Geliat Saham ENRG Milik Bakrie, Menadah Tuah Kinerja dan Lonjakan Harga Minyak
Harga saham emiten minyak dan gas (migas) milik Grup Bakrie, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) melanjutkan penguatan yang sudah terjadi sejak awal tahun. Berdasarkan data penutupan perdagangan Rabu (3/9) harga saham ENRG kembali ditutup naik 4,92% atau 40 poin di harga 640.
Kenaikan tersebut terjadi seiring dengan rilis laporan keuangan Energi Mega yang mencatatkan pertumbuhan laba bersih sepanjang semester pertama 2025. Selain itu lonjakan harga minyak dunia turut menopang penguatan.
Merujuk data perdagangan Bursa Efek Indonesia, harga saham ENRG 85 poin dan meningkat 15,32% sejak satu pekan terakhir. Secara year to date, atau dikalkulasikan sejak awal tahun, saham ENRG telah melesat 164%. Lonjakan harga signifikan terjadi tiga bulan terakhir, di mana saham ENRG telah melonjak sebesar 182,41%.
Energi Mega Persada merupakan perusahaan dalam konglomerasi Grup Bakrie yang bergerak di bidang hulu migas dan beroperasi di Indonesia dan Mozambik. Keluarga Bakrie menjadi pengendali ENRG lewat PT Shima Global Kapital dengan kepemilikan saham 15,9%. Pemegang saham mayoritas lainnya adalah PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) dengan kepemilikan 22,5%
Berdasarkan pantauan Katadata, sejak akhir Mei, perseroan gencar melakukan berbagai aksi korporasi seperti menambah 25% partisipasi interest di Kontrak kerja Sama Kangean dari Japan Petroleum Exploration Co., Ltd. (JAPEX). Aksi lainnya dengan membentuk kerja sama strategis bersama JAPEX untuk mempercepat pembangunan Blok Gas Gebang di Sumatera Utara.
Perseroan juga melaksanakan aksi korporasi untuk menambah modal usaha dengan melangsungkan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHETD) atau private placement. Melalui aksi tersebut, perseroan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 1,17 miliar saham baru Seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga pelaksanaan Rp 288 per saham.
Penguatan harga saham juga terjadi seiring dengan kenaikan harga minyak global yang meningkat 1,42% ke harga US$ 69 per barrel pada perdagangan Selasa (2/9) setelah Amerika Serikat menjatuhkan sanksi baru yang menargetkan aliran pendapatan minyak Iran.
Retail Research Analyst CGS Sekuritas, Andrian Alamsyah Saputra mengatakan, kenaikan harga minyak terjadi akibat kekhawatiran pasar akan gangguan pasokan yang meningkat di tengah eskalasi konflik antara Rusia dan Ukraina.
Andrian mengatakan, kedua negara telah meningkatkan serangan udara dalam beberapa pekan terakhir. Bahkan, serangan terbaru Ukraina dilaporkan telah melumpuhkan fasilitas yang menyebabkan setidaknya 175 dari kapasitas pengolahan minyak Rusia.
“Ada juga spekulasi bahwa OPEC Plus tidak ada akan meningkatkan produksi minyak,” katanya.
Kemudian dia menyampaikan bahwa pasar sedang menanti rapat delapan anggota OPEC dan sekutunya (OPEC+) pada Minggu (7/9).
Kinerja Keuangan Selama Semester 1 2025
Sentimen penguatan harga saham ENRG juga berasal dari laporan keuangan semester pertama 2025 perseroan yang membukukan laba bersih sebesar US$ 35,72 juta atau sekitar Rp 579,85 miliar.
Torehan tersebut tumbuh 6,53% dibandingkan laba bersih perseroan pada semester yang sama tahun sebelumnya yakni US$ 33,53 juta.
Adapun penjualan neto perseroan juga meningkat menjadi US$ 239,11 juta dari US$ 201,89 juta secara year on year (yoy). Beban penjualan pun ikut menebal seiring dengan pertumbuhan pendapatan tersebut. Beban penjualan naik menjadi US$ 154,60 juta dari US$ 137,26 juta secara yoy.
Prospek Saham ENRG
Andrian menyampaikan, ENRG diperkirakan akan melanjutkan penguatan dengan level resistance di Rp 625-640. Sementara level support berada di Rp 595-580 dengan target harga terdekat di Rp 625-640.
Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali naik karena daya beli saham naik.
Sedangkan resistance merupakan tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar hingga laju kenaikan harga tertahan.
“Saya juga melihat stochastic yang terlihat adanya momentum golden cross sehingga hopefully harga ENRG masih peluang untuk lanjut menguat,” katanya.
