Wall Street Jeblok Setelah Nvidia Suntik OpenAI

Karunia Putri
24 September 2025, 06:00
Wall Street melemah, nvidia suntik openai us$ 100 miliar,
NYSE
Bursa efek New York atau Wall Street
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Indeks bursa Wall Street di Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan Selasa (23/9) waktu setempat. Tekanan terjadi setelah investor mulai meragukan keberlanjutan tren penguatan saham berbasis AI, terutama setelah Nvidia menyuntik OpenAI.

Indeks S&P 500 turun 0,55% ke level 6.656,92, setelah sempat mencetak rekor intraday baru di awal sesi dan rekor penutupan sehari sebelumnya.

Nasdaq Composite terkoreksi hampir 1% ke posisi 22.573,47, dengan pelemahan dipimpin saham-saham AI seperti Nvidia dan Amazon.

Sementara itu, Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 88,76 poin atau 0,19% ke 46.292,78.

Saham Nvidia anjlok 2,8% sehari setelah mengumumkan investasi US$ 100 miliar di OpenAI. Aksi INI sempat mendorong reli pasar, namun belakangan investor menilai kesepakatan itu menyerupai fenomena gelembung dot-com. 

Kekhawatiran juga muncul mengenai kecukupan energi untuk menopang ambisi pertumbuhan Nvidia dan OpenAI.

Saham Oracle turut terkoreksi 4,4% setelah melonjak 50% lebih dalam tiga bulan terakhir, berkat optimisme proyeksi penjualan berbasis AI.

“Meskipun reaksi awal terhadap investasi Nvidia di OpenAI positif, investor segera menyadari bahwa Nvidia bisa jadi merupakan satu-satunya pilihan OpenAI untuk mendapatkan modal yang dibutuhkan saat ini,” ujar Kepala Riset Teknologi DA Davidson, Gil Luria dikutip dari CNBC Internasional, Rabu (24/9).

Menurut Luria, komitmen OpenAI sudah melampaui kapasitas, sehingga Nvidia kemungkinan menjadi satu-satunya investor ekuitas yang bersedia menopang pendanaan.

Dari sisi kebijakan moneter, pernyataan Ketua The Federal Reserve Jerome Powell turut memperburuk sentimen. Powell menilai valuasi harga ekuitas saat ini cukup tinggi dan menegaskan arah pemangkasan suku bunga masih belum jelas.

Meski begitu, sebagian pasar mampu menahan pelemahan lebih dalam. Indeks Russell 2000 yang berisi saham berkapitalisasi kecil sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa, terdorong ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed minggu lalu. Namun, indeks tersebut akhirnya ditutup turun 0,2%.

Investor menanti rilis data indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) pada Jumat, indikator inflasi yang menjadi acuan utama The Fed.

Selain itu, pelaku pasar mencermati dinamika politik Amerika Serikat menjelang tenggat 30 September. Risiko penutupan pemerintahan (government shutdown) meningkat setelah Senat menolak proposal pendanaan sementara dari Partai Republik maupun Demokrat. 

Pada hari yang sama, Donald Trump membatalkan rencana pertemuan dengan pimpinan Demokrat di Kongres, dengan alasan pertemuan tersebut tidak akan produktif.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...