Alasan di Balik Aksi ITMG Caplok 9,6% Saham Tambang Nikel NICE

Nur Hana Putri Nabila
10 September 2025, 17:08
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)
Indo Tambangraya Megah
Ilustrasi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) membeberkan alasan perusahaan mencaplok 9,6% saham emiten yang bergerak di bidang pertambangan nikel, PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE).

Presiden Direktur Indo Tambangraya Megah (ITMG) Mulianto menyampaikan, pengambilalihan 9,6% saham NICE merupakan langkah strategis perusahaan. Menurutnya, keputusan ini sejalan dengan komitmen ITMG untuk berpartisipasi dalam tren global menuju elektrifikasi.  Salah satu hal untuk mendukung hal itu yakni critical mineral, dan nikel menjadi salah satu komoditas utama.

“Kami melihat bahwa ITMG mempunyai sejarah panjang dalam proses penambangan, dan percaya bahwa keahlian kita dalam proses penambang bisa dikembangkan ke arah sana,” ujar Mulianto dalam Public Expose Live 2025 secara virtual, Rabu (10/9). 

Ia menjelaskan, NICE memiliki prospek yang menjanjikan dari sisi produksi, cadangan nikel, kesiapan infrastruktur, kepatuhan, hingga potensi pertumbuhan jangka panjang. NICE juga menjadi salah satu  pemain domestik dengan rekam jejak operasional yang solid. Menurutnya, investasi ini menjadi langkah awal ITMG untuk masuk lebih dalam ke ekosistem nikel.

Adhi Kartiko Pratama (NICE) merupakan perusahaan tambang nikel di Sulawesi Tenggara, tepatnya di Kecamatan Langikima, Konawe Utara, dengan konsesi dua blok yakni Blok A seluas 1.225 hektare dan Blok B seluas 750 hektare. NICE tercatat memiliki cadangan tercatat sebesar 83,5 juta ton dan sumber daya lebih dari 152 juta ton.

Muluanto pun melihat tren produksi dan penjualan sejak 2022 hingga 2025 juga menunjukkan pertumbuhan positif, dengan volume berkisar 1,5 juta hingga 2 juta ton per tahun, dan diproyeksikan mencapai 2,5 juta ton pada 2025.

Menurutnya, investasi strategis ini merupakan bentuk komitmen ITMG untuk membangun kehadiran sekaligus menjalin kolaborasi dengan pelaku industri nikel di Indonesia. Langkah ini juga menjadi pengalaman penting bagi perseroan dalam memperdalam pengetahuan dan pengalaman di bisnis nikel.

Di sisi lain, ihwal penambahan kepemilikan saham ITMG di NICE, ia menyebut saat ini aksi tersebut masih merupakan langkah awal dan terbuka atas segala kemungkinan.

“Jadi ke depannya segala kemungkinan untuk bisa meningkatkan nilai dari perusahaan dengan salah satu yang meningkatkan kepemilikan maupun partnership yang lebih lanjut pasti akan kita pertimbangkan,” ujarnya. 

Kinerja ITMG di Tengah Tantangan Harga Batu Bara

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mencatatkan kinerja solid dari sisi operasional sepanjang paruh pertama 2025.  Perusahaan berhasil meningkatkan produksi dan volume penjualan, merki rata-rata harga jual (average selling price/ASP) anjlok hampir 20% seiring tren melemahnya harga acuan batu bara global.

Perusahaan mencatatkan laba periode berjalan sebesar US$ 91 juta atau sekitar Rp 1,48 triliun hingga akhir Juni 2025.   Pendapatan mencapai US$ 919 juta, turun 12% dibandingkan tahun lalu.

Meski terdapat penurunan laba, efisiensi biaya produksi dan operasional membantu menjaga profitabilitas. Selain itu, perseroan mulai melebarkan sayap ke bisnis nikel melalui akuisisi saham di PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE). 

“ITMG mencatatkan peningkatan produksi batu bara sebesar 12% yoy mencapai 10,4 juta ton, disertai dengan peningkatan volume penjualan sebesar 8% menjadi 11,7 juta ton,” tulis manajemen ITMG dalam keterangan resminya, Selasa (12/8). 

 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...