Wall Street Loyo Jelang Musim Laporan Keuangan Kuartal Ketiga

Karunia Putri
10 Oktober 2025, 06:33
Bursa Wall Street, wall street, investor, konsolidasi
ANTARA
Ilustrasi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Bursa saham Amerika Serikat, Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Kamis (9/10) waktu setempat. Pelemahan terjadi karena investor yang kekurangan data ekonomi maupun katalis pasar, memilih berkonsolidasi menjelang dimulainya musim laporan keuangan kuartal ketiga.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 243,36 poin atau 0,52% menjadi 46.358,42. Indeks S&P 500 turun 18,61 poin atau 0,28% ke level 6.735,11, sedangkan Nasdaq Composite terkoreksi 18,75 poin atau 0,08% ke posisi 23.024,63.

S&P 500 dan Nasdaq terkoreksi tipis setelah mencatat rekor penutupan tertinggi pada Rabu (8/10), sedangkan Dow Jones mencatatkan penurunan terdalam di antara ketiganya.

“Siklus pendapatan sudah di depan mata, dan kita masih menunggu dan melihat apakah kita akan melihat tingkat konsistensi pertumbuhan pendapatan yang sama pada kuartal mendatang seperti yang kita lihat dalam dua kuartal terakhir,” ujar Matthew Keator, Managing Partner di salah satu Keator Group, dikutip dari Reuters, Jumat (10/10).

Keator menjelaskan, ketidakpastian akibat minimnya data dari Washington dan arah kebijakan The Federal Reserve (The Fed) turut mendorong aksi ambil untung di pasar.

Pelemahan Wall Street terjadi di tengah jeda setelah reli panjang yang banyak didorong oleh euforia terhadap saham teknologi kecerdasan buatan (AI). Kenaikan tajam tersebut telah menimbulkan kekhawatiran terbentuknya gelembung harga saham yang bisa memicu koreksi lebih dalam.

Akhir pekan ini menandai tiga tahun perjalanan pasar bullish. Indeks S&P 500 mencapai titik terendah siklusnya pada 12 Oktober 2022, setelah periode pengetatan moneter The Fed. 

Sejak itu, indeks acuan tersebut telah melonjak hampir 90%, terutama didorong oleh saham-saham teknologi raksasa. Namun, sejarah menunjukkan bahwa pasar bullish kali ini masih berpotensi berlanjut.

Sementara itu, penutupan sebagian (shutdown) pemerintahan Amerika Serikat kini memasuki hari kesembilan. Hal ini menyebabkan pelaku pasar kehilangan akses ke sejumlah data ekonomi penting.

Dengan musim laporan keuangan yang segera dimulai, investor kini menanti sinyal dari pejabat The Fed terkait kemungkinan penurunan suku bunga menjelang akhir tahun.

Presiden The Fed New York, John Williams, dalam wawancara dengan The New York Times menyatakan akan mendukung langkah penurunan suku bunga tambahan sebelum akhir tahun untuk mengantisipasi pelemahan pasar tenaga kerja.

Alat CME FedWatch mencatat, pasar memperkirakan peluang sebesar 94,6% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin dalam rapat 28–29 Oktober mendatang.

Dari 11 sektor utama dalam S&P 500, sektor material mencatat penurunan terdalam, sedangkan barang kebutuhan pokok konsumen menjadi satu-satunya sektor yang menguat.

Saham-saham perumahan dan konstruksi juga melemah lebih dari 2%, dipicu kekhawatiran terhadap penurunan margin dan permintaan pasar.

Musim laporan keuangan kuartal ketiga akan dimulai pekan depan. JPMorgan Chase, Goldman Sachs, Citigroup, dan Wells Fargo dijadwalkan merilis laporan keuangannya pada Selasa mendatang.

Analis memperkirakan, laba perusahaan di indeks S&P 500 tumbuh 8,8% secara tahunan pada periode Juli–September, melambat dibandingkan pertumbuhan 13,8% pada kuartal kedua dan 9,1% pada prriode yang sama tahun lalu, menurut data LSEG.

Di Bursa Efek New York (NYSE), jumlah saham yang turun melebihi yang naik dengan rasio 2,91:1. Tercatat 354 saham menyentuh harga tertinggi baru dan 91 saham mencetak harga terendah baru. Sementara di Nasdaq, 1.694 saham naik dan 2.966 saham turun, dengan rasio penurunan terhadap kenaikan 1,75:1.

S&P 500 mencatat 20 titik tertinggi baru dalam 52 minggu terakhir dan 11 titik terendah baru, sedangkan Nasdaq Composite mencatat 133 titik tertinggi baru dan 66 titik terendah baru.

Volume perdagangan di bursa AS tercatat 20,44 miliar saham, sedikit lebih tinggi dari rata-rata 19,75 miliar saham dalam 20 hari terakhir.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...