Mengintip Jurus Gudang Garam (GGRM) Kawal Penjualan Saat Laba Turun 7,9%

Karunia Putri
15 September 2025, 06:17
Gudang garam
ANTARA FOTO/DESTYAN SUJARWOKO
Pekerja melinting rokok sigaret kretek di salah satu industri rokok di Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (31/5).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mengakui tingginya cukai rokok yang ditetapkan pemerintah berpengaruh terhadap volume penjualan rokok perseroan sepanjang paruh pertama tahun ini. Laba bersih perseroan pun menurun pada semester pertama.

Direktur Gudang Garam Heru Budiman menyampaikan, volume penjualan rokok di Gudang Garam turun 7,9% sepanjang semester pertama 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Semester ini, perseroan menjual sebanyak 112,8 miliar batang rokok dari 122,6 miliar batang rokok pada paruh pertama tahun sebelumnya.

Dia juga menyampaikan perseroan akan menaikkan harga rokok jika pemerintah kembali menaikkan cukai rokok pada 2025. 

"Kami akan menaikkan harga, risikonya ya penurunan volume [penjualan],"  kata Heru dalam Public Expose Live 2025 Bursa Efek Indonesia, seperti dikutip Senin (15/9). 

Selama kebijakan tersebut dilaksanakan, Heru mencermati masyarakat justru beralih mengonsumsi produk Sigaret Kretek Mesin ilegal dengan cukai Rp 0 ketimbang produk Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang harganya jauh lebih murah dengan tarif cukai yang lebih rendah.

Heru menyampaikan, tarif cukai SKT tiga kali lebih rendah dibandingkan dengan tarif cukai SKM. Meski begitu, segmen rokok ini tetap mengalami penurunan volume penjualan.

Seperti diketahui, saat ini pemerintah tengah berupaya mengendalikan tingkat konsumsi rokok di masyarakat melalui berbagai upaya. Mulai dari menaikkan tarif cukai hingga pelarangan penjualan rokok secara eceran.

Kenaikan cukai rokok tersebut mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 191/PMK.010/2022 tentang Perubahan Kedua atas PMK 192/PMK.010/2021 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT) berupa Sigaret, Cerutu, Rokok Daun atau Klobot, dan Tembakau Iris.

Berdasarkan beleid tersebut, harga jual minimal per batang dan tarif cukai naik dan hal ini menyebabkan harga rokok per bungkus juga menjadi lebih mahal. Tarif cukai rokok naik rata-rata sebesar 10% pada 2023 dan 2024.

Laba Bersih GGRM Turun 87% Sepanjang Semester I 2025

Selama semester pertama tahun ini, Gudang Garam mengalami penyusutan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp 117,16 miliar. Torehan ini turun 87,34% dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp 925,51 miliar. 

Pendapatan Gudang Garam juga turun 11,30% dari Rp 50,01 triliun menjadi Rp 44,36 triliun. Beban pokok pendapatan juga berkurang dari Rp 44,95 triliun menjadi Rp 40,58 triliun.

Menurunnya pendapatan Gudang Garam terjadi di seluruh segmen pendapatan, yakni: 

  • Sigaret kretek mesin berkurang dari Rp 44,53 triliun menjadi Rp 39,73 triliun 
  • Sigaret kretek tangan menyusut dari Rp 4,90 triliun menjadi Rp 3,94 triliun 
  • Rokok klobot berkurang dari Rp 5,45 miliar menjadi Rp 4,19 miliar 
  • Kertas karton berkurang dari Rp 472,63 miliar menjadi Rp 402,07 miliar 
  • Pendapatan lainnya turun dari Rp 103,4 miliar menjadi Rp 31,04 miliar 

Gudang Garam memperoleh pendapatan dari segmen konstruksi Rp 245,32 miliar, yang tidak didapatkan pada semester pertama tahun sebelumnya.

Berapa Yield Dividen Tahun Buku 2025?

Menanggapi pertanyaan mengenai yield dividen untuk tahun buku 2025, Heru menyatakan ia belum dapat memastikannya. Ia juga tidak memberikan penjelasan apakan perseroan tetap memberikan dividen atau tidak untuk tahun buku ini.

Pada tahun buku 2024, Gudang Garam membagikan dividen sebesar 962 miliar atau sekitar 98% dari total laba bersih perseroan tahun buku 2024. Investor mendapatkan Rp 500 per saham.

Sementara itu, untuk tahun buku 2023, perseroan memutuskan tidak membagikan dividen karena laba bersih digunakan untuk menambah modal kerja. 

Pada perdagangan Jumat (12/9) harga saham GGRM ditutup naik 0,57% atau 50 poin ke level 8.850. Selama satu bulan terakhir, saham GGRM naik 2,92% dan terkoreksi sebanyak 32,44% sejak awal tahun.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...