Opsi Penyaluran Dana Rp 200 T ke Kopdes Tekan Saham Bank BUMN, Ini Kata Analis
Harga saham bank-bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) ditutup loyo pada perdagangan Senin (15/9). Penurunan saham terjadi usai Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan bahwa sebagian dari dana pemerintah senilai Rp 200 triliun yang ditempatkan di lima bank Himbara dapat dialokasikan untuk pembiayaan Koperasi Desa atau Kopdes Merah Putih.
Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 0,96% atau 40 poin ke level 4.140, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 2,43% atau 110 poin ke level 4.410. Kemudian PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) turun 1,42% atau 20 poin ke level 1.390 dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) turun 0,37% atau 10 poin ke level 2.680. Di sisi lain, harga saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) justru naik tipis 0,22% atau 10 poin ke level 4.530.
Meski begitu, Senior Technical Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama menilai, koreksi harga saham bank ini justru menjadi peluang bagi investor untuk melakukan akumulasi (accumulative buy).
“Sejatinya saham-saham perbankan, terutama empat bank besar sedang berada dalam fase akumulasi. Jadi, arah pasar ke depan masih dalam tren naik (uptrend),” kata Nafan saat dihubungi Katadata.co.id, Senin (15/9).
Nafan menerangkan, penempatan dana sebesar Rp 200 triliun oleh pemerintah ke lima bank Himbara merupakan strategi untuk memperkuat likuiditas perbankan, sehingga bank dapat menyalurkannya ke Kopdes Merah Putih. Dengan begitu, Kopdes Merah Putih bisa memperoleh pendanaan dengan biaya lebih ringan.
Apalagi, menurut dia, Purbaya memastikan bank-bank BUMN akan mendapatkan margin atau keuntungan yang cukup jika menyalurkan dana dari penempatan dana pemerintah ke koperasi desa merah putih. Bank BUMN hanya perlu memberikan suku bunga sebesar 2% atas penempatan dana pemerintah yang disalurkan ke kopdes, dibandingkan sebelumnya 4%.
Namun, Nafan menerangkan, penyaluran dana tersebut bersifat selektif. Tujuan utama pemerintah adalah memastikan dana benar-benar tersalurkan ke sektor produktif yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kalau penyaluran dana diarahkan ke sektor-sektor produktif, menurut saya itu akan memberikan benefit,” ujar Nafan.
Sementara itu, Head of Research Korea Investment and Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi menilai, suntikan dana ke bank Himbara jelas akan berdampak positif ke sistem keuangan secara keseluruhan, termasuk emiten pasar modal.
“Dengan penempatan dana jumbo oleh Kemenkeu, bank punya ruang lebih luas untuk ekspansi kredit tanpa terlalu tertekan cost of fund,” kata Wafi.
Menurut dia, penyaluran dana ini dapat mempercepat penyaluran kredit ke sektor-sektor prioritas, termasuk industri, konstruksi, pertanian, hingga Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Tak hanya itu, aliran kredit yang lebih deras ini akan membantu dorong pemulihan ekonomi riil dan berimbas ke kinerja sektor riil di BEI.
Dengan likuiditas yang lebih longgar, menurut dia, bank cenderung akan menawarkan suku bunga kredit yang lebih kompetitif. Ini bisa jadi alternatif yang menarik dibandingkan penerbitan obligasi di tengah kondisi yield Surat Berharga Negara yang masih tinggi.
Dia melanjutkan, bagi emiten yang butuh belanja modal besar, misalnya infrastruktur, properti dan manufaktur, opsi pinjaman bank akan makin dilirik, apalagi bila tersedia skema kredit sindikasi atau kredit berbunga rendah untuk proyek strategis.
"Bank himbara akan jadi prime beneficiary dengan tambahan likuiditas besar dan potensi NIM stabil," katanya.
Kemudian, sektor konstruksi dan infrastruktur juga dapat mempercepat realisasi proyek strategis. Sektor konsumer juga berpotensi mendapat akses pembiayaan yang lebih murah untuk operasional dan ekspansi peternakan atauperkebunan.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sebelumnya memastikan bank-bank BUMN akan mendapatkan margin atau keuntungan yang cukup jika mengalurkan dana dari penempatan dana pemerintah ke koperasi desa merah putih. Bank BUMN hanya perlu memberikan suku bunga sebesar 2% atas penempatan dana pemerintah yang disalurkan ke kopdes.
Purbaya menjelaskan, dana pemerintah sebesar Rp 200 triliun saat ini sudsah masuk dalam sistem perbankan. Bank pun dapat menyalurkannya sebagian ke kopdes merah putih jika sudah siap.
"Kami sudah ada instruksi ke perbankan, kalau mereka salurkan kekoperasi merah putih, otomatis dana yang kami charge ke mereka lebih rendah. Jadi ke 2% dari sebelumnya 4%," ujar Purbaya dalam konferensi pers, Senin (15/9).
Dengan demikian, menurut Purbaya, penyaluran dana ke Kopdes Merah Putih tak akan membuat tambahan biaya bagi bank-bank BUMN.
Purbaya pada pekan lalu telah menepatkan lima bank yang mendapatkan alokasi penempatan dana pemerintah sebesar Rp 200 triliun. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mendapatkan alokasi penempatan Rp 55 triliun, sedangkan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) memperoleh Rp 25 triliun dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk Rp 10 triliun.
