Saham Market Cap Jumbo BBCA, BREN, DCII Loyo Usai Reshuffle, ke Mana Arah IHSG?

Nur Hana Putri Nabila
8 September 2025, 17:47
Ihsg
ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/wpa.
Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (1/9/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada senin pagi dibuka melemah 210,39 poin atau 2,69 persen ke posisi 7.620,10.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Saham-saham emiten berkapitalisasi pasar atau market cap jumbo terpantau rontok pada perdagangan saham hari ini, Senin (8/9) sore. Saham yang loyo di antaranya PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), hingga PT DCI Indonesia Tbk (DCII).

Tak hanya itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 100,49 poin atau 1,28% ke level 7.766 seiring dengan pengumuman Presiden Prabowo Subianto merombak kabinetnya hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani diganti. Padahal sejak pembukaan IHSG bergerak di zona hijau dan mendadak anjlok setelah pukul 15.30 WIB usai pengumuman resmi reshuffle. 

Saham BBCA terpantau anjlok hingga 3,75% ke Rp 7.700. Ada pula saham BREN tergelincir 0,58% ke Rp 8.575, hingga DCII terperosok 1,54% ke Rp 320.025 per lembar saham.

Tak hanya itu, saham market cap jumbo lainnya yang ikut terperosok yakni PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) turun 1,54% ke Rp 8.000 dab PT Bayan Resources Tbk (BYAN) tergelincir 0,96% ke Rp 17.975. Sementara itu saham  PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) merosot 2,50% ke Ro 3.900. 

“Dinamika pergantian Sri Mulyani dari jabatan Menteri Keuangan membuat pasar melakukan aksi jual,” kata Senior Market Analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, ketika dihubungi wartawan, Senin (8/9). 

Seiring dengan itu, Phintraco Sekuritas menilai pergerakan IHSG awalnya berada di zona positif. Namun, kabar terkait reshuffle sejumlah menteri, termasuk posisi Menteri Keuangan, membuat indeks berbalik melemah terutama tertekan oleh saham-saham perbankan.

Menurut analis Phintraco, rontoknya IHSG ini dipicu kekhawatiran pasar terhadap potensi ketidakpastian dan perubahan arah kebijakan ekonomi. Investor dinilai akan wait and see langkah apa yang akan diambil pejabat baru, apakah sejalan dengan ekspektasi pasar serta mampu memberi dampak positif bagi perekonomian.

Secara teknikal, Phintraco Sekuritas mencatat adanya pelebaran negative slope pada indikator MACD, sementara Stochastic RSI berpotensi membentuk Death Cross di area pivot. Selain itu, IHSG juga gagal bertahan di atas level moving average 20 harian (MA20) di kisaran 7.842.

“Sehingga dalam jangka pendek diperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan koreksi dan menguji level support di 7.630-7.650,” tulis Phintraco Sekuritas dalam risetnya, Senin (8/9). 

Sementara itu, Pengamat Pasar Modal Indonesia, Reydi Octa, mengimbau investor untuk tetap tenang dan lebih selektif dalam memilih saham yang memiliki fundamental kuat. Ia menyebut agar investor tidak melakukan panic selling, sebab anjloknya iHSG kali ini umumnya hanya bersifat sementara dan berpotensi pulih usai ada kepastian terkait susunan kabinet baru.

"Untuk besok apabila terjadi penurunan lanjutan secara teknikal IHSG rentan berada pada rentang 7.736–7.770. Namun jika terjadi rebound, bisa pada level resistance di 7.840,” ucap Reydi ketika dihubungi wartawan, Senin (8/9).

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...