United Tractors (UNTR) Makin Serius Masuk Bisnis Emas, Bagaimana Prospeknya?

Nur Hana Putri Nabila
17 September 2025, 11:34
Mertabe, UNTR
Dok. Agincourt
Tambang Mertabe, salah satu bisnis tambang emas UNTR yang telah berjalan.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT United Tractors Tbk (UNTR) baru saja mengumumkan rencana akuisisi anak usaha PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB)
 dengan nilai transaksi mencapai US $540 juta atau setara Rp 8,85 triliun. Para analis melihat rencana akuisisi tambang emas ini dapat menjadi sentimen positif bagi pergerakan saham UNTR.

Melalui anak usahanya, PT Danusa Tambang Nusantara (DTN), UNTR menandatangani conditional sale and purchase agreement (SPA) dengan PT J Resources untuk mengakuisisi 100% saham PT Arafura Surya Alam (ASA) senilai US$540 juta. Transaksi yang ditargetkan rampung pada Desember 2025 ini diperkirakan sepenuhnya menggunakan kas internal. 

Anak usaha UNTR lainnya, PT Energia Prima Nusantara (EPN) juga meneken perjanjian dengan pemegang saham individu Jimmy Budiarto. EPN akan membeli 0,00004% saham ASA serta 0,2% saham PT Mulia Bumi Persada (MBP), perusahaan yang dimiliki bersama oleh ASA dan Jimmy.

Adapun ASA saat ini  mengantongi izin usaha pertambangan operasi produksi (IUPOP) untuk Proyek Doup, berupa konsesi tambang emas terbuka seluas 4.000 hektare di Sulawesi Utara. Proyek ini diperkirakan memiliki sumber daya emas sebesar 3,1 juta ons dan cadangan 1,6 juta ons dengan kadar bijih 1,28 g/t. Akuisisi ini memberikan gambaran valuasi EV/sumber daya sekitar US$ 174 per ons, lebih tinggi dibanding rata-rata transaksi sebelumnya di kisaran US$ 150 per ons.

Kenaikan Produksi Doup 

Indo Premier Sekuritas menilai, proyek Doup yang saat ini masih dalam tahap konstruksi membutuhkan tambahan belanja modal sekitar US$ 400 juta agar bisa berproduksi pada 2028. Pada kapasitas penuh, tambang ini diproyeksikan menghasilkan 140–155 ribu ons emas per tahun, sehingga produksi emas gabungan UNTR berpotensi melampaui 400 ribu ons.

Selain itu, analis Indo Premier juga menyebut Proyek Doup akan menggunakan metode Carbon-in-Leach (CIL) dengan tingkat recovery sekitar 90% serta estimasi AISC di US$ 1.500–1.600/oz dan belanja pemeliharaan sekitar US$ 7 juta. 

Dengan asumsi harga emas US$ 3.600/oz, proyek ini diperkirakan berkontribusi hingga Rp 3,3 triliun terhadap laba bersih United Tractors tahun buku 2028. Secara total, bisnis emas UNTR diperkirakan menyumbang sekitar Rp 10 triliun atau 50% dari laba bersih FY28F.

Rekomendasi Saham UNTR

Indo Premier Sekuritas menaikkan estimasi laba full year 2025 sebesar 5% untuk mencerminkan potensi keuntungan dari divestasi BBM dan PJU pada kuartal kedua 2025. Selain itu, Proyek Doup juga telah dimasukkan dalam valuasi SOTP berdasarkan biaya akuisisi, sambil menunggu perkembangan proyek hingga memasuki tahap produksi.

“Kami memandang akuisisi ini positif bagi UNTR karena sejalan dengan visi jangka panjang manajemen untuk diversifikasi dari batu bara, sementara fokus baru pada TSR juga tampaknya mulai diimplementasikan,” ujar analis Indo Premier Reggie Parengkuan dan Ryan Winipta dalam risetnya, dikutip Rabu (17/9). 

Indo Premier Sekuritas menilai, risiko eksekusi relatif terbatas berkat rekam jejak UNTR dalam mengelola tambang Martabe. Dari pertimbangan tersebut, mereka menaikkan target harga UNTR menjadi Rp 27.000 dari sebelumnya Rp 24.000.

Indo premier pun tetap merekomendasikan hold terhadap saham UNTR, sebab prospek dari akuisisi Proyek Doup dan fokus pada total shareholder return (TSR) dianggap sudah cukup tercermin dalam reli saham belakangan ini yang naik 27% sejak level terendah Juni 2025. Selain itu, valuasi UNTR saat ini diperdagangkan pada level wajar, yakni 6x P/E FY25F.

“Risiko utama adalah harga batu bara yang lesu, yang bisa menekan margin TTA dan menurunkan volume Pama,” tulis riset Indo Premier. 

Analis Sucor Sekuritas  Yoga Ahmad Gifari, memperkirakan Proyek Doup akan memberikan kontribusi signifikan bagi kinerja UNTR. Dengan asumsi produksi 150 ribu ons, harga jual rata-rata US$ 3.700/oz, dan biaya tunai US$1.900/oz, laba bersih yang dihasilkan diperkirakan mencapai Rp 2,8 triliun pada 2027 atau sekitar 13% dari total laba UNTR.

Ia menilai emas telah menjadi pilar penting bagi UNTR, tercermin dari kontribusi 12% terhadap pendapatan dan 14% terhadap laba bersih pada kuartal kedua 2025, naik dari 8% dan 7% pada periode yang sama tahun lalu. Kenaikan ini ditopang oleh peningkatan volume serta lonjakan harga emas sebesar 39% secara tahunan. 

“Kehadiran Proyek Doup diproyeksikan akan mempercepat perubahan struktural tersebut,” tulis Yoga dalam risetnya, dikutip Rabu (17/9). 

Sucor Sekuritas pun mempertahankan rekomendasi beli saham UNTR dengan target harga Rp 39.500 per saham, yang mencerminkan valuasi 2025F P/E sebesar 5,3x. UNTR dinilai tetap menjadi pilihan investasi dengan diversifikasi usaha yang solid, arus kas bebas yang kuat, posisi kas bersih sehat, serta imbal hasil dividen yang menarik sekitar 8%.

“Akuisisi Doup meningkatkan visibilitas laba jangka panjang, mengurangi volatilitas, dan memperkuat ketahanan portofolio,” ucap Yoga. 

 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...