BBCA, BBRI hingga ASII Topang IHSG Naik 4,5% Sepekan, BRMS dan BREN Memberatkan

Ira Guslina Sufa
25 Oktober 2025, 10:10
Investasi Saham adalah IHSG
Pexels
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penguatan signifikan 4,5% sepanjang perdagangan pekan ini, 20–24 Oktober 2025. IHSG ditutup di level 8.271,72 pada perdagangan Jumat (24/10). 

Kenaikan IHSG terjadi seiring derasnya arus modal asing yang masuk senilai Rp 4,23 triliun. Nilai ini menjadi salah satu pekan terbaik bagi pasar saham domestik dalam dua bulan terakhir.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), kapitalisasi pasar meningkat 3,31% menjadi Rp 15.234 triliun. Meski begitu rata-rata nilai transaksi harian turun 18,85% menjadi Rp 22,28 triliun.

 “Sementara itu rata-rata frekuensi transaksi harian mengalami perubahan yaitu sebesar 12,91% menjadi 2,36 juta kali transaksi, dari 2,71 juta kali transaksi pada pekan lalu,” ujar Aulia Noviana Utami Putri, P.H. Sekretaris Perusahaan BEI dalam keterangan resmi seperti dikutip Sabtu (25/10). 

Saham Perbankan dan Konsumer Jadi Motor Utama

Lonjakan IHSG pekan ini ditopang oleh kinerja impresif saham-saham berkapitalisasi besar, terutama dari sektor perbankan, telekomunikasi, dan otomotif. Secara akumulatif, saham-saham utama penyumbang penguatan indeks berkontribusi lebih dari 300 poin terhadap IHSG.

Berikut 10 saham penopang utama (leaders) IHSG pekan ini:

  1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), naik 10,33%, kontribusi +72,47 poin
  2. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), naik 10,00%, kontribusi +57,07 poin
  3. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), naik 14,24%, kontribusi +44,69 poin
  4. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), naik 12,35%, kontribusi +41,28 poin
  5. PT Astra International Tbk (ASII), naik 16,89%, kontribusi +40,31 poin
  6. PT Jaya Real Property Tbk (RISE), naik 106,56%, kontribusi +24,49 poin
  7. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), naik 15,00%, kontribusi +19,35 poin
  8. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), naik 2,75%, kontribusi +10,00 poin
  9. PT DCI Indonesia Tbk (DCII), naik 3,36%, kontribusi +9,17 poin
  10. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), naik 33,16%, kontribusi +8,12 poin

Sektor properti dan real estate menjadi yang paling menguat dengan lonjakan 15,82%, disusul transportasi dan logistik naik 8,45%, serta keuangan yang menguat 5,76%. Di antara indeks sektoral, IDX High Dividend 20 mencatat kenaikan tertinggi 10,11%, menandakan meningkatnya minat investor terhadap saham berdividen tinggi.

Saham Tambang Tekan IHSG

Di sisi lain, laju penguatan IHSG tertahan oleh penurunan sejumlah saham sektor tambang dan teknologi. Turunnya harga logam dasar dan emas dunia turut memicu tekanan pada saham-saham pertambangan logam yang selama ini menjadi favorit investor.

Berikut 10 saham pemberat utama (laggards) IHSG pekan ini:

  1. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), turun 14,15%, kontribusi –17,61 poin
  2. PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), turun 32,17%, kontribusi –16,92 poin
  3. PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), turun 4,06%, kontribusi –10,31 poin
  4. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), turun 9,28%, kontribusi –6,25 poin
  5. PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), turun 11,65%, kontribusi –5,57 poin
  6. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), turun 1,34%, kontribusi –5,12 poin
  7. PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA), turun 4,71%, kontribusi –4,88 poin
  8. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), turun 5,13%, kontribusi –3,25 poin
  9. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), turun 6,38%, kontribusi –3,18 poin
  10. PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL),  turun 44,97%, kontribusi –2,35 poin

Sektor teknologi menjadi yang paling tertekan di bursa dengan penurunan 4,67%, diikuti bahan baku (basic materials) yang melemah 2,67%. Tekanan pada sektor tersebut membuat pergerakan IHSG tidak mampu menembus level tertingginya di 8.351 meskipun aliran dana asing masih deras.

Kuatnya arus masuk modal asing menjadi motor utama penggerak pasar pekan ini. Berdasarkan data BEI, investor asing mencatatkan beli bersih (net buy) sebesar Rp 4,23 triliun, meski secara tahun berjalan masih mencatat jual bersih (net sell) kumulatif Rp 47,3 triliun.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...