Pelayaran Jaya (PJHB) Resmi IPO, Listing di BEI Bagaimana Prospek Usaha?
Emiten transportasi dan logistik PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (5/11/2025). Emiten ini akan menggunakan kode saham PJHB.
Dalam IPO, PJHB menetapkan harga penawaran umum perdana (IPO) di level Rp 330 per saham, berada di batas atas dari kisaran harga yang ditawarkan sebelumnya, yakni Rp 310 hingga Rp 330 per saham. Dalam aksi korporasi ini, PT Pilarmas Investindo Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Perseroan melepas sebanyak 480 juta saham baru atau setara dengan 25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Dengan harga tersebut, perusahaan berpotensi meraup dana segar sebesar Rp 158,4 miliar.
Bersamaan dengan IPO, PJHB juga menerbitkan 240 juta Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma kepada investor baru dengan rasio dua saham baru mendapatkan satu waran. Waran tersebut dapat ditebus menjadi saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 330 per saham mulai 4 Mei hingga 4 November 2026. Jika seluruh waran dilaksanakan, perusahaan berpotensi menambah modal hingga Rp 79,2 miliar.
Dana IPO untuk Tambah Armada Baru
Seluruh dana hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal pembangunan tiga unit kapal baru berjenis Landing Craft Tank (LCT) dengan total nilai investasi mencapai Rp 153,4 miliar. Langkah ini dilakukan untuk memperkuat kapasitas operasional perusahaan dan memenuhi permintaan pengangkutan alat berat serta kontainer yang terus meningkat.
Proses pembangunan kapal akan dikerjakan oleh perusahaan galangan kapal non-afiliasi, yakni PT Untung Brawijaya Sejahtera dan PT Adiluhung Saranasegara Indonesia. Berdasarkan prospektusnya, seluruh armada PJHB saat ini beroperasi dengan tingkat utilisasi maksimum, sehingga penambahan kapal baru menjadi langkah strategis untuk menjaga pertumbuhan bisnis dan meningkatkan kepercayaan pasar terhadap layanan perusahaan.
Hingga kini, PJHB mengoperasikan lima unit kapal dengan kapasitas angkut 1.300 hingga 2.500 metrik ton. Perseroan melayani pengangkutan alat berat dan mesin industri untuk berbagai sektor, termasuk pertambangan, minyak dan gas, serta perkebunan.
Adapun rute pelayaran PJHB mencakup sejumlah wilayah strategis, antara lain Pulau Jawa (Jakarta, Surabaya, dan Lamongan), Kalimantan (Samarinda, Sangatta, Melak, hingga Berau), Sulawesi (Morowali dan Halmahera), Nusa Tenggara (Benete), serta Papua (Sorong).
Setelah IPO, struktur kepemilikan saham PJHB terdiri atas Hero Gozali sebagai pemegang saham mayoritas dengan porsi 37,5%, diikuti Adelia Aryni Setyawan (Mey Man) sebesar 12,75%, serta publik yang kini memegang 25% saham.
Dari sisi kinerja, PJHB mencatat pendapatan sebesar Rp 54,66 miliar pada 2024, turun 2,56% dibandingkan tahun sebelumnya akibat dua kapal yang menjalani perbaikan dan docking. Laba bersih pada periode yang sama tercatat Rp 17,19 miliar, dengan margin laba bersih di atas 30%.
Manajemen berkomitmen membagikan dividen tunai hingga 30% dari laba bersih mulai tahun buku 2025, tergantung hasil keputusan RUPS Tahunan. Dengan tambahan tiga kapal baru dan permintaan logistik yang meningkat dari sektor energi, tambang, dan infrastruktur, PJHB dinilai memiliki peluang memperkuat posisi di industri pelayaran logistik nasional.
