BEI Pede IHSG akan Tembus 9.000 di Akhir Tahun, Apa Faktor Pendorongnya?

Karunia Putri
3 November 2025, 16:30
IHSG, BEI, saham
Bareksa
Ilustrasi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Bursa Efek Indonesia (BEI) percaya diri Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG dapat menembus level 9.000 sebelum akhir 2025. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengatakan, keyakinan ini muncul setelah IHSG berhasil menembus level 8.000 pada Oktober lalu.

“Ya optimis dong. [level] 8 ribu aja tercapai kan,” kata Irvan usai peresmian tiga indeks baru menggandeng S&P Dow Jones Indices (S&P DJI) di Main Hall Bursa, Senin (3/11).

Menurut Irvan, kenaikan level IHSG menuju level 9.000 didukung oleh tren pertumbuhan ekonomi yang positif serta kinerja perusahaan tercatat yang solid sepanjang tahun. Menurutnya, faktor-faktor seperti laporan keuangan emiten yang kuat, transaksi perdagangan yang meningkat serta partisipasi investor ritel yang tetap aktif menjadi sinyal positif bagi pasar saham.

“"Karena laporan keuangan juga baik, kondisi ekonomi baik. Tadi kan growth, naik terus kan, transaksi bagus, retail bagus, listed company juga kan bagus kan,” kata dia.

Menurut dia, bursa menyiapkan sejumlah langkah untuk mencapai hal tersebut. Beberapa di antaranya adalah peluncuran produk baru seperti exchange-traded fund (ETF) berbasis emas, perbaikan mekanisme perdagangan melalui kebijakan non-cancellation period serta rencana tiga penawaran umum perdana saham (IPO) tambahan hingga akhir tahun.

Irvan menuturkan, peluncuran ETF emas saat ini masih menunggu regulasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). BEI berharap aturan tersebut dapat terbit pada kuartal pertama 2026 agar produk investasi baru ini segera tersedia di pasar. Produk ETF emas diharapkan dapat memperkaya pilihan investasi bagi masyarakat sekaligus memperdalam pasar modal Indonesia.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sebelumnya menyebut mampu mencapai target Rp 36.000 pada 2035. Target tersebut disampaikan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa ketika selesai dilantik sebagai Menkeu baru menggantikan Sri Mulyani Indrawati pada Senin (8/9) lalu.

Sementara itu, Head of Research Korea Investment and Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi menyatakan, IHSG secara perhitungan memang berpotensi mencapai level Rp 36.000 pada 2035. Dengan asumsi pertumbuhan earnings IHSG rata-rata 8-10% per tahun seperti yang ditargetkan Presiden Prabowo Subianto, serta valuasi (P/E) bertahan normal, menurut dia, IHSG bisa tumbuh 3 sampai 4 kali lipat dalam sepuluh tahun ke depan.

“Dari level 8.000 sekarang, target Rp 36.000 di 2035 bukan mustahil,” kata Wafi ketika dihubungi Katadata.co.id pada Senin (22/9).  

Namun, Wafi mengingatkan, ada tiga pekerjaan rumah untuk mencapai target tersebu. Pertama, pertumbuhan ekonomi nasional harus konsisten lebih dari 5%. Kedua, stabilitas politik dan makro dapat terjaga. Ketiga, sektor-sektor baru seperti digital, energi terbarukan, kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) dan hilirisasi dipandang mampu mendorong kapitalisasi pasar. 

Adapun pada perdagangan hari ini, IHSG ditutup naik 1,36% atau 111,21 poin ke level 8.275, Senin (3/11). Indeks dibuka di level 8.208 dan sempat mencapai harga tertinggi di level 8.282. 

Sejumlah saham LQ45 turut mendorong IHSG menguat pada perdagangan hari ini. Misalnya PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang naik 4,36% atau 140 poin ke level 3.350, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) naik 3,49% atau 90 poin ke level 2.670, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) melonjak 6,38% atau 220 poin ke level 3.670 dan PT Astra International Tbk (ASII) meningkat 3,25% atau 200 poin ke level 6.350.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...