Diversifikasi Bisnis, Bank Jago (ARTO) Jajaki Peluang Ekspansi Tabungan Emas
Emiten bank berbasis teknologi PT Bank Jago Tbk (ARTO) tengah melakukan diversifikasi bisnis dengan menjajaki ekspansi produk baru berupa tabungan emas digital. Inisiatif ini dinilai menjanjikan lantaran emas masih menjadi instrumen lindung nilai (safe haven) di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Head of Unit Usaha Syariah Bank Jago Waasi Sumintardja menyampaikan progres terbaru mengenai aksi korporasi tersebut. Dia menyatakan, perseroan sudah melakukan eksplorasi dan menemukan calon mitra yang tepat untuk menggarap bisnis tersebut. Meski demikian, ia belum bisa membeberkan lebih jauh siapa mitra tersebut.
“Kami sedang mengeksplorasi itu, sudah bekerja sama dengan mitranya, tapi belum bisa disebut siapa,” ujar Waasi dalam acara Forum Jurnalis Jagoan di Bandung, Jumat (19/9).
Ia menambahkan, fitur tabungan emas digital telah sampai pada tahap pengembangan dan masih terus berjalan. Meski begitu, ia juga tidak dapat menyebutkan kapan pastinya fitur tersebut akan diluncurkan. Sebab menurut Waasi, untuk menjajaki bisnis tersebut, perseroan mesti melalui proses yang cukup panjang dan kompleks karena melibatkan alur teknis hingga perizinan.
Bank Jago pun telah melakukan uji coba fitur tersebut kepada para pengguna bank digitalnya. Desain fitur tersebut juga telah serta komponen lainnya juga telah digarap.
“Tapi, biasanya kalau makin banyak masukan, waktu peluncurannya bisa bertambah panjang [semakin cepat diluncurkan], doakan saja mudah-mudahan fitur transaksi emas ini bisa segera muncul,” ujarnya.
Langkah diversifikasi produk ini melanjutkan ekspansi Bank Jago yang sebelumnya memperluas layanan melalui ekosistem PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), Bibit hingga Stockbit. Kolaborasi tersebut berkontribusi pada pertumbuhan bisnis perseroan dalam beberapa tahun terakhir.
Analis Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI) Muhamad Wafi juga menilai prospek Bank Jago masih menjanjikan karena model kolaborasi ekosistem yang adaptif dibandingkan persaingan tradisional.
Dengan mengintegrasikan layanan keuangan digital ke aplikasi yang dekat dengan generasi muda, Bank Jago dinilai mampu menjaring nasabah baru secara lebih efisien dan berpotensi membangun loyalitas jangka panjang.
Kinerja Semester I 2025
Berdasarkan laporan keuangannya, ARTO membukukan laba bersih pada semester pertama tahun ini mencapai Rp 127 miliar, melesat 154% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 49,9 miliar.
Kinerja laba, antara lain ditopang oleh pertumbuhan kredit yang mencapai 37%. Pendapatan bunga ARTO melesat 76,5% dari Rp 862 miliar menjadi Rp 1,52 triliun. Beban bunga juga turut naik dari Rp 199,2 miliar menjadi Rp 421,8 miliar. Namun, pendapatan bunga bersih berhasil naik 49% dari Rp 778 miliar menjadi Rp 1,16 triliun.
Kenaikan pendapatan bunga sejalan dengan kredit yang naik dari Rp 15,7 triliun pada semester I 2024 menjadi Rp 21,4 triliun. Direktur Utama Bank Jago,Arief Harris Tandjung menjelaskan, penyaluran kredit Bank Jago dilakukan dengan mengandalkan strategi kolaborasi dengan berbagai mitra dan dilakukan prinsip kehati-hatian tercermin dari rasio kredit bermasalah atau NPL gross di level 0,3%.
Adapun pada kuartal kedua 2025, laba bersih ARTO mencapai Rp 67 miliar, meningkat 11% secara kuartalan dan 136% secara tahunan, rekor laba kuartalan tertinggi sepanjang sejarah Bank Jago.
