Disuntik Rp 30 T, Danantara Pede Garuda (GIAA) Mampu Cetak Laba Tahun Depan
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara Indonesia memproyeksi kinerja PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dapat kembali positif pada tahun depan. GIAA akan mendapatkan suntikan modal untuk memperbaiki kinerja keuangannya dari PT Danantara Asset Management (DAM) mencapai US$ 1,84 miliar atau setara Rp 30,31 triliun.
“Kalau berdasarkan forecasting-nya tahun depan itu Garuda sudah akan untung,” ujar Chief Operating Officer (COO) Danantara sekaligus Kepala BP BUMN Dony Oskaria Dony kepada wartawan di Kantor Kementerian Keuangan, Kamis (23/10).
Garuda hingga semester pertama tahun ini masih mencatatkan rugi bersih sebesar US$ 143,70 juta atau Rp 2,39 trililun hingga semester pertama 2025. Rugi GIAA membengkak 41,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$ 101,65 juta atau Rp 1,69 triliun.
Rugi yang membengkak seiring dengan pendapatan usaha perusahaan yang turun 7,1% dari US$ 1,27 miliar pada semester I 2024 menjadi US$ 1,18 miliar atau Rp 19,73 triliun.
Namun, suntikan modal dari PT Danantara Asset Management (DAM) yang akan dilakukan melalui penambah modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement senilai US$ 1,84 miliar atau setara Rp 30,31 triliun diharapkan dapat memperbaiki kinerja keuangan perusahaan.
Dalam aksi ini, seluruh saham baru akan diserap oleh Danantara Asset Management selaku investor sekaligus kreditur perseroan. Dengan tidak adanya hak memesan efek bagi pemegang saham lain, porsi kepemilikan publik akan terdilusi signifikan, dari sekitar 27,46% menjadi hanya sekitar 5,03%.
Adapun Danantara nantinya akan tercatat sebagai pemegang saham terbesar di GIAA dengan kepemilikan sebanyak 59,03 miliar saham atau setara dengan 64,54% dari total saham yang beredar. Sedangkan pemerintah tetap bertindak sebagai pengendali dengan dengan kepemilikan 1 saham.
Dalam prospektus yang diterbitkan Garuda Indonesia di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Garuda Indonesia diperkirakan akan menerbitkan sebanyak 407.897.094.461 saham baru dengan harga pelaksana Rp 75 per saham.
Adapun aksi private placement ini akan dilakukan Danantara melalui dua skema. Pertama, setoran modal tunai sebanyak-banyaknya US$ 1,44 miliar atau Rp 23,66 triliun. Kedua, konversi pinjaman pemegang saham menjadi saham baru senilai US$405 juta atau Rp 6,65 triliun.
Garuda (GIAA) Gelar RUPSLB Lagi
Seiring dengan itu, Garuda Indonesia bakal menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Rapat digelar pada pada November 2025 mendatang tak berselang lama dari RUPSLB sebelumnya pada Rabu (15/10).
Manajemen Garuda Indonesia mengatakan dalam agenda acara tersebut perusahaan bakal mengambil persetujuan atas peningkatan modal melalui mekanisme private placement atau Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD).
"Mata acara ini merupakan tindak lanjut atas keputusan RUPSLB 30 Juni 2025 mengenai persetujuan rancangan restrukturisasi dalam rangka Penyehatan GIAA," ucap manajemen Garuda Indonesia dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Rabu (22/10).
Mata acara kedua adalah GIAA bakal melakukan pengalihan kekayaan bersih lebih dari 50%. Pengalihan kekayaan bersih ini mencakup pemindahtanganan dan penghapusbukuan aset pesawat, aset unused pesawat, hingga Low Value Asset (LVA) dan Unit Load Device (ULD).
Adapun mata acara ketiga, persetujuan pelimpahan kewenangan pengalihan kekayaan Garuda Indonesia. Terakhir, persetujuan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Garuda Indonesia.
