Bank Syariah Nasional (BSN) Resmi Diluncurkan, BTN (BBTN) Kucurkan Modal Rp6,5 T
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) resmi meluncurkan unit usaha BTN Syariah menjadi PT Bank Syariah Nasional (BSN). Pemisahan unit usaha dilakukan setelah akuisisi Bank Victoria Syariah dan perubahan nama menjadi BSN.
Direktur Utama BSN, Alex Sofjan Noor, menyampaikan BSN telah memperoleh izin operasional dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Kamis (2/10). BSN juga memperkenalkan identitas barunya sebagai bank syariah yang diharapkan menjadi motor penggerak masa depan industri keuangan syariah di Indonesia.
Menurut Alex, nama Bank Syariah Nasional mencerminkan visi besar untuk melayani seluruh lapisan masyarakat. Sementara kata “Nasional” menegaskan jangkauan yang luas, kepercayaan, serta kredibilitas. Adapun identitas “Syariah” merupakan komitmen untuk senantiasa menjalankan prinsip-prinsip syariah dengan integritas dan profesionalisme.
Ia menambahkan, logo BSN mengadopsi desain korporat BTN dengan sentuhan konstruksi yang berani dan dinamis. Alex menjelaskan bahwa simbol bintang dengan lima sudut pada logo BSN merepresentasikan nilai Keadilan, Keberkahan, Keberagaman, Keberlanjutan, dan Kebaruan. Bintang tersebut juga mencerminkan profesionalisme dan integritas dalam menerapkan prinsip syariah.
"Logo BSN ini mewakili semangat modernisasi, inovasi, dan relevansi dengan perkembangan zaman. Penggunaan huruf kecil melambangkan sikap humble/rendah hati, ramah, dan mudah didekati," ujar Alex dalam keterangannya, Kamis (2/10).
BSN Kantongi Modal Rp 6,5 T, Aset Bisa Tembus Rp 70 Triliun
Setelah resmi berdiri, BTN selanjutnya bakal mengguyur modal ke anak usaha syariah (UUS) BTN Syariah atau kini namanya menjadi Bank Syariah Nasional (BSN) sebesar Rp 6,5 triliun. Tak hanya itu, aset BSN juga diproyeksikan mencapai hingga Rp 70 triliun.
Direktur Utama BTN, Nixon L.P. Napitupulu, menjelaskan bahwa setelah pemisahan (spin off), modal awal BSN berasal dari tiga sumber. Pertama, kas sebesar Rp 1,6 triliun sudah tercatat di BSN.
Kedua, sekitar Rp 4 triliun yang ada di neraca Unit Usaha Syariah (UUS) atau yang disebut rekening antar kantor (RAK), merupakan modal awal saat UUS dibentuk 20 tahun lalu. Sisanya, tambahan setoran modal sekitar Rp 1–1,5 triliun yang akan disuntikkan nanti usai spin off. Ia menyebut modal ini akan menjaga Capital Adequacy Ratio (CAR) di kisaran 18–20% setelah spin off. Tak hanya itu, ia juga memproyeksikan pada November 2025 mendatang, aset BSN berada di sekitar Rp 68–Rp 70 triliun.
“Jadi waktu spin off kami akan masukin modal dulu, baru pindah menaruhnya, supaya dia CAR-nya terjaga. Karena di Bank, rasio modal itu adalah salah satu yang utama. Makanya banking is one of the capital incentive industry,” kata Nixon dalam Media Gathering BTN di Bandung, Jumat (19/9).
BTN juga memastikan BSN dapat beroperasi penuh pada tahun ini. Proses pemisahan atau spin off unit usaha syariah (UUS) BTN ke PT Bank Syariah Nasional (BSN) ditargetkan rampung pada akhir Oktober atau awal November tahun ini.
