeluarkan sebanyak 1,21 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Adapun penambahan modal akan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dan juga restu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Saham baru tersebut memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal termasuk hak atas dividen dengan saham Perseroan lainnya yang telah dikeluarkan sebelumnya oleh Perseroan," ujar manajemen PANI seperti dikutip Rabu (3/9).
Rencananya PANI akan menggelar RUPLSB pada 9 Oktober mendatang dan akan mengajukan persyaratan right issue pada OJK. Permintaan persetujuan pada otoritas akan dilakukan setelah rencana penambahan modal mendapat restu dari pemegang saham lewat RUPSLB. Adapun Waktu pelaksanaan right issue tidak lebih dari 12 bulan setelah mendapat persetujuan OJK.
Perusahaan mengatakan dana yang diperoleh akan digunakan untuk penambahan penyertaan saham pada entitas anak yaitu PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK). Manajemen berencana membeli sebanyaknya 44,1% saham yang dimiliki oleh PT Agung Sedayu dan PT Tunas Mekar Jaya.
Sisa dana right issue selanjutnya akan digunakan untuk penyertaan saham baru yang dikeluarkan entitas anak perseroan yaitu PT Cahaya Inti Sentosa, PT Karunia Utama Selaras, dan PT Panorama Eka Tunggal dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam masing-masing entitas anak Perseroan.
Merujuk data BEI, saat ini saham CBDK dikuasai oleh PANI dengan kepemilikan 45,9%. Sementara itu Agung Sedayu memiliki 22,05% saham dan PT Tunas Mekar Jaya memiliki 22,05%. Setelah right issue nantinya PANI akan menjadi penguasa penuh dengan kepemilikan 90% saham. Sementara masyarakat menggenggam 10% saham.
Dalam pengumuman terbaru manajemen PANI memang belum menyebutkan besaran dana yang akan diperoleh dari right issue. Namun bila merujuk pada private placement yang baru dilakukan perusahaan mematok harga di Rp 14.350.
Dengan asumsi harga yang akan terbentuk mendekati harga private placement, maka right issue PANI berpotensi meraup Rp 17,3 triliun untuk 1,21 miliar saham baru yang akan diterbitkan. Adapun saat ini harga saham PANI berada di kisaran Rp 15.800 dan telah mengalami kenaikan dari Rp 10.450 pada perdagangan tiga bulan lalu yaitu Senin (2/6).
Di sisi lain seiring dengan pengumuman right issue, PANI mengumumkan akan menggelar transaksi afiliasi senilai Rp 16,12 triliun untuk membeli 44% saham milik Agung Sedayu dan Tunas Mekar Jaya di CBDK. Adapun total saham yang akan dibeli adalah sebanyak 2,5 miliar.
Perkuat Modal dan Ekspansi
Manajemen mengatakan aksi korporasi ini akan memperkuat struktur permodalan, meningkatkan aset, serta mendukung ekspansi dan pertumbuhan pendapatan di masa mendatang. Dengan modal yang lebih kuat, perseroan akan memiliki fleksibilitas yang lebih baik dalam merealisasikan rencana bisnis strategis, mempercepat pengembangan proyek, dan pada akhirnya meningkatkan daya saing di industri properti nasional.
“Seluruh langkah ini diharapkan berkontribusi pada penciptaan nilai jangka panjang serta memberikan imbal hasil investasi yang optimal bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan,” tulis manajemen.
Selanjutnya sehubungan dengan pelaksanaan PMHMETD III, pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya untuk membeli saham baru sesuai dengan HMETD yang dimiliki akan mengalami penurunan persentase kepemilikan saham (dilusi). Namun demikian, dana yang diperoleh dari aksi korporasi ini akan langsung dialokasikan untuk memperkuat fundamental perseroan dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan.
“Sehingga pada akhirnya diyakini seluruh pemegang saham dapat memperoleh manfaat dari peningkatan kinerja, pertumbuhan aset, dan prospek bisnis yang lebih baik sebagai hasil dari penguatan struktur keuangan perseroan,” tulis manajemen.
