Emiten Boy Thohir – Saratoga (EMAS) Gelar RUPSLB, Intip Rencana dan Target Saham
Emiten grup Saratoga–Garibaldi Thohir atau Boy Thohir, PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) bakal menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa atau RUPSLB pada 10 Desember 2025 mendatang. Namun dalam undangant belum membeberkan agenda mata acara dalam rapat penting anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) itu.
Seiring dengan agenda itu, Hardi Wijaya Liong mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden Komisaris di Merdeka Gold Resources. Pengunduran diri tersebut akan berlaku efektif setelah mendapatkan persetujuan dalam RUPS perusahaan.
“Pada 3 November 2025 perseroan telah menerima surat pengunduran diri Hardi Wijaya Liong dari jabatannya,” tulis Adi Adriansyah Sjoekri, Sekretaris Perusahaan dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Senin (10/11).
Merespons hal itu, General Manager Communications Merdeka Copper Gold, Tom Malik, mengatakan agenda RUPSLB itu akan menyetujui mundurnya Presiden Komisaris Hardi Wijaya Liong. Namun ia tidak membeberkan alasan pengunduran petinggi Merdeka Gold Resources itu.
Meski begitu, ia menyebutkan perusahaan akan membahas langkah strategis perusahaan pada rapat tersebut. “Ada agenda lainnya,” singkat Tom Malik ketika ditemui di Banyuwangi, Jumat (8/11).
Adapun terakhir Merdeka Gold Resources (EMAS) melanjutkan kegiatan eksplorasi di Proyek Emas Pani, Gorontalo, sepanjang kuartal ketiga 2025. Program eksplorasi ini masih berfokus pada pengembangan sumber daya emas di Tambang Pani.
Selama eksplorasi, Merdeka Gold Resources mengeluarkan biaya eksplorasi sekitar Rp 9,84 miliar atau setara US$ 0,60 juta. Kegiatan lapangan sebagian besar dilakukan oleh PT Gorontalo Sejahtera Mining dan PT Puncak Emas Tani Sejahtera, dengan dukungan tambahan melalui kerja sama kontrak dengan Merdeka Copper Gold dan PT Merdeka Teknik Servis.
“Rencana tindak lanjut yakni program pemboran eksplorasi akan dilakukan di Prospek Kolokoa, serta melanjutkan pemetaan geologi secara detail dan pengambilan contoh channel,” tulis laporan perusahaan dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Senin (10/11).
Ramalan Harga Saham EMAS
Seiring dengan aksi itu, saham EMAS pada perdagangan pagi ini Senin (10/11) pukul 09.35 WIB naik 0,98% ke Rp 4.110 dan kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 66,50 triliun. Lalu saham emiten yang baru IPO itu diramal bisa menembus level Rp 5.800 kedepannya.
Analis Trimegah Sekuritas, Alpinus Dewangga dan Jocelyn Suwardy mengatakan Trimegah Sekuritas menetapkan target harga Rp 5.800 per saham dengan menghitung valuasi menggunakan metode discounted cash flow (DCF) dengan proyeksi umur tambang 16 tahun pada periode 2026–2041 dan menetapkan WACC nominal sebesar 9,6%. Perhitungan tersebut menunjukkan P/E 2026 sebesar 58,9 kali atau lebih tinggi 333% dibandingkan produsen emas global.
Namun, pada 2029, Trimegah memperkirakan P/E EMAS turun menjadi 11 kali, setara dengan diskon 17% dari rata-rata pesaing. Trimegah juga menilai target harga tersebut mencerminkan enterprise value (EV) per sumber daya emas sebesar US$ 838 per ons atau 79% lebih tinggi dibandingkan kompetitor lokal.
“Kami kaitkan dengan volume produksi emas Merdeka Gold yang kemungkinan menghasilkan arus kas yang lebih baik ketika kapasitas produksi maksimum tercapai,” kata tim analis Trimegah Sekuritas dalam risetnya, dikutip Jumat (3/10).
Analis Trimegah Sekuritas memproyeksikan produksi emas diperkirakan mulai pada kuartal pertama 2026 dengan target awal 79.000 ons, dan mencapai puncak sekitar 500.000 ons pada 2033, melalui kombinasi pengolahan bijih menggunakan heap leach (HL) dan carbon in leach (CIL).
Pendekatan ini memungkinkan pengolahan efisien bijih sulfida bergradasi tinggi dan bijih oksida bergradasi rendah, dengan pertumbuhan produksi didorong kenaikan kadar emas dan ekspansi kapasitas pabrik CIL pada 2029 dan 2032.
Tak hanya itu, Trimegah Sekuritas memproyeksikan pendapatan EMAS melonjak dari US$2 93 juta pada 2026 menjadi US$ 1,27 miliar pada 2029, seiring produksi emas yang meningkat signifikan.
EBITDA juga diperkirakan naik tajam, dari US$ 180 juta menjadi US$ 806 juta dalam periode yang sama, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sekitar 61%. Laba bersih diperkirakan melonjak dari US$ 97 juta menjadi US$ 519 juta, dengan CAGR 42%.
“Model keuangan menunjukkan laba bersih berubah sebesar ±2,5% untuk setiap perubahan ±1% pada harga emas, mengindikasikan sensitivitas laba terhadap fluktuasi harga emas,” ucap tim analis Trimegah.
