Menilik Geliat Saham 24 Emiten yang IPO Sepanjang 2025, Siapa Paling Untung?
Bursa Efek Indonesia telah melakukan pencatatan perdana saham atau initial public offering (IPO) terhadap 24 perusahaan sepanjang tahun 2025. Adapun target bursa tahun ini dapat menggaet 45 perusahaan untuk IPO di pasar modal Indonesia.
Perusahaan yang kini telah listing di pasar modal Indonesia tersebut, 5 perusahaan berstatus perusahaan mercusuar atau lighthouse company. Lighthouse company adalah perusahaan mercusuar yang umumnya memiliki dua karakteristik, yaitu minimum kapitalisasi pasar sebesar Rp 3 triliun dan porsi saham publik atau free float minimal 15%.
Lima perusahaan mercusuar yang melantai di BEI tersebut yaitu PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI), PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) dan PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS).
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, untuk tahun ini, bursa tidak hanya menargetkan IPO berdasarkan kuantitas, tetapi juga kualitas perusahaan. BEI mengaku tengah fokus menggiring perusahaan berstatus mercusuar untuk mencatatkan sahamnya di bursa.
“Kita sudah menyampaikan juga bahwa dari sisi IPO kita sudah listing 24 IPO. Tapi yang menarik target kita tidak hanya jumlah. Target kita adalah lighthouse IPO. Target kita adalah market cap-nya 3 triliun, free flow-nya 15%,” kata Iman di Bali, pertengahan November lalu seperti dikutip Jumat {21/11).
Meski perusahaan yang IPO baru tercatat 24, Iman optimis bursa dapat mengejar target IPO sebanyak 45 perusahaan sebelum menutup tahun 2025. “Tapi kita harapkan ini bisa kita capai di tahun ini,” katanya.
Mengacu pada data perdagangan BEI kemarin, gerak saham-saham emiten yang IPO sepanjang 2025 bervariasi. Ada yang mencatatkan kenaikan lebih dari 3.000% dari harga IPO, beberapa di antaranya juga tercatat menurun dari harga IPO.
Misalnya PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) yang IPO dengan harga Rp 100 per saham, saat ini harga satu saham COIN bernilai Rp 3.460 sehingga keuntungan investor yang mengoleksi saham COIN sejak IPO hingga hari ini sebesar 3.360%.
Emiten lainnya yang mencatatkan kenaikan signifikan terhadap harga sahamnya sejak IPO adalah PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) yang melonjak 855,26% dan PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) yang naik 786,95%.
Ada pula perusahaan yang justru mengalami penurunan harga saham dari level IPO, di antaranya adalah PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI) turun 33,05%, PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH) koreksi 33,33% dan PT Asia Pramulia Tbk (ASPR) yang turun -20,16%.
Lantas bagaimana kinerja harga saham 24 perusahaan yang IPO di BEI sepanjang 2025 beserta kinerja keuangannya? Berikut daftar lengkapnya
Kinerja Saham dan Keuangan 24 Emiten yang IPO di 2025
Kinerja 24 emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia sepanjang 2025 menunjukkan hasil yang sangat beragam, baik dari sisi harga saham maupun pertumbuhan laba. Sejumlah emiten mencatat lonjakan harga signifikan setelah IPO, namun tak sedikit pula yang justru melemah dibandingkan harga penawaran awal.
Performa keuangan juga bervariasi, mencerminkan perbedaan daya tahan dan strategi bisnis masing-masing perusahaan dalam menghadapi dinamika ekonomi. Dari sisi penguatan harga saham, beberapa emiten mencatat kenaikan luar biasa.
COIN menempati posisi tertinggi dengan lonjakan mencapai 3.360%, diikuti CDIA yang meroket 855% serta RATU yang naik hampir 787%. Emiten konsumer seperti FORE dan DGWG juga memperlihatkan sentimen pasar yang positif dengan kenaikan harga lebih dari 70%.
Penguatan harga ini sebagian besar ditopang oleh kenaikan laba yang signifikan, meskipun ada pula kasus seperti COIN yang membalikkan posisi rugi menjadi untung secara agresif pada 2025.
Di sisi lain, sejumlah saham IPO justru turun jauh dari harga penawaran. KAQI merosot terdalam dengan penurunan 44%, disusul YUPI dan DKHH yang terkoreksi lebih dari 30%. Pelemahan harga ini umumnya berkorelasi dengan penurunan laba, seperti KSIX yang labanya anjlok 84% dan PSAT yang tertekan hingga minus 75%.
