Profil MBSS Dirumorkan akan Dicaplok Prajogo hingga Grup Salim, Intip Prospeknya

Nur Hana Putri Nabila
18 Oktober 2025, 07:05
Grup Salim
PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS)
PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS)
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) tengah disorot lantaran disebut-sebut jadi incaran para taipan Tanah Air. Yang terbaru, konglomerat Prajogo Pangestu dirumorkan bakal mengakuisisi Mitrabahtera lewat entitas bisnis PT Petrosea Tbk (PTRO). 

Tak hanya Prajogo, Grup Salim yang merupakan perusahaan konglomerasi berkelas dunia juga dikabarkan menaruh minat terhadap Mitrabahtera. Adapun Mitrabahtera Segara merupakan perusahaan pelayaran di Indonesia yang berfokus pada sektor energi, khususnya pengangkutan batu bara. 

Dengan pengalaman lebih dari 25 tahun, sebagian besar klien MBSS adalah produsen batu bara kelas utama di Indonesia. Emiten ini didirikan di Jakarta pada tahun 1994,dan awalnya beroperasi sebagai perusahaan pelayaran. 

Seiring waktu, MBSS kemudian memperluas fasilitas, armada, dan cakupan layanannya hingga berkembang menjadi penyedia jasa logistik dan transportasi. Pada tahun 2011, MBSS resmi menjadi perusahaan publik dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Saat ini, MBSS tercatat memiliki beberapa anak perusahaan yang bergerak di bidang pelayaran. Empat di antaranya adalah PT Mitra Galley Segara Sejati (MGSS) yang didirikan pada tahun 2008, PT Mitra Alam Segara Sejati (MASS) yang berdiri pada tahun 2010, PT Mitra Hartono Sejati (MHS) yang berdiri tahun 2005, dan PT Transship Teknik Solusi yang berdiri sejak 2017.

Soal kabar masuknya Grup Salim ke MBSS memang sempat beredar di kalangan investor.  Namun, kabar tersebut dibantah oleh Presiden Komisaris PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) sekaligus Presiden Direktur PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS), Agoes Projosasmito. Agus yang merupakan orang di lingkaran Salim ini  menyebut rumor itu tidak benar sama sekali.

Tak lama berselang, muncul lagi kabar bahwa konglomerat RI Prajogo Pangestu akan masuk lewat PTRO. Kabar itu mencuat seiring dengan sejumlah aksi korporasi yang dilakukan Petrosea dalam memacu kinerja usaha.  

Namun manajemen MBSS menepis kabar ihwal rencananya untuk mencoba akuisisi emiten pengangkutan minyak PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS). “Engga, soal MBSS (akuisisi) tidak benar sama sekali,” kata Presiden Direktur Petrosea, Michael, ketika dihubungi Katadata.co.id, seperti dikutip Jumat (17/10). 

Senada dengan Michael, Corporate Communication Grup Barito Pacific, Angelin Sumendap juga mengatakan hal serupa bahwa tidak ada rencana untuk akuisisi MBSS. Petrosea merupakan salah satu entitas di bawah PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang bergerak di bidang jasa pertambangan, gas dan minyak bumi serta konstruksi.  

Sebelumnya beredar rumor di pasar bahwa Petrosea berencana menggabungkan layanan jasa tambang dengan logistik laut milik PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS). Aksi ini disebut dapat menurunkan biaya angkut, memperbaiki jadwal pengiriman, dan membuat arus kas lebih stabil. 

Dalam rumor tersebut juga disebutkan rencana ini bakal menjadi kolaborasi antara Prajogo Pangestu dan Andrew Zhu. Prajogo, melalui PTRO, dinilai membawa kekuatan operasional serta akses pendanaan (terkait momentum masuknya ke indeks MSCI), sekaligus membuka peluang bagi grupnya untuk memperluas bisnis ke sektor pertambangan bauksit.

Prospek Kinerja dan Saham MBSS

Di tengah rumor yang beredar, MBSS mencuri perhatian lantaran kinerja perusahaan yang cemerlang. Tim analis UOB Kay Hian Sekuritas menjelaskan kinerja semester pertama tumbuh signifikan. 

