Menkeu Purbaya Bakal Tarik Anggaran Kementerian yang Lambat Belanja

Muhamad Fajar Riyandanu
16 September 2025, 20:06
purbaya, menkeu, pemerintah
Katadata/Lourent
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa Ia menegaskan, pemerintah tak ingin menunggu sampai akhir tahun untuk memastikan anggaran yang dialokasikan benar-benar terserap.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa akan memantau ketat penyerapan anggaran kementerian dan lembaga. Purbaya berencana menarik dana dari K/L yang belum mampu membelanjakan anggarannya secara optimal hingga akhir bulan depan.

Ia menegaskan, pemerintah tak ingin menunggu sampai akhir tahun untuk memastikan anggaran yang dialokasikan benar-benar terserap. “Saya akan kasih waktu sampai akhir bulan Oktober. Kalau mereka berpikir enggak bisa belanja sampai akhir tahun, kami ambil uangnya,” kata Purbaya di Istana Merdeka Jakarta pada Selasa (16/9).  

Purbaya melanjutkan, dana itu nantinya akan dialihkan ke program produktif yang menyentuh langsung ke masyarakat. “Kami sebarkan ke program-program yang langsung siap dan langsung ke rakyat. Saya enggak mau uang nganggur,” ujarnya.

Purbaya sebelumnya menantang Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana untuk menjelaskan rendahnya serapan anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG). Padahal, pemerintah sudah mengalokasikan dana Rp 70 triliun pada 2025 untuk program tersebut.

Hingga Agustus 2025, realisasi anggarannya bahkan belum mencapai setengah dari target. Purbaya menyebut, monitoring pelaksanaan MBG dilakukan secara rutin. Namun, hingga kini belum jelas penyebab rendahnya serapan anggaran. Padahal program itu menargetkan 82,9 juta penerima manfaat.

“Nanti sebulan sekali kami akan jumpa pers dengan Kepala MBG. Kalau penyerapannya jelek, dia yang jelasin ke publik, saya duduk di sebelahnya,” kata Purbaya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Rabu (11/9).

Purbaya menegaskan, tak ingin belanja pemerintah kembali berjalan lambat. Menurutnya, percepatan belanja menjadi kunci mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...