Manajemen BCA (BBCA) Ungkap Bocoran Rencana Dividen, Berapa Rasio Bakal Dibagi?
Manajemen PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membocorkan kisi-kisi pembagian dividen untuk para pemegang saham. Direktur BCA John Kosasih mengatakan kebijakan dividen setiap tahun mempertimbangkan sejumlah aspek, mulai dari kebutuhan permodalan, penyaluran kredit, kepentingan pemegang saham, hingga manajemen risiko atau rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR).
Menurut John kinerja keuangan BCA saat ini masih terjaga, termasuk rendahnya tingkat utang perusahaan. Ia menyebut dividend payout ratio BCA saat ini mencapai 68%.
“Kami harapkan dividen payout ratio ini yang relatif tinggi ini dapat terus dipertahankan dengan baik. Namun secara historis, dari tahun ke tahun dividen BCA itu terus mengalami peningkatan,” kata John dalan Public Expose 2025 secara virtual, Kamis (11/9).
Tak hanya itu, ia menyampaikan perseroan juga membagikan dividen interim sehingga arus kas yang diterima investor dapat dimanfaatkan untuk reinvestasi, termasuk diinvestasikan lagi ke saham BBCA.
Sebelumnya BCA membagikan dividen tunai Rp 300 per saham yang setara Rp 37 triliun untuk tahun buku 2024. Rasio dividen yang dibagikan oleh BBCA yaitu 67,4% dari laba sepanjang 2024 yang senilai Rp 54,8 triliun.
Pembagian dividen ini disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atau RUPST yang diselenggarakan Senin (12/3).
Dalam RUPST, dividen tunai yang akan dibagikan senilai Rp 250 per saham. Sebelumnya, BBCA telah membagikan dividen interim untuk tahun buku 2024 sebesar Rp 50 per saham pada Desember 2024 atau Rp 6,16 triliun.
Kinerja Keuangan BCA Semester I 2025
Pada semester I 2025 BBCA meraup laba bersih mencapai Rp 29 triliun. Jumlah ini naik 8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 26,9 triliun. Kinerja laba BCA ditopang oleh penyaluran kredit yang tumbuh 12,9% menjadi Rp959 triliun per Juni 2025.
“Pertumbuhan kredit BCA positif di berbagai segmen, mulai dari korporasi, UMKM, serta konsumer. Penyelenggaraan BCA Expoversary 2025 turut menopang kinerja pembiayaan pada paruh pertama 2025, ” kata Presiden Direktur BCA Hendra Lembong dalam paparan publik BCA secara virtual, Rabu (30/7).
Pertumbuhan kredit BCA, terutama ditopang oleh segmen korporasi yang tumbuh 16,1% mencapai Rp 451,8 triliun per Juni 2025. Kredit komersial naik 12,6% menjadi Rp 143,6 triliun dan kredit UKM meningkat 11,1% YoY hingga Rp127 triliun.
Sementara itu, kredit konsumer tumbuh lebih lambat dibandingkan segmen lainnya, sebesar 7,6% menjadi Rp 226,4 triliun. Kredit Pemilikan Rumah atau KPR yang mendominasi kredit konsumer masih tumbuh 8,4% menjadi Rp 137,6 triliun, sedangkan kredit kendaraan bermotor (KKB) tumbuh 5,2% Rp 65,4 triliun.
Selain itu, outstanding pinjaman segmen konsumer lainnya (sebagian besar kartu kredit) juga tumbuh 9,4% mencapai Rp23,4 triliun.
Adapun kualitas pinjaman BCA terjaga solid, tercermin dari rasio loan at risk (LAR) 5,7% pada semester I 2025, membaik dari 6,4% pada tahun sebelumnya. Rasio nonperforming loan (NPL) berada di level 2,2%.
Pencadangan NPL dan LAR juga memadai, masing-masing 167,2% dan 68,7%. BCA juga mencatat penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan naik 21,1% menyentuh Rp 239,7 triliun per Juni 2025, setara 24,9% dari total portofolio pembiayaan.
Perusahaan berkomitmen menerapkan aspek ESG (Environmental, Social, and Governance), antara lain melalui penyaluran kredit kendaraan bermotor listrik sekitar Rp 3,2 triliun per Juni 2025.