Berdasarkan risetnya, pendapatan perusahaan melonjak 27,6% yoy menjadi Rp 479,3 miliar dari periode yang sama sebelumnya sebesar Rp 375,5 miliar pada 2024. Laba bersih hingga semester pertama 2025 juga naik 56,1% yoy menjadi Rp 202,9 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 130,0 miliar. 

UOB Kay Hian menyatakan kinerja laba bersih 1H25 Perseroan yang solid diperkirakan dapat berlanjut hingga 2H25 ditopang oleh prospek harga batu bara pada musim dingin dan potensi keuntungan penjualan kapal-kapal lama yang diremajakan oleh Perseroan. 

“Perseroan menyatakan harga kapal bekas yang berumur 16-18 tahun sekitar Rp15-20 miliar,” tulis tim analis UOB Kay Hian Sekuritas dalam risetnya, dikutip Jumat (17/10).

Di samping itu,  MBSS menyiapkan belanja modal 2025 sebesar Rp 480 miliar hingga Rp 650 miliar. Berdasarkan riset UOB Kay Hian Sekuritas, dana tersebut akan digunakan untuk membeli delapan hingga sepuluh set kapal baru yang menggantikan armada lama berusia di atas 15 tahun.

Investasi per satu set kapal diperkirakan mencapai Rp 60 miliar – Rp 65 miliar, lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp 70 miliar – Rp 75 miliar per set. Seluruh kebutuhan belanja modal tahun ini akan dibiayai dari kas internal perusahaan. Per Juni 2025, posisi kas dan setara kas MBSS tercatat sebesar Rp 2,25 triliun.

UOB Kay Hian Sekuritas mengatakan bahwa manajemen memperkirakan pengiriman kapal baru membutuhkan waktu sekitar sembilan bulan. Efisiensi biaya operasional dari penggunaan kapal baru ini diproyeksikan mulai terasa tahun depan, seiring peningkatan margin laba.

Optimisme Kinerja Semester II 2025

Dalam riset tersebut juga menyampaikan, MBSS optimistis kinerja pada paruh kedua 2025 dapat melanjutkan tren positif semester pertama. Optimisme ini didukung oleh beberapa faktor, di antaranya tingkat utilisasi 43 kapal hingga September 2025 telah mencapai 100%, dan volume pengangkutan bijih nikel meningkat, sejalan dengan penguatan harga nikel global. 

Saat ini, kontribusi segmen nikel mencapai 40% dari total pendapatan semester I 2025. Selain itu, adanya faktor musiman berupa peningkatan permintaan batu bara pada musim dingin dan awal tahun karena kebutuhan restok industri menjelang 2026.

Tak hanya itu, hubungan kerja sama dengan pelanggan utama juga menjadi penopang stabilitas bisnis MBSS. Perusahaan memperpanjang kontrak pengangkutan batu bara dengan tambang milik Adaro Grup melalui skema one plus one year. Kerja sama dengan Adaro telah berjalan lebih dari 12 tahun dan saat ini menyumbang sekitar 60% dari total pendapatan MBSS.

Potensi Risiko dan Valuasi Saham

Di tengah pertumbuhan, UOB Kay Hian menyoroti potensi risiko dari rencana pemerintah yang mengubah pengajuan Rencana Bisnis dan Kerja (RBK) perusahaan tambang menjadi setiap tahun, dari sebelumnya tiga tahun sekali. Perubahan ini berpotensi menunda proses persetujuan dan menghambat pengiriman produk tambang.

Meski begitu, UOB Kay Hian menyebut valuasi saham MBSS dinilai masih menarik. Emiten ini diperdagangkan pada rasio PE 2025 sebesar 7,98 kali, jauh di bawah rata-rata PE sektor transportasi laut yang mencapai 17,1 kali. 

Di sisi lain, risiko rendahnya likuiditas perdagangan saham masih membayangi, terlihat dari rata-rata transaksi tiga bulan terakhir yang hanya sekitar Rp 5,6 miliar per hari. Selain itu, MBSS belum memiliki rencana membagikan dividen dalam waktu dekat.

“Aspek teknikal. Grafik mingguan, harga saham membentuk candlestick bullish dan pergerakan sejumlah indikator terlihat positif. Pelaku pasar dapat melakukan aksi beli dengan target Rp 2.150,” tulis UOB Kay Hian dalam riset. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...