IHSG Dibuka Menguat, Asing Net Buy Rp 218 M, Borong Saham BBRI, BREN, dan BMRI

Ira Guslina Sufa
19 November 2025, 08:56
IHSG
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Karyawati berjalan di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (17/5/2023).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (19/11) pagi dibuka menguat 22,43 poin atau 0,27 persen ke posisi 8.384,36. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,89 poin atau 0,22 persen ke posisi 845,40.

Pada perdagangans sebelumnya, investor asing mencatatkan beli bersih atau net buy di pasar saham. Merujuk data Bursa Efek Indonesia aksi net buy tercatat Rp 281 miliar. 

Nilai transaksi pasar pada perdagangan Selasa (18/11) mencapai Rp 16,8 triliun, dengan total volume 28 juta lembar saham. Saham yang terpantau menjadi buruan investor asing pada perdagangan kemarin adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan pembelian Rp 256 miliar diikuti PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBN) sebanyak Rp 115 miliar.

Selain itu juga ada saham PT Barito Renewable Energi Tbk (BREN) sebanyak 74 miliar diikuti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebanyak Rp 58 miliar. 

Dari sisi aktivitas perdagangan, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menjadi saham dengan volume terbesar, nilai transaksi terbesar, sekaligus salah satu saham dengan frekuensi tinggi. BUMI juga menempati posisi teratas berdasarkan nilai transaksi, mencatat Rp 1,57 triliun atau setara 8% dari total nilai perdagangan harian.

Top saham berdasarkan volume:

  1. PT Bumi Resources Tbk (BUMI), 7,35 miliar saham
  2. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), 4,16 miliar saham
  3. PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA), 3,11 miliar saham
  4. PT Sentul City Tbk (BKSL), 2,38 miliar saham
  5. PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX), 1,61 miliar saham

Top saham berdasarkan nilai transaksi:

  1. BUMI – Rp 1,577 triliun
  2. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Rp 1,238 triliun
  3. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), Rp 843 miliar
  4. PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC), Rp 752 miliar
  5. PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA),  Rp 751 miliar

Tingginya aktivitas pada saham-saham tersebut menunjukkan minat kuat investor ritel dan institusi terhadap saham berlikuiditas tinggi serta saham komoditas yang tengah bergerak volatil. 

Sementara itu, dari sisi frekuensi transaksi, MINA mencatat aktivitas tertinggi dengan lebih dari 128 ribu kali transaksi. Frekuensi transaksi tinggi biasanya menjadi indikator saham yang tengah menjadi fokus spekulan harian (trader) dan pelaku pasar agresif.

IHSG yang terkoreksi 0,65% pada perdagangan 18 November tetap ditopang oleh sejumlah saham berkapitalisasi besar. PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) menjadi penopang terbesar dengan kontribusi positif 8,61 poin terhadap indeks, disusul PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang menambah 4,89 poin.

Adapula saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar 2,38 poin, serta PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang menambah 1,09 poin. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) juga tercatat sebagai salah satu top leader, meski rincian kontribusinya tidak disebutkan.

Di sisi lain, tekanan terhadap IHSG terutama datang dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang menggerus indeks sebesar 16,36 poin, diikuti PT Barito Pacific Tbk (BRPT) sebesar 11,29 poin, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) sebesar 4,96 poin, PT Indika Energy Tbk (CUAN) sebesar 4,17 poin, dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang menekan indeks 4,10 poin. Kombinasi tekanan dari big movers ini membuat IHSG berakhir melemah meski sejumlah saham utama masih mencatatkan penguatan.



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...