Deret Aksi PTRO Akuisisi Grup Hafar hingga Masuk MSCI, Saham Melesat 216% Ytd
Kinerja saham PT Petrosea Tbk (PTRO) mencuri perhatian pasar sepanjang 2025. Di tengah volatilitas sektor komoditas, saham perusahaan milik konglomerat Prajogo Pangestu justru menjadi salah satu top performer di Bursa Efek Indonesia.
Lonjakan harga saham yang mencapai ratusan persen membuat PTRO masuk radar investor institusi maupun ritel, terutama setelah serangkaian aksi korporasi agresif yang dilakukan perseroan. Konsistensi Petrosea dalam mengeksekusi strategi ekspansi, mulai dari kontrak pertambangan jumbo, diversifikasi ke proyek internasional, hingga akuisisi perusahaan tambang dan jasa engineering, dinilai menjadi salah satu pemicu utama reli saham.
Perseroan juga berhasil masuk ke indeks global MSCI Global Standard Indexes, yang semakin memperkuat sentimen positif investor asing maupun domestik. Dengan kenaikan harga saham yang menembus 216% secara year to date (ytd), investor mulai menelisik lebih jauh apa saja manuver yang dilakukan PTRO sepanjang tahun.
Lantas bagaimana perjalanan aksi-aksi korporasi yang dilakukan Petrosea sepanjang tahun ini?
Januari: Stock Split Rasio 1:10
Mengawali tahun 2025, PT Petrosea Tbk (PTRO) melancarkan aksi pemecahan saham atau stock split dengan rasio 1:10 dan harga teoritis Rp 2.745. Manajemen perusahaan berharap stock split membuat harga saham PTRO lebih terjangkau bagi investor, khususnya individu, sehingga dapat meningkatkan likuiditas dan frekuensi perdagangan.
Selain itu, harga saham yang lebih rendah diharapkan dapat mendorong permintaan, menarik minat investor baru, serta memperluas basis investor, baik dari kalangan pemodal nasional maupun asing, termasuk investor perorangan dan badan usaha.
Februari: Kontrak Kerja Sama Rp 4,03 Triliun
Bulan berikutnya, tepatnya 26 Februari 2025, PTRO menandatangani perjanjian jasa pertambangan dengan PT Bara Prima Mandiri (BPM) dan PT Niaga Jasa Dunia (NJD) senilai Rp 4,03 triliun.
Lewat perjanjian tersebut, PTRO bertindak sebagai kontraktor jasa pertambangan, sementara BP? selaku pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUPOP) dan NJD selaku perusahaan yang ditunjuk oleh BPM untuk mengoperasikan tambang.
Perjanjian tersebut berlaku sejak tanggal efektif 5 November 2024 sampai dengan 31 Desember 2032. Adapun estimasi produksi lapisan penutup sebesar 135,46 juta BCM dan produksi batubara sebesar 7,53 juta ton.
“Perolehan kontrak ini merupakan bagian dari implementasi strategi jangka panjang Perseroan untuk meningkatkan penciptaan nilai,” ujar manajemen PTRO dalam keterbukaan informasi.
Maret: Penerbitan Obligasi Rp 1 Triliun
Pada Maret, PTRO mengumumkan penerbitan obligasi dan sukuk ijarah senilai Rp1,5 triliun, dengan rincian, PTRO menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Petrosea Tahap II Tahun 2025 senilai Rp 1 triliun dalam tiga seri. Obligasi tersebut memiliki tenor 3, 5 dan 7 tahun dengan bunga 7,75% sampai 9,30% per tahun.
PTRO juga menerbitkan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Petrosea Tahap II Tahun 2025 senilai Rp 500 miliar dalam tiga seri, dengan tenor dan imbal hasil yang sama.
“Dana hasil penerbitan akan digunakan untuk modal kerja, dengan 67% dialokasikan untuk pembelian material dan jasa, 25% untuk biaya tenaga kerja, dan sisanya untuk beban usaha lainnya,” kata Manajemen PTRO dalam prospektusnya.
