Babak Baru TBS Energi (TOBA) di Bisnis Energi Hijau, Dana Jumbo hingga Ekspansi

Ira Guslina Sufa
14 November 2025, 14:57
PT TBS Energi Utama Tbk melakukan divestasi dua PLTU sebagai bagian dari komitmen netralitas karbon pada 2030, menargetkan pengurangan emisi karbon sebesar 1,3 juta ton CO2 per tahun.
Katadata
PT TBS Energi Utama Tbk melakukan divestasi dua PLTU sebagai bagian dari komitmen netralitas karbon pada 2030, menargetkan pengurangan emisi karbon sebesar 1,3 juta ton CO2 per tahun.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) memasuki babak baru transformasi bisnis yang menandai pergeseran besar dari perusahaan berbasis batu bara menuju pemain energi hijau regional. Identitas baru perusahaan diperkenalkan sebagai simbol transisi menuju model bisnis yang berfokus pada keberlanjutan, dengan tiga pilar utama: pengelolaan limbah, energi terbarukan, dan kendaraan listrik.

Transformasi ini menjadi pijakan penting dalam pelaksanaan peta jalan dekarbonisasi yang telah diluncurkan sejak 2021 sekaligus menegaskan ambisi TOBA untuk keluar sepenuhnya dari bisnis batu bara sebelum 2030. Presiden Direktur TBS Energi Utama Dicky Yordan mengatakan perubahan identitas bukan sekadar pergantian nama, melainkan simbol perjalanan panjang perusahaan dalam membangun fondasi bisnis hijau yang memberikan nilai ekonomi dan sosial.

“Kini kami memasuki babak baru, memperkuat sinergi lintas unit bisnis, dan menghadirkan solusi hijau yang memberi nilai ekonomi sekaligus manfaat sosial bagi masyarakat,” ujar Dicky seperti dikutip Jumat (14/11).

Direktur TBS Energi Utama Juli Oktarina menambahkan bahwa cadangan batu bara perusahaan diproyeksikan habis dalam dua tahun ke depan, sehingga transisi ke bisnis energi hijau terus dipercepat. 

“Kami sudah menyiapkan fase transisi, termasuk rencana penutupan tambang yang sesuai regulasi. Tahun depan fokus kami mendorong tiga pilar bisnis baru tadi,” kata Juli.

Untuk mendukung ekspansi, TBS mengalokasikan belanja modal hingga US$ 600 juta atau sekitar Rp 10 triliun dalam lima tahun, sejalan dengan roadmap TBS2030. Di sektor waste management, TBS memperkuat bisnis dengan mengakuisisi AMES dan ARAH Environmental Indonesia, serta mengembangkan ekspansi regional lewat akuisisi Sembcorp Environment di Singapura yang kini bertransformasi menjadi CORA Environment.

CORA menyiapkan investasi lebih dari S$200 juta hingga lima tahun mendatang guna memperluas layanan pengelolaan limbah dan daur ulang di Asia Tenggara.

Pada sektor energi terbarukan, TBS kini mengoperasikan PLTMH 2x3 MW di Lampung dan sedang membangun PLTS Terapung Tembesi berkapasitas 46 MWp di Batam. Proyek ini ditargetkan mencapai Commercial Operation Date (COD) pada pertengahan 2026.

Sebelumnya, SVP Corporate Finance & Investor Relations TOBA Mirza Hippy menjelaskan bahwa pendanaan proyek PLTS itu berasal dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).

“Meski secara buku tidak terkonsolidasi, pengalaman proyek ini penting untuk memperkuat pipeline kami di sektor energi terbarukan,” ujar Mirza kepada wartawan, akhir Oktober lalu.

Selain itu, melalui Electrum, TBS memperluas ekosistem kendaraan listrik mulai dari produksi motor listrik, teknologi baterai, hingga infrastruktur battery swap. Hingga September 2025, terdapat 6.400 motor listrik beroperasi dengan 360 stasiun penukaran baterai, dan volume transaksi penukaran baterai mencapai 850 ribu per bulan.

Kinerja Keuangan: Segmen Limbah Menjadi Penopang Baru

TOBA membukukan pendapatan konsolidasi US$ 288,17 juta (Rp4,78 triliun) hingga kuartal III 2025, turun 14% secara tahunan. Namun, segmen pengelolaan limbah justru melonjak signifikan menjadi penyumbang 39% dari pendapatan, atau naik 1.048% dibandingkan tahun lalu.

“EBITDA kami tetap kuat berkat kontribusi segmen limbah dan kendaraan listrik,” ujar Juli dalam paparan kinerja kuartal III 2025. “Portofolio hijau TBS tidak hanya tumbuh, tetapi semakin matang secara operasional.”

TOBA membukukan rugi bersih US$ 127,37 juta, terutama karena rugi non-recurring dari divestasi PLTU dan biaya akuisisi bisnis hijau. Tanpa faktor tersebut, perseroan masih mencatat laba sekitar US$ 1,8 juta.

Perusahaan juga berhasil memperkuat likuiditas dengan posisi kas naik menjadi US$ 89 juta, didorong divestasi dan penerbitan Sukuk Wakalah serta Obligasi Berkelanjutan I 2025.

Ekspansi Regional dan Fondasi Bisnis Masa Depan

Peluncuran identitas baru CORA Environment menjadi salah satu tonggak penting TBS dalam membangun ekosistem pengelolaan limbah regional. Teknologi digital pengumpulan dan pemulihan sumber daya yang dikembangkan CORA diproyeksikan meningkatkan efisiensi operasional dan memperkuat kontribusi pendapatan.

TBS berencana memperluas ekspansi ke pasar Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Thailand, terutama di sektor waste-to-energy dan daur ulang.

Sementara itu, pilar energi terbarukan dan kendaraan listrik diproyeksikan menjadi motor pertumbuhan baru TOBA seiring akselerasi transisi energi di Indonesia.

Dengan modal jumbo, pipeline proyek yang makin besar, serta ekspansi regional yang semakin agresif, Toba Energi memasuki babak baru dalam transformasi menuju perusahaan energi hijau berskala Asia Tenggara.



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...