Laba BSI (BRIS) Naik 10% Jadi Rp 3,7 Triliun, Pembiayaan Tumbuh Kencang

Agustiyanti
19 September 2025, 06:51
BSI, bank syariah indonesia, laba bSI
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom.
Ilustrasi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mencatatkan laba bersih pada semester I 2025 mencapai Rp 3,7 triliun, naik 10,21% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kinerja laba, antara lain ditopang oleh penyaluran pembiayaan yang tumbuh 13,93% secara tahunan menjadi Rp 293 triliun. 

Berdasarkan laporan keuangan yang audited yang dipublikasikan perseroan pada Jumat (19/9), pendapatan dari penyaluran dana berhasil naik 17,8% dari Rp 12,64 triliun menjadi Rp 14,9 triliun. Sedangkan beban bagi hasil juga naik dari Rp 3,86 triliun menjadi 4,61 triliun sehingga pendapatan setelah bagi hasil terkerek 17% menjadi Rp 10,29 triliun. 

Perusahaan juga membukukan kinerja pendapatan berbasis komisi atau fee based income yang kuat pada semester I 2025, naik 18,37% menjadi Rp 2,94 triliun. Adapun kinerja operasional bersih lainnya secara keseluruhan mencatatkan beban bersih Rp 5,34  triliun, naik dibandingkan semester I 2024 Rp 4,28 triliun.

Kenaikan beban operasional, antara lain didorong oleh beban biaya pencadangan atau impairment yang naik dari Rp 1,1 triliun menjadi Rp 1,3 triliun. Namun, rasio pembiayaan bermasalah atau nonperforming financing/NPF BRIS terpantau membaik. NPF gross perusahaan turun dari 1,99% menjadi 1,87%, sedangkan NPF nett turun dari 0,56% menjadi 0,54%. 

Di sisi lain, BRIS mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga atau DPK lebih lambat dibandingkan pembiayaan pada semester I 2025 mencapai 8,83% menjadi Rp 323 triliun. Rasio pembiayaan terhadap DPK pun naik 86,68% menjadi 90,75%.

Rencana Spin Off BRIS dari Bank BUMN

Pemerintah sebelumnya mengkonfirmasi terkait rencana pemisahan atau spin off BRIS dari BMRI untuk menjadi entitas langsung di bawah Danantara. Meski sudah diwacanakan, rencana spin off ini tak masuk dalam agenda RUPSLB Bank Mandiri awal bulan lalu. 

Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto sebelumnya menilai aksi spin off ini dapat memberikan sentimen positif jika benar direalisasikan. Ia juga menilai Bank Syariah Indonesia (BSI) memiliki prospek yang cukup solid ke depan,  terutama karena selektif dalam pengembangan bisnis.

Mayoritas saham BRIS saat ini digenggam oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencapai 51,47%. Sedangkan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) masing-masing menggenggam 23,47% dan 15,38% saham BRIS. 

Harga saham BRIS ditutup melemah 1,5% ke level Rp 2.610 pada perdagangan kemarin, Kamis (18/9). Harga sahamnya pun terpantau turun 5,78% dalam sebulan terakhir atau 4,4% sepanjang tahun ini.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...