IHSG Cetak Rekor Tembus 8.200 di Tengah Kunjungan Purbaya ke BEI
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor tertinggi atau all time high (ATH) di level 8.207 di tengah kunjungan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa ke Bursa Efek Indonesia.
Rekor tertinggi IHSG pada perdagangan tengah hari atau intraday terjadi pukul 11:04 WIB. IHSG menguat 0,51% dan kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 15.498 triliun.
Purbaya dalam kunjungan terseut mengaku optimistis dengan kinerja IHSG dalam beberapa tahun ke depan. “Saya pikir IHSG akan cenderung naik terus mungkin 10 tahun lagi seperti yang saya bilang tadi, jadi in short IHSG to the moon,” kata Purbaya kepada wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (9/10).
Purbaya dalam kesempatan itu juga mengatakan bahwa Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman sempat meminta insentif kepada pemerintah untuk meningkatkan gairah di pasar modal. Namun, Purbaya menegaskan, insentif akan dipertimbangkan jika BEI berhasil merapikan perilaku investor pasar modal.
“Saya bilang, akan berikan insentif kalau Anda (Iman) sudah merapikan perilaku investor di pasar modal. Artinya, yang goreng-gorengan dikendalikan, supaya investor kecil terlindungi, baru saya pikir insentifnya,” kata Purbaya kepada wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (9/10).
Purbaya menyoroti masih maraknya praktik “goreng-gorengan” saham yang merugikan investor kecil tanpa ada tindakan kepada para pelakunya. Ia menegaskan, penertiban terhadap praktik tersebut harus dilakukan.
Saat ini, menurut dia, pihaknya juga tengah melakukan aksi bersih-bersih di Kementerian Keuangan. Salah satu yang sudah dilakukan adalah memecat pegawai pajak yang menyalahi kewenangan.
Karena itu, ia juga berharap penertiban dapat dilakukan BEI di pasar modal. Setelah itu, pemerintah akan mempertimbangkan bentuk insentif yang sesuai.
“Tapi kalau saya sudah merapikan masih ada masalah lagi, dia (Dirut BEI) bisa menghadap saya lagi,” katanya.
Ia menegaskan bahwa fokus utamanya saat ini bukan hanya untuk mendorong pasar modal, tetapi memperkuat perekonomian Indonesia. Menurutnya, pemerintah ,masih memiliki ruang fiskal yang cukup untuk mengucurkan dana jika diperlukan. Meurut dia, pasar saham akan ikut menguat jika ekonomi tumbuh baik karena menggambarkan ekspektasi investor terhadap prospek perekonomian ke depan.
“Kan likuiditas baru kurang dari satu bulan jalan, enggak mungkin tiba-tiba lari, tapi mereka bisa hitung ke depan akan seperti apa ekonominya,” tambah Purbaya.
Purbaya Yudhi Sadewa menyambangi Bursa Efek Indonesia atau BEI pada Kamis (9/10) pagi. Ia mengaku diundang kuntuk berdialog dan mendengarkan suara pasar dari perusahaan tercatat atau emiten di BEI.
“Saya diundang ke sini untuk dialog, mendengarkan suara pasar (investor). Bisa macam-macam (obrolannya). Sepertinya mereka minta insentif,” kata Purbaya.