Namun, ada pula kasus unik seperti BRRC dan ASPR, yang meski harga sahamnya melemah, justru mencatat lonjakan pertumbuhan laba lebih dari 90% dan 190%. Variasi ini menegaskan bahwa pasar masih sangat spekulatif terhadap emiten baru, dan investor perlu mencermati lebih dalam kualitas pendapatan, konsistensi laporan keuangan, serta prospek bisnis sebelum mengambil posisi pada saham-saham hasil IPO tahun ini.
| No. | Emiten | Harga IPO | Harga Saat Ini | Naik/turun | Laba 3Q24 | Laba 3Q25 | Naik/turun |
| 1. | PT Kentanix Supra International Tbk (KSIX) | Rp 452 | Rp 388 | -14,15% | Rp 48,48 miliar | Rp 7,45 miliar | -84,63% |
| 2. | PT Raja Roti Cemerlang Tbk (BRRC) | Rp 210 | Rp 157 | -25,23% | Rp 723.40 juta | Rp 1,10 miliar | 99,84% |
| 3. | PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII) | Rp 100 | Rp 100 | 0% | Rp 1,95 miliar | Rp 18,47 miliar | 847,14% |
| 4. | PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) | Rp 1.150 | Rp 10.200 | 786,95% | Rp139,05 miliar | Rp 197,80 miliar | 42,25% |
| 5. | PT Hero Global Investment Tbk (HGII) | Rp 200 | Rp 165 | -17,5% | Rp 28,18 miliar | Rp 13,32 miliar | 52,73% |
| 6. | PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) | Rp 4.060 | Rp 6.400 | 57,63% | Rp 695,58 miliar | Rp 1,31 triliun | 88,48% |
| 7. | PT Delta Giri Wacana Tbk(DGWG) | Rp 230 | Rp 400 | 73,91% | Rp 93,17 miliar | Rp 103,31 miliar | 10,88% |
| 8. | PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT) | Rp 350 | Rp 430 | 22,85% | Rp 20,65 miliar | Rp 20,17 miliar | -2,32% |
| 9. | PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) | Rp 216 | Rp 484 | 124,07% | - | Belum melaporkan kinerja keuangan | - |
| 10. | PT Jantra Grupo Indonesia Tbk(KAQI) | Rp 118 | Rp 66 | -44,06% | Rp 7,15 miliar | Rp 6,38 miliar | 10,76% |
| 11. | PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI) | Rp 2.390 | Rp 1.600 | -33,05% | Rp 484,24 miliar | Rp 472,91 miliar | -2,33% |
| 12. | PT Medela Potentia Tbk(MDLA) | Rp 188 | Rp 244 | 29,78% | Rp 254,16 miliar | Rp 289,62 miliar | 13,95% |
| 13. | PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) | Rp 188 | Rp 510 | 171,27% | Rp 42,34 miliar | Rp 60,10 miliar | 41,94% |
| 14. | PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH) | Rp 132 | Rp 88 | -33,33% | Rp 2,04 miliar | Rp 6,82 miliar | 234,31% |
| 15. | PT Asia Pramulia Tbk (ASPR) | Rp 124 | Rp 99 | -20,16% | Rp 1,57 miliar | Rp 4,58 miliar | 191,71% |
| 16. | PT Pancaran Samudera Transport Tbk (PSAT) | Rp 900 | Rp 1.385 | 53,88% | Rp 168,02 miliar | Rp 41 miliar | -75,59% |
| 17. | PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) | Rp 100 | Rp 3.460 | 3.360% | Rugi Rp 6,85 miliar | Rp 41,08 miliar | 699,9% |
| 18. | PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk (PMUI) | Rp 180 | Rp 146 | -18,88% | Rp 26,77 miliar | Rp 33,73 miliar | 25,99% |
| 19 | PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) | Rp 190 | Rp 1.815 | 855,26% | Rp 320,96 miliar | Rp 1,29 triliun | 266,16% |
| 20. | PT Trimitra Trans Persada Tbk (BLOG) | Rp 250 | Rp 466 | 86,4% | Rp 88,12 miliar | Rp 108,99 miliar | 23,68% |
| 21 | PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI) | Rp 128 | Rp 210 | 64,06% | Rp 4,36 miliar | Rp 4,43 miliar | 1,60% |
| 22. | PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK) | Rp 128 | Rp 184 | 43,75% | Rp 9,44 miliar | Rp 14,23 miliar | 50,74% |
| 23. | PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) | Rp 2.880 | Rp 3.700 | 28,47% | - | Belum melaporkan kinerja keuangan | - |
| 24. | PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk (PJHB) | Rp 330 | Rp 610 | 84,84% | - | Belum melaporkan kinerja keuangan | - |
Catatan: di antara emiten di atas, ada yang menggunakan satuan dolar Amerