Laba Bersih BRI (BBRI) Turun 9,5% Jadi Rp 40,77 Triliun per September 2025
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatatkan laba bersih periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk secara konsolidasi sebesar Rp 40,77 triliun pada Januari-September 2025, turun 9,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Laba BBRI tertekan biaya pencadangan atau impairment yang meningkat 13,99% menjadi Rp 33,58 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, penyaluran kredit BBRI hingga kuartal ketiga 2025 mencapai Rp 1.438 triliun, naik 6,3% secara tahunan. Pendapatan bunga bersih tercatat naik dari Rp 107,86 triliun menjadi Rp 110,98 triliun.
Di sisi lain beban bersih operasional lainnya naik dari Rp 51,8 triliun menjadi Rp 58,89 triliun. Kenaikan ini terutama didorong oleh naiknya beba pencadangan atau impairment.
Kenaikan beban biaya pencadangan ini dilakukan seiring naiknya rasio kredit bermasalah atau non performing loan gross dari 3,04% menjadi 3,29%. NPL nett BBRI juga naik dari 0,84% menjadi 1,04%.
Di sisi lain, BRI mencatatkan likuiditas pada kuartal III 2025 melonggar. Loan to deposit ratio BRI turun dari 89,6% menjadi 87,05%. Adapun total dana pihak ketiga naik 8,2% secara tahunan menjadi Rp 1.474 triliun.
Harga saham BBRI pada perdagangan pagi ini hingga pukul 10.13 WIB naik 1,54% ke level Rp 3.950. Harga sahamnya naik 3,4% dalam sepekan terakhir, tetapi turun 3,19% sepanjang tahun ini.
