Jurus Danantara Selamatkan Krakatau Steel (KRAS), Restrukturisasi hingga Injeksi
Chief Operating Officer Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara, sekaligus Kepala Badan Pengaturan Badan Usaha Milik Negara Dony Oskaria mengungkap rencana Danantara untuk menyehatkan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS).
Dony menjelaskan, saat ini Danantara sedang melakukan restrukturisasi secara menyeluruh terhadap bisnis Krakatau Steel. Mulai dari menilai model usaha perusahaan hingga meninjau nilai kompetitif di tengah persaingan bisnis baja dengan Cina.
“Kita akan lakukan juga proses restrukturisasi. Karena problem yang dihadapi oleh Krakatau Steel ini hutangnya cukup besar ya,” kata Dony dalam paparan New Economic Order di Jakarta, Kamis (9/10).
Dia melanjutkan, Danantara akan menginjeksi dana kepada Krakatau Steel untuk modal kerja perseroan. Kendati demikian, Dony menegaskan, Danantara tetap akan memastikan bahwa modal kerja yang diberikan dimanfaatkan dengan efektif. Selain itu, holding BUMN ini juga akan memperbaiki manajemen KRAS secara komprehensif.
“Kita lihat juga bagaimana mereka menjalankan bisnis selama ini, siapa aja buyer-nya, apa kekuatan value proposition daripada perusahaannya. Ini juga kita satu persatu kita bereskan,” kata dia.
Dony menjelaskan, saat ini seluruh BUMN akan dikonsolidasikan di bawah Danantara Asset Management yang berperan sebagai super holding BUMN. Tujuannya agar antar satu perusahaan dengan yang lain akan saling membantu.
"Seluruh keuntungan ini dikonsolidasikan disini, bisa membantu satu sama lain selama perusahaan itu memiliki prospek yang baik," ujarnya.
Sementara itu, dalam pengumuman teranyar, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) akan mendapatkan injeksi dana dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara. KRAS menyatakan sedang mengajukan permohonan dukungan dana dari Danantara sebesar US$ 500 juta atau setara dengan Rp 8,30 triliun.
Corporate Secretary Krakatau Steel, Fedaus menjelaskan, dana tersebut dalam jangka pendek akan disalurkan melalui skema Pinjaman Pemegang Saham (PPS) sebesar US$ 250 juta.
Dana itu digunakan untuk mendukung kebutuhan operasional utama, seperti pembelian bahan baku slab baja untuk pabrik Hot Strip Mill (HSM), hot rolled coil (HRC) dan cold rolled coil full hard (CRC F/H) di pabrik CRM PT KBI serta HRC untuk pabrik pipa baja PT KPI dan produk baja turunan lainnya.
Fedaus menambahkan, penggunaan dana akan disesuaikan dengan kebutuhan modal kerja masing-masing fasilitas berdasarkan cash conversion cycle.
“Selanjutnya, KRAS juga akan mengajukan tambahan hingga US$ 500 juta dalam bentuk lain untuk penyelesaian restrukturisasi PTKS setelah mendapatkan kesepakatan dengan pihak perbankan,” ujarnya dalam keterbukaan informasi BEI dikutip Kamis (9/10).
Lebih jauh, Fedaus mengatakan, jika Danantara benar memberikan dukungan dana tersebut, KRAS akan memanfaatkannya untuk pengadaan bahan baku yang selama ini dibiayai oleh pihak ketiga (financier).
Pendanaan dari pihak ketiga ini memiliki bunga lebih tinggi dibanding fasilitas perbankan dan disertai sejumlah batasan dari masing-masing financier. Akibatnya, biaya pendanaan menjadi tambahan pada harga perolehan bahan baku.
“Melalui dukungan Danantara, KRAS akan beroperasi lebih optimal sekaligus mengurangi beban biaya bahan baku yang sebelumnya menggunakan pembiayaan dari pihak ketiga,” katanya.
Perseroan menilai, dukungan pembiayaan ini berpotensi meningkatkan EBITDA hingga US$ 31,9 juta, sehingga menciptakan nilai tambah signifikan bagi seluruh entitas grup. Dengan terjaminnya modal kerja untuk fasilitas HSM, KRAS dapat memenuhi kewajiban restrukturisasi Tranche A menggunakan kas operasional perusahaan dari kegiatan bisnis HSM.
