Daftar Emiten Hobi Bagi Dividen Jumbo, Bekal untuk Financial Freedom
Dividen bisa menjadi jalan menuju kebebasan finasial atau financial freedom bagi investor yang ingin uangnya tetap tumbuh tanpa repot mengejar harga saham. Beberapa emiten tercatat kerap membagikan dividen jumbo dengan imbal hasil atau yield yang menarik, bahkan jauh di atas bunga deposito bank besar.
Pembagian dividen umumnya terbagi menjadi dua, yakni dividen interim dan dividen final. Dividen interim adalah mekanisme pembagian dividen yang diberikan dalam jangka waktu sebelum pembukuan keuangan perusahaan akan ditutup atau waktunya masih berjalan.
Sedangkan dividen final merupakan mekanisme pembagian dividen setelah proses pembukuan keuangan perusahaan selesai. Nominal dividen yang diterima pemegang saham, ditentukan berdasarkan hasil RUPS dikurangi dengan dividen interim yang diterima sebelumnya.
Kedua mekanisme atau metode pembagian dividen ini bisa digunakan secara bersamaan dalam kurun waktu satu tahun.
Dengan begitu, investor akan menerima dua kali dividen dalam satu tahun. Namun, pada kenyataannya, tidak semua perusahaan menggunakan dua metode ini. Ada beberapa perusahaan yang hanya menggunakan metode dividen final saja.
Ada sejumlah emiten yang sebenarnya memiliki rerata imbal hasil atau yield dividen yang cukup menarik. Apalagi, di tengah tren penurunan harga saham emiten blue chip yang sempat terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
Saat ini, BEI memiliki indeks IDXHIDIV20, kelompok saham 20 emiten yang konsisten menyalurkan dividen tunai dengan imbal hasil tinggi. Konsistensi emiten dalam membagikan dividen dilihat dalam rentang waktu tiga tahun terakhir.
Berikut perusahaan yang rajin membagikan dividen berdasarkan IDXHIDIV20:
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
- PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO)
- PT Astra International Tbk (ASII)
- PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
- PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
- PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
- PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
- PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)
- PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)
- PT United Tractors Tbk (UNTR)
- PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)
- PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO)
- PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP)
- PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES)
- PT AKR Corporindo Tbk (AKRA)
- PT Bank CIMG Niaga Tbk (BNGA)
Dari 20 emiten tersebut, beberapa emiten bahkan memiliki imbal hasil dividen yang menarik bahkan mencapai di atas 10% berdasarkan data Stockbit. Berikut di antaranya:
- PT Astra International Tbk (ASII)
Induk usaha Grup Astra yakni PT Astra International Tbk (ASII) kerap membagikan dividen sebanyak dua kali dalam setahun, yakni interim dan final. Saat ini, perseroan baru saja mengumumkan rencana pembagian dividen interim tahun buku 2025 sebesar Rp 3,96 triliun sehingga investor akan memperoleh Rp 98 per saham.
Adapun pada tahun lalu, ASII membagikan dividen total sebesar Rp 16,43 triliun atau setara Rp 406 per saham. Jumlah ini sudah mencakup dividen interim sebesar Rp 98 per saham atau total Rp 3,96 triliun. Dengan harga saham ASII saat ini Rp 6.550, yield dividen yang diperoleh investor pada tahun buku 2024 mencapai 6,25%. Yield dividen ini sebenarnya turun dibandingkan sebesar 8,35% pada 2023 dan 10,23% pada 2022.
Ini artinya, jika investor menaruh uang Rp 1 miliar di saham ASII, investor bisa memperoleh dividen sebesar Rp 62,5 juta per tahun. Dengan perhitungan pajak dividen final 10%, investor akan memperoleh Rp 56,25 juta per tahun atau Rp 4,68 juta per bulan.
- PT United Tractors Tbk (UNTR)
Emiten kontraktor tambang milik Grup Astra, PT United Tractors Tbk (UNTR) juga bakal membagikan dividen interim untuk tahun buku 2025 senilai Rp 2,05 triliun atau setara Rp 567 per saham kepada para pemegang saham.
