Jurus Emiten Menara Grup Djarum (TOWR) Adang Gempuran Starlink, Yakin Menang?

Nur Hana Putri Nabila
8 September 2025, 14:38
TOWR
Dokumentasi perseroan
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Emiten Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), menanggapi kehadiran layanan internet satelit tanpa kabel Starlink milik Elon Musk yang kini resmi beroperasi di Indonesia. Pasalnya Kecepatan internet Starlink bisa tembus hingga 360 Mbps tergantung wilayah.

Advisor dan Investor Relations PT Sarana Menara Nusantara Tbk, Adam Ghifari, menjelaskan perusahaan telah melakukan studi mengenai Starlink. Menurutnya, meski berasal dari Amerika Serikat, tingkat penetrasi Starlink di pasar Amerika maupun negara maju masih di bawah 1%.

Ia menilai, di negara yang sudah memiliki infrastruktur menara atau operator jaringan dengan harga lebih terjangkau, kebutuhan terhadap layanan satelit tidak terlalu besar. Menurut Adam, di Indonesia, harga layanan Starlink yang mencapai US$ 40–50 per pengguna per bulan, sementara rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) layanan telekomunikasi di Indonesia hanya sekitar US$ 2,5 dolar AS.

 “Jadi, ada price gap yang lumayan dan itu menciptakan kondisi yang cukup kuat untuk network operator yang sudah ada beroperasi di Indonesia itu untuk meneruskan,” kata Adam dalam Public Expose 2025 secara virtual, Senin (8/9). 

Sementara itu Direktur Sarana Menara Nusantara (TOWR), Indra Gunawan, menilai kehadiran Starlink di Indonesia justru membawa peluang positif bagi industri telekomunikasi. Menurutnya, salah satu tantangan utama di Indonesia adalah keterbatasan infrastruktur komunikasi di wilayah timur, seperti Maluku dan Papua, yang sebenarnya memiliki potensi industri besar, terutama di sektor pertambangan.

Ia menjelaskan, minimnya ketersediaan infrastruktur dasar membuat akses komunikasi di wilayah tersebut masih terbatas. Kehadiran Starlink diharapkan dapat menjadi solusi sementara untuk membuka konektivitas di daerah-daerah terpencil. Dengan begitu, ia menyebut kebutuhan menara telekomunikasi juga akan meningkat.

Tak hanya itu, Indra menyebut Starlink dapat menjadi pelengkap bagi operator telekomunikasi dengan menyediakan backbone alternatif selain satelit konvensional, menawarkan latensi lebih rendah dan bandwidth lebih baik. Ia menilai hal akan mendorong pemerataan penetrasi internet di Indonesia. 

“Dengan demikian, maka diharapkan ini juga akan mendorong sisi dari pemerintah terkait dengan connectivity, bagaimana pemerintah mendorong supaya penetrasi internet di Indonesia ini merata,” ujarnya. 

Rencana TOWR di 2025

Adapun untuk 2025, Adam mengatakan perusahaan berencana meningkatkan utilisasi aset fiber. Di tengah dinamika industri seperti konsolidasi maupun replikasi jaringan, strategi perusahaan yakni memaksimalkan pemanfaatan jaringan fiber dengan mengalokasikannya pada akun-akun yang berfokus pada layanan konektivitas.

“Jadi, memang kalau misalkan kita bicara soal industri, industri sebenarnya sangat menarik. Tapi memang ada industri event yang harus kita ikuti, yaitu konsolidasi, yang mana juga melibatkan diharapkan ke depannya itu ada perbaikan ekonomian,” kata Adam.

Menurut manajemen, teknologi yang dimiliki saat ini masih relevan untuk mendukung layanan melalui aset menara dan fiber, sehingga apabila ada lelang spektrum baru, pemanfaatan aset tersebut berpotensi meningkat. 

“Jadi, tentu saja kami ingin terus ekspansi, kami juga melihat bahwa di luar jawa itu punya potensi yang sangat luas. Itu menggambarkan keinginan manajemen untuk ekspansi bersama dengan para operator-operator industri,” ungkapnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...