Manuver Emiten Hapsoro (RATU) Dirikan 2 Anak Usaha hingga Akuisisi Blok Kasuri

Nur Hana Putri Nabila
31 Oktober 2025, 05:40
Pencatatan perdana saham PT Raharja Energi Cepu Tbk di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (8/1/2024).
Katadata/Fauza Syahputra
Pencatatan perdana saham PT Raharja Energi Cepu Tbk di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (8/1/2024).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Aksi emiten milik suami Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani, Happy Hapsoro, PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) kian bergeliat. Anak usaha PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) kini mendirikan dua anak usaha hingga mengumumkan progres akuisisi Blok Kasuri di Papua Barat.

Corporate Secretary RATU, Adrian Hartadi, mengatakan perseroan telah mendirikan dua entitas anak baru yang berfokus pada industri energi. Lini pertama adalah  PT Raharja Energi Indonesia, dengan kepemilikan saham sebesar 99% atau senilai Rp 495 juta. 

Lewat PT Raharja Energi, perusahan akan menjalankan kegiatan usaha di bidang eksplorasi, produksi, serta pengelolaan sumber daya gas alam dan usaha penunjangnya. Lini kedua adalah  PT Raharja Energi Negeri, juga dengan kepemilikan saham 99% atau senilai Rp 495 juta. Perusahaan ini akan fokus bisnis serupa, yakni di sektor eksplorasi dan pengelolaan sumber daya gas alam.

“Pendirian PT Raharja Energi Indonesia dan PT Raharja Energi Negeri saat ini tidak memiliki dampak signifikan terhadap kondisi keuangan perseroan,” ungkap Adrian dalam keterbukaan informasi BEI, Rabu (29/10).

Seiring dengan itu, induk usaha RATU, yakni PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), juga mengungkapkan adanya rencana akuisisi strategis. Direktur Utama RAJA, Djauhar Maulidi, menyampaikan bahwa pihaknya saat ini masih berada pada tahap negosiasi dengan sejumlah pihak terkait untuk rencana partisipasi di Blok Kasuri, salah satu blok gas potensial yang dikelola Genting Oil di Papua Barat.

“Pembicaraan dan kajian indikatif telah berjalan, dan diharapkan dalam 1–2 bulan ke depan dapat tercapai kesepakatan awal,” kata Djauhar dalam paparan publik secara virtual pada Selasa (28/10). 

Menanggapi rencana itu, Direktur Utama Raharja Energi Cepu, Sumantri, menyampaikan proses akuisisi masih berjalan dan bersifat dinamis. Menurutnya penyelesaian akuisisi bergantung pada kesepakatan komersial dengan pihak terkait serta persetujuan pemerintah. 

“Terus terang soal selesainya ini masih sangat dinamis, tapi posisinya masih proses ya, aku tidak mau over promise ke publik,” ucapnya kepada Katadata.co.id, Kamis (30/10). 

Selain itu saat ini, kata Sumantri, perusahaan juga masih menjajaki beberapa kandidat akuisisi potensial. Selain di Blok Kasuri Papua Barat, RATU menyebut ada kandidat potensial di wilayah Jawa Timur, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Timur.

Raharja Energi Cepu (RATU) Buka Opsi Cari Dana

Adapun pada perdagangan saham kemarin, Kamis (30/10) saham RATU melonjak 6,07% ke level Rp 7.425 pada pukul 15.18 WIB. Kapitalisasi pasarnya juga menjadi Rp 20,16 triliun. Selain itu apabila menilik performanya, RATU sudah melesat 22,73% dalam seminggu terakhir. Selain itu, dalam enam bulan terakhir juga melonjak 48,50%. 

Sebelumnya saham RATU pada perdagangan saham Jumat, 10 Oktober 2025 lalu sempat melonjak 13,20% tembus ke Rp 10.025 dan kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 27,22 triliun. 

Seiring dengan kenaikan itu, manajemen RATU melaporkan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) perihal volatilitas transaksi efek perusahaan. Direktur Raharja Energi Cepu, Adrian Hartadi, mengatakan Perseroan tidak mengetahui adanya aktivitas dari pemegang saham tertentu yang dapat mempengaruhi harga efek perusahaan. 

Menanggapi pertanyaan Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait rencana aksi korporasi dalam waktu dekat, termasuk yang dapat berdampak pada pencatatan saham dalam tiga bulan ke depan, Adrian menjelaskan perseroan terus melakukan kajian terhadap berbagai opsi pendanaan dan pengembangan bisnis. 

Langkah tersebut mencakup kemungkinan penerbitan efek bersifat utang maupun bentuk aksi korporasi lainnya yang dinilai mendukung strategi pertumbuhan perusahaan. 

“Namun hingga saat ini belum terdapat keputusan atau rencana aksi korporasi yang bersifat material dan wajib diungkapkan kepada publik,” ucap Adrian dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Jumat (10/10).




Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...