UNTR sebelumnya tercatat membagikan dividen tunai senilai Rp 7,81 triliun atau setara Rp 2.151 per saham dari laba bersih tahun buku 2024. Jumlah dividen yang dibagikan ini juga mencakup dividen interim sebesar Rp 667 per saham yang telah lebih dulu dibayarkan kepada para pemegang saham pada 24 Oktober 2024.
Berdasarkan data Stockbit jika mengacu harga saham UNTR siang ini Rp 27.700, yield dividen tahun buku 2024 mencapai 7,4%. Imbal hasil ini turun dibandingkan dividen dari tahun buku 2023 sebesar 9,4% dan 2022 sebesar 9,48%. UNTR bahkan pernah membagikan dividen jumbo dengan yield lebih dari 20% dari laba tahun buku 2021.
- PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
Emiten pelat merah Badan Usaha Milik Negara yang tergabung dalam holding tambang MIND ID, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memberi sinyal pembagian dividen untuk tahun buku 2025. PTBA dikenal sebagai emiten yang kerap membagikan dividen jumbo.
Pada tahun buku 2024, PTBA memutuskan untuk membagikan dividen jumbo sebesar Rp 3,8 triliun atau Rp 332 per saham. Dengan harga saham PTBA hingga siang ini Rp 2.340, yield dividen yang diterima investor dengan besaran tersebut mencapai 14,19%.
Berdasarkan data Stockbit, yield dividen PTBA dari laba bersih tahun buku 2023 mencapai 11,27% dan tahun buku 2022 sebesar 13,57%.
- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
PGAS bukan emiten yang memiliki hobi membagikan dividen interim. Namun, anak usaha Pertamina ini kerap membagikan dividen final dengan imbal hasil yang menarik.
PGAS membagikan dividen pada tahun ini sebesar Rp 4,4 triliun atau Rp 181 per saham yang berasal dari laba tahun buku 2024. Jika mengacu harga saham hari ini Rp 1.696, imbal hasil dividen tersebut mencapai 10,74%. Imbal hasil tersebut naik dibandingkan dividen dari tahun buku 2023 sebesar 9,66% dan tahun buku 2022 9,33%.
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
Seperti PGAS, BMRI juga biasanya membagikan dividen satu kali dalam satu tahun yakni dividen tahunan atau final. Imbal hasil yang dibagikan pada tahun ini pun cukup menarik.
BMRI membagikan dividen tunai yang diumumkan untuk tahun buku 2024 sebesar 43,51 triliun, atau setara sekitar Rp 466,18 per saham. Dengan harga sahamnya di level Rp 4.450, imbal hasil atau yield dividen tersebut mencapai 10,46%.
Butuh Modal Besar untuk Financial Freedom dari Dividen
Pengamat Pasar Modal dan Investasi, Desmond Wira mengingatkan, seorang investor membutuhkan modal yang sangat besar untuk bisa hidup hanya dari dividen saham. Ia menjelaskan, rata-rata imbal hasil dividen di pasar modal tergolong kecil, yakni sekitar 1% hingga 3%. Ini artinya, seseorang memiliki portofolio saham senilai Rp 1 miliar, maka dividen yang diterima hanya sekitar Rp 10 juta hingga Rp 30 juta per tahun.
Adapun jika kebutuhan hidup seseorang mencapai sekitar Rp 10 juta per bulan, berarti dalam setahun dibutuhkan Rp 120 juta dalam bentuk dividen. Dengan asumsi rata-rata imbal hasil dividen hanya 2,5%, maka untuk bisa memperoleh dividen sebesar itu, seorang investor disarankan punya modal investasi sekitar Rp 4,8 miliar di saham.
“Dengan demikian, modal untuk investasi saham yang dibutuhkan dengan asumsi dividen 2,5% adalah = 100/2,5 x Rp 120 juta = 4,8 miliar, jumlah yang cukup besar bagi orang kebanyakan,” kata Desmond ketika dihubungi Katadata.co.id, Minggu (26/10).

