Perusahaan Kongsi Prajogo Aster Kantongi Pinjaman Jumbo Rp 16 T, Intip Bisnisnya
Aster Chemicals & Energy Pte. Ltd. (Aster) merampungkan perolehan fasilitas pinjaman berjangka bersyarat bersama berkelanjutan jumbo senilai US$1 miliar atau sekitar Rp16,37 triliun. Aster merupakan perusahaan patungan atau joint venture milik konglomerat RI Prajogo Pangestu PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan Glencore Asian Holdings Pte. Ltd.
Pinjaman ini diperbesar melalui opsi greenshoe setelah menarik minat tinggi dari bank-bank raksasa di Singapura, Indonesia, Thailand, Uni Emirat Arab, Jepang, Inggris, dan Sri Lanka. Dana itu bakal digunakan untuk kebutuhan korporasi, termasuk proyek pembaruan aset di Pulau Bukom dan Pulau Jurong demi memperkuat peran Aster sebagai pemain utama di sektor kimia dan infrastruktur kawasan Asia Tenggara.
Group CFO & Deputy CEO Aster, Andre Khor, menegaskan bahwa keberhasilan penutupan fasilitas pinjaman berkelanjutan senilai US$ 1 miliar ini mencerminkan kepercayaan para mitra keuangan terhadap strategi dan kekuatan finansial perusahaan.
“Kesepakatan ini juga memperkuat komitmen kami untuk menempatkan keberlanjutan di inti perjalanan pertumbuhan Aster sekaligus menciptakan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan,” ujar Andre dalam keterangan resminya, Selasa (16/9).
Dalam transaksi ini, Aster bermitra dengan DBS Bank Ltd. dan OCBC sebagai Mandated Lead Arrangers, Underwriters, and Bookrunners (MLAUBs), yang juga bertindak sebagai Koordinator Keberlanjutan. Fasilitas tersebut juga diperkuat oleh konsorsium perbankan lainnya, termasuk Clifford Capital, Mizuho Bank Ltd., PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Singapura, serta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Singapura sebagai Mandated Lead Arrangers.
Sementara itu, jajaran Lead Arrangers terdiri dari Bangkok Bank PCL, First Abu Dhabi Bank PJSC, Indonesia Eximbank, Standard Chartered, dan Hatton National Bank PLC.
Aster Akuisisi Fasilitas CSU di Pulau Jurong, Singapura
Aster Chemicals and Energy menandatangani kesepakatan untuk mengakuisisi seluruh kepemilikan atas fasilitas Unit Pemisah Kondensat atau Condensate Splitter Unit/CSU milik PCS Pte. Ltd. di Pulau Jurong, Singapura. Kesepakatan ini mencakup pembelian 50% saham milik PCS. PCS dikenal sebagai pemain utama dan pelopor di industri kimia esensial di kawasan itu.
Melalui transaksi ini, Aster akan menjadi pemilik penuh fasilitas CSU tersebut. Fasilitas ini mencakup berbagai infrastruktur penting, seperti tangki penyimpanan minyak mentah, tangki daur ulang, dan tangki Kero (kerosin) yang dilengkapi teknologi pencampuran dan pengambilan sampel modern.
Setelah akuisisi rampung, Aster berencana melakukan investasi untuk merevitalisasi fasilitas CSU. Hal itu bertujuan demi meningkatkan kapasitas pemrosesan dari saat ini 237.000 barel per hari menjadi lebih dari 300.000 barel per hari. Langkah ini akan mendukung integrasi yang lebih kuat dengan aset pengolahan dan petrokimia Aster yang sudah ada di kawasan.
CEO Grup Aster Erwin Ciputra menjelaskan, akuisisi ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk memperkuat rantai pasok terintegrasi. Dengan kenaikan kapasitas dan efisiensi, Aster bisa lebih optimal dalam mengolah bahan baku, meminimalkan waktu henti operasional, serta fleksibel dalam memenuhi permintaan pasar regional yang terus meningkat.
Proyek ini juga melengkapi aset pemrosesan yang dimiliki Aster di Bukom dan Pulau Jurong, termasuk akuisisi terbaru terhadap Chevron Philips Singapore Chemicals. “Kami akan memiliki basis aset yang lebih kuat untuk menyediakan solusi yang lebih andal dan kompetitif bagi pelanggan di Singapura dan Asia Tenggara,” kata Erwin dalam keterangan resminya, Selasa (17/6).
