Profil Merdeka Gold (EMAS) Ubah Nama Pani Bersama Jelang IPO, Intip Kans Dividen
Emiten tambang emas PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) bersiap menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan yang berencana listing pada 23 September 2025 itu baru berganti nama menjelang pelaksanaan IPO.
Merdeka Gold Resources, sebelumnya didirikan dengan nama PT Pani Bersama Jaya, berkedudukan di Jakarta Selatan. Perusahaan tercatat bergerak di bidang jasa pertambangan. Lalu pada 2025, perusahaan ini resmi berganti nama menjadi PT Merdeka Gold Resources Tbk sesuai dengan Akta No. 64/2025.
“Perubahan status dari perseroan terbatas tertutup menjadi perseroan terbatas terbuka dan karenanya mengubah nama perseroan dari sebelumnya bernama PT Pani Bersama Jaya menjadi PT Merdeka Gold Resources Tbk sehingga mengubah ketentuan Pasal 1 anggaran dasar Perseroan,” tulis dalam prospektus perusahaan, Senin (8/9).
Proyek emas Pani milik Grup Merdeka Gold Resources berlokasi di Desa Hulawa, Kecamatan Buntulia, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, sekitar 130 km dari Kota Gorontalo. Proyek ini mencakup Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi milik PT Puncak Emas Tani Sejahtera dan Kontrak Karya milik PT Gorontalo Sejahtera Mining.
PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) pertama kali mengakuisisi 66,7% saham PT Puncak Emas Tani Sejahtera pada November 2018, lalu meningkat menjadi 83,35% pada Maret 2022. Pada bulan yang sama, MDKA juga mengambil alih 50,1% saham PT Gorontalo Sejahtera Mining melalui PT Andalan Bersama Investama.
Setelah PT Andalan Bersama Investama digabung ke dalam perusahaan pada Desember 2022, kepemilikan efektif menjadi 48,99% di PT Puncak Emas Tani Sejahtera dan 99,99% di PT Gorontalo Sejahtera Mining.
Pada Juni 2024, PT Merdeka Gold Resources yang masih bernama Pani Bersama berkolaborasi dengan PT Pani Emas Gorontalo menambah kepemilikan sehingga saham efektif di PT Puncak Emas Tani Sejahtera naik menjadi 99,99%.
Merujuk pada data Pani Gold Project (Mineral Resource Estimate dan Estimasi Cadangan Bijih) per 31 Desember 2024, Proyek Emas Pani diperkirakan memiliki sumber daya mineral sebesar 292,4 juta ton bijih. Adapun kandungan diperkirakan 7,0 juta ounce emas pada kadar 0,75 g/ton.
Sementara itu, cadangan bijih tercatat sebanyak 77,5 juta ton dengan kandungan 1,9 juta ounce emas pada kadar 0,78 g/ton. Umur tambang diperkirakan dapat berlangsung hingga tahun 2041.
Perseroan berencana mengoptimalkan potensi IUP-OP milik PT Puncak Emas Tani Sejahtera bersama dengan Kontrak Karya milik PT Gorontalo Sejahtera Mining untuk memperoleh skala operasi dan cadangan yang lebih besar. Langkah ini sekaligus dilakukan untuk efisiensi dari sisi fasilitas, modal, dan sumber daya.
Lalu Proyek Emas Pani ditargetkan menjadi tambang dengan umur operasi multi-dekade dan kapasitas pemrosesan hingga 19 juta ton per tahun. Produksi puncak diperkirakan terjadi pada 2033 dengan capaian sekitar 500.000 ounce per tahun, yang akan menempatkan Proyek Emas Pani sebagai salah satu tambang emas terbesar di Indonesia dan Asia Pasifik.
Adapun untuk memaksimalkan arus kas jangka pendek, tahap awal proyek akan menggunakan fasilitas heap leach berkapasitas 7,0 juta ton per tahun dengan produksi maksimal sekitar 145.000 ounce emas per tahun. Selanjutnya, akan dikembangkan fasilitas Carbon-in-Leach (CIL) dengan kapasitas awal 7,5 juta ton per tahun yang kemudian ditingkatkan menjadi 12,0 juta ton per tahun, dengan kapasitas produksi maksimal 355.000 ounce per tahun.
Fasilitas heap leach dijadwalkan mulai beroperasi pada Desember 2025, sedangkan fasilitas CIL akan beroperasi secara bertahap pada 2029 dan 2032. Hingga Juni 2025, pembangunan infrastruktur tambang oleh PT Puncak Emas Tani Sejahtera telah mencapai 50%, sementara pembangunan fasilitas heap leach oleh PT Pani Bersama Tambang mencapai 67%.
Tak Jamin Bagi Dividen
Berdasarkan prospektus, perseroan kemungkinan belum dapat membagikan dividen usai IPO. Kemampuan untuk membayar dividen bergantung pada kinerja keuangan, laba ditahan, kondisi kas, kebutuhan modal kerja, serta belanja modal dan kewajiban usaha di masa depan.
Selain itu, perjanjian pembiayaan yang mungkin dilakukan ke depan juga bisa membatasi ruang perseroan dalam membayar dividen, sementara biaya maupun kewajiban tambahan berpotensi mengurangi bahkan menghilangkan ketersediaan dana untuk pembagian dividen.
“Sampai dengan tanggal prospektus ini diterbitkan, perseroan belum membayar dividen apa pun,” demikian tertulis dalam prospektus.
Apabila menilik laporan keuangannnya, hingga 31 Maret 2025, Merdeka Gold Resources mencatatkan rugi periode berjalan hingga US$ 9,2 juta atau Rp 151,03 miliar. Angka itu melonjak hingga 120,5% dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 4,2 juta.
Namun, grup Merdeka Gold Resources tidak mencatatkan pendapatan untuk periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2025. Hal itu karena seluruh pendapatan grup diperoleh dari sewa alat berat ke PETS, PT Gorontalo Sejahtera Mining (GSM), PBT, dan PT Mentari Alam Persada (MAP).
Meski begitu, apabila melihat kinerja tahun buku 2024, pendapatan perusahaan naik 25,5% menjadi US$ 1,7 juta atau Rp 27,87 miliar dari sebelumnya US$ 1,4 juta atau Rp 22,95 miliar pada tahun 2023. Kenaikan ini disebabkan oleh tumbuhnya pendapatan jasa penunjang penambangan dari sewa alat berat ke PETS.
Lalu rugi tahun berjalan naik hingga 85,8% menjadi US$ 12,7 juta pada 2024 dari sebelumnya US$ 6,8 juta pada 2023.
Incar Dana hingga Rp 4,8 Triliun dari IPO
Berdasarkan prospektusnya, Merdeka Gold melepas sebanyak 1,61 miliar saham dengan nominal Rp 150 setiap saham atau atau sebanyak-banyaknya 10% dari modal yan ditempatkan perusahaan. Harga penawarannya di rentang Rp 1.800–Rp 3.020 per lembar saham dan akan meraup dana hingga Rp 4,88 triliun dari IPO.
Perusahaan juga menunjuk tiga penjamin pelaksana emisi efek, yakni PT Indo Premier Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, dan PT Sinarmas Sekuritas.
Jadwal Sementara IPO Merdeka Gold Resources:
- Masa penawaran awal: 8–10 September 2025
- Tanggal efektif: 15 September 2025
- Masa penawaran umum: 17-19 September 2025
- Tanggal penjatahan: 19 September 2025
- Tanggal distribusi: 22 September 2025
- Tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia: 23 September 2025
