Geliat Saham Boy Thohir ADRO, ADMR, AADI Jelang Santa Reli, Prospek Cerah?
Harga saham emiten-emiten terafilialisi Garibaldi Thohir alias Boy Thohir, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) dan PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) tersungkur pada perdagangan hari ini, Jumat (31/10), usai melesat sejak awal pekan.
Pada perdagangan hari ini, harga saham ADRO anjlok 4,8% ke level Rp 1.885, ADMR turun 4,78% ke level RP 1.395, sedangkan AADI lunglai 0,87% ke level Rp 8.550. Meski demikian, harga saham ADRO naik 7,1%, AADI naik 9,27%, dan ADMR melesat 16,25% dalam sepekan ini.
Lonjakan saham ketiga emiten ini tak lepas dari masuknya aliran modal asing. Berdasarkan data Stockbit, investor asing melakukan transaksi beli bersih atau net buy mencapai Rp 112,89 miliar di saham ADRO, Rp 350,19 miliar di saham AADI, dan Rp 150 miliar di saham ADMR pada pekan ini, 27-30 Oktober 2025.
Namun, bagaimana sebenarnya prospek saham ketiga emiten Boy Thohir ini?
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta memberikan target harga tinggi untuk emiten-emiten tersebut dalam satu tahun ke depan. Ia menyematkan target harga Rp 9.225 untuk saham AADI dan level 2.550 untuk saham ADRO.
Sementara itu, Head of Research Korea Investment & Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi menilai, volatilitas saham ADRO dan grupnya sangat dipengaruhi pergerakan harga komoditas. Ia menyebut outlook ADRO masih positif, seiring ekspektasi rebound harga batu bara saat musim dingin dan meningkatnya permintaan listrik.
“Fundamentalnya masih solid, arus kas kuat, dan valuasi tergolong murah (PER di bawah 6x). Tapi katalisnya mulai terbatas, jadi potensi penguatan mungkin tidak sebesar sebelumnya,” ujar Wafi kepada Katadata, Jumat (31/10).
Wafi menilai prospek AADI akan ditopang oleh kontribusi dari bisnis logistik dan infrastruktur energi Grup Adaro, terutama jika transisi ke gas dan energi terbarukan (EBT) semakin masif. Namun, pergerakan AADI cenderung tertinggal dibanding ADRO karena skala bisnisnya masih lebih kecil dan dalam tahap ekspansi.
Adapun ADMR, menurutnya, masih sangat sensitif terhadap harga nikel dan batu bara metalurgi. “Potensi rebound tetap ada, apalagi kalau harga nikel mulai pulih dari tekanan Tiongkok. Tapi volatilitasnya tinggi, jadi lebih cocok untuk trader,” kata Wafi.
Ia menargetkan harga ADRO di level 2.300, AADI di 9.000, dan ADMR di 1.250 dalam jangka menengah
