Bos BSI (BRIS) Targetkan Bisnis Emas Capai Rp 100 Triliun, Bagaimana Kinerjanya?

Nur Hana Putri Nabila
8 Oktober 2025, 16:58
BSI
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom.
Pegawai menghitung uang di kantor cabang Bank Syariah Indonesia (BSI) di Jakarta, Kamis (4/9/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) BSI menargetkan bisnis emas perusahaannya bisa menembus Rp 100 triliun pada 2030 mendatang. Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo, mengatakan hingga saat ini total bisnis emas milik BSI senilai Rp 17 triliun. 

“Karena kami lima tahunan (targetnya), jadi mulai beli emas, nabung emas, cicil, dan gadai itu bisnisnya total Rp 17 triliun,” kata Anggoro kepada wartawan ketiak ditemui di Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025, JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Rabu (8/10). 

Sejak peluncuran Bullion Bank atau bank emas, Rosan menyampaikan bahwa dari Februari hingga September 2025, BSI telah menghimpun tabungan emas sebanyak 1,1 ton dari sekitar 200 ribu nasabah.

Kilau Kinerja Laba BSI Semester I 2025

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 3,74 triliun pada semester pertama 2025, naik 10,21% secara tahunan (yoy).  Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo menjelaskan, bisnis emas serta layanan haji dan umrah menjadi pendorong utama pertumbuhan bisnis perusahaan pada paruh pertama tahun ini. 

Anggoro menjelaskan, kinerja solid tersebut merupakan hasil konsistensi BSI dalam memperkuat bisnis khas bank syariah melalui pengembangan emas dan ekosistem islami. 

‘’Bisnis juga tentu saja didukung transformasi digital sehingga memudahkan nasabah mengakses layanan,” ujarnya pada Paparan Kinerja BSI Triwulan II 2025 secara virtual, Senin (22/9).   

Hingga kuartal kedua 2025, pembiayaan BSI juga tumbuh 13,93% (YoY) atau lebih tinggi dibandingkan industri perbankan nasional, dengan outstanding mencapai Rp 293,24 triliun. Mayoritas pembiayaan masih ditopang segmen ritel dan konsumer, termasuk emas, senilai Rp 211,78 triliun atau 72,22% dari total pembiayaan.  Sedangkan pembiayaan segmen wholesale berkontribusi 27,78%. 

Adapun bisnis emas menjadi motor pertumbuhan dengan lonjakan pembiayaan mencapai 88,25% secara tahunan menjadi Rp 16,88 triliun. Secara terperinci, cicil emas tumbuh 155,41% menjadi Rp 9,09 triliun dan gadai emas naik 44,08% menjadi Rp 7,79 triliun. Torehan ini mendorong pembiayaan konsumer meningkat 16,20% dengan outstanding Rp 162,19 triliun.




Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...