April: Kontrak Nikel bersama PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
Selanjutnya, PTRO mendapatkan kontrak bernilai jumbo dari PT Vale Indonesia Tbk (INCO) senilai US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 16 triliun. Aksi korporasi merupakan proyek jasa penambangan dan pengangkutan material bijih nikel di Blok 2 dan 3 Bahodopi, Sulawesi Tengah dengan durasi kerja sama selama 10 tahun. Dengan durasi kontrak selama 10 tahun, maka rata-rata nilai kontrak per tahun sebesar berkisar Rp 1,6 triliun.
Manajemen PTRO menyatakan, perolehan kontrak jumbo ini merupakan bagian dari implementasi strategi jangka panjang Petrosea untuk menciptakan nilai bagi para pemangku kepentingan.
"Dalam perjanjian ini, perseroan selaku kontraktor pertambangan akan memberikan mining services and transportation untuk nickel ore material Bahodopi Block 2 & 3 untuk Vale," kata manajemen PTRO.
Juli: Kontrak Jasa Tambang dengan PT Barasentosa Lestari Rp 3,5 Triliun
Pertengahan tahun, PTRO meneken kontrak jasa pertambangan senilai Rp 3,5 triliun dengan PT Barasentosa Lestari (BSL). Kontrak ini mencakup pekerjaan jasa pengupasan dan pemindahan lapisan penutup (overburden removal) selama lima tahun.
Adapun dalam perjanjian ini, Petrosea bertindak sebagai kontraktor jasa pertambangan untuk BSL yang berlokasi di tambang batu bara Kabupaten Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatera Selatan.
Petrosea saat ini menawarkan berbagai layanan untuk sektor pertambangan batubara dan mineral, di antaranya layanan kontrak tambang terbuka (open pit contract mining service), konstruksi sipil dan infrastruktur, manajemen proyek pertambangan dan konsultasi studi teknis dan kelayakan.
Agustus: Akuisisi Grup HBS dan Hafar
Sementara itu, di Agustus, PTRO cukup banyak melaksanakan aksi korporasi. Misalnya resmi mengakuisisi 100% saham HBS (PNG) Limited dan anak usahanya dengan nilai transaksi mencapai Rp 424,69 miliar.
Adapun HBS Group merupakan perusahaan penyedia layanan pertambangan, konstruksi serta distribusi alat berat dan suku cadang, khususnya proyek tambang mineral emas yang berbasis di Papua Nugini sejak 2006.
Di bulan tersebut, PTRO resmi masuk sebagai konstituen indeks global bergengsi, Morgan Stanley Capital International (MSCI) Global Standard Indexes per Agustus 2025.
Lalu, PTRO bersama dengan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) mencaplok perusahaan Grup Hafar. PTRO menggenggam 51% saham dua anak usaha Grup Hafar melalui PT Petrosea Engineering Procurement Construction, sementara sisanya dimiliki RAJA.
Oktober: Ekspansi ke Pakistan Lewat Proyek EPC
Aksi korporasi PTRO berlanjut di bulan kesepuluh. Perseroan bersama anak usahanya, Petrosea Solutions Pakistan (Private) Limited menandatangani perjanjian pelaksanaan awal dengan perusahaan tambang emas yang berbasis di Pakistan, Reko Diq Mining Company (Private) Limited.
Nilai kontrak tersebut mencapai US$ 26,2 juta atau sekitar Rp 432 miliar. Adapun anak usaha PTRO Petrosea Solutions Pakistan (Private) Limited baru didirikannya bersama anak usahanya yang lain yakni Petrosea Service Solutions Pte.
November: Raih Kontrak Anak Usaha Petronas Rp 156 Miliar
Di penghujung tahun, PTRO melalui anak usahanya, PT Hafar Daya Konstruksi (HDK) memperoleh kontrak dari anak perusahaan Petroliam Nasional Berhad (Petronas) senilai US$ 9,5 juta atau sekitar Rp 156 miliar.
Proyek tersebut bernama Hidayah Project. Manajemen PTRO menyatakan, ekspansi bisnis tersebut menjadi bagian dari strategi jangka panjang perseroan dengan diversifikasi bisnis di bidang Engineering, Procurement, Construction and Installation (EPCI) lepas pantai.
