Kabar Terbaru IPO Pani Bersama (PAMA) Anak Usaha MDKA, Intip Profil dan Prospek
PT Pani Bersama Jaya yang merupakan anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) bersiap melaksanakan penawaran saham perdana atau Initial public offering (IPO). Merujuk kabar yang diperoleh oleh Katadata.co.id rencana IPO itu akan digelar pada September ini.
Pani Bersama merupakan entitas anak MDKA yang mengelola tambang emas raksasa di Gorontalo. Merujuk sumber Katadata.co.id entitas dalam konglomerasi Merdeka Cooper itu bakal melantai di BEI dengan kode saham atau ticker PAMA. Namun hal ini bisa saja berubah seiring dengan proses persetujuan yang sedang berjalan di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Saat ini proses listing Pani Bersama sedang berada di tahap Pre-Effective di OJK. Dalam IPO ini MDKA disebut akan melepas saham di harga antara Rp 850 dan maksimal Rp 1.500.
Perusahaan disebut membuka periode book building pada pekan pertama dan kedua September dengan menawarkan maksimal 120 juta lot saham. Namun, informasi lainnya menyebutkan jumlah saham yang dilepas hanya 12 juta lot.
Katadata.co.id sudah meminta konfirmasi kepada manajemen MDKA mengenai kabar IPO Pani. Namun hingga berita ditayangkan konfirmasi yang diajukan pada GM Corporate Communication MDKA Tom Malik belum direspons.
Seperti apa profil PT Pani anak usaha MDKA yang bersiap IPO?
Profil PT Pani Bersama Jaya (PAMA)
Proyek Emas Pani di Gunung Pani, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, tengah digarap PT Merdeka Copper Gold Tbk untuk menjadi salah satu tambang emas primer terbesar di Indonesia dan Asia Pasifik. Proyek ini memiliki cadangan lebih dari 7 juta ounces emas dengan umur tambang yang diperkirakan bertahan selama beberapa dekade.
Pani Bersama Jaya merupakan entitas anak MDKA dengan kepeimlikan saham langsung 62,73% pada akhir 2024. Adapun pada 2023 kepemilikan MDKA di Pani Bersama mencapai 70,5%.
Berdasarkan laman resmi Merdeka Group, berbekal pengalaman mengelola Tambang Emas Tujuh Bukit di Banyuwangi, Grup Merdeka berupaya mengoptimalkan potensi kawasan yang sejak abad ke-19 dikenal sebagai wilayah penghasil emas. Proyek ini dikelola melalui sejumlah anak usaha yang menangani operasi tambang, pengolahan, hingga pembangunan infrastruktur pendukung.
Pada tahap awal, perusahaan akan menggunakan metode heap leach dengan kapasitas pengolahan mencapai 7 juta ton bijih per tahun dan target produksi sekitar 140 ribu ounces emas per tahun. Selanjutnya, Grup Merdeka akan membangun fasilitas carbon-in-leach (CIL) dengan kapasitas awal 7,5 juta ton per tahun, yang ditargetkan meningkat menjadi 12 juta ton per tahun pada 2030.
Apabila kedua fasilitas beroperasi penuh, total kapasitas gabungan diproyeksikan mencapai 19 juta ton per tahun, dengan potensi produksi puncak hingga 500 ribu ounces emas per tahun. Persiapan proyek disebut berjalan sesuai jadwal.
Perusahaan telah menuntaskan desain teknik detail, pengadaan peralatan utama, dan uji coba metode heap leach. Selain itu tengah berlangsung juga pembangunan infrastruktur pendukung, seperti fasilitas penyimpanan bahan bakar, pelabuhan, dan gardu induk listrik.
PLN dijadwalkan memasok daya utama pada 2025, sementara laboratorium metalurgi di lokasi akan mulai beroperasi pada awal 2025. Pengolahan emas pertama ditargetkan pada akhir 2025, dengan produksi komersial kemungkinan akan dimulai awal 2026.
Kinerja Usaha PT Pani Bersama
Adapun berdasarkan laporan aktivitas kuartal II 2025, manajemen menyampaikan bahwa perkembangan Proyek Emas Pani berjalan sesuai rencana dengan tingkat penyelesaian mencapai 67% hingga akhir kuartal. Rencana teknik detail dan proses pengadaan telah rampung. Sementara kontraktor saat ini tengah memasang infrastruktur pengolahan dan sistem kelistrikan.
Saat ini fasilitas pelabuhan sudah beroperasi dan pembangunan tempat penyimpanan bahan bakar juga telah selesai. Uji coba operasional ditargetkan berlangsung pada akhir 2025, dengan produksi emas pertama diperkirakan dimulai pada kuartal I 2026.
Sementara itu, produksi tembaga dari Tambang Wetar pada kuartal ini mencapai 1.854 ton dengan biaya tunai total sebesar US$ 3,35 per pon, AISC sebesar US$ 4,75 per pon, dan ASP sebesar US$ 4,23 per pon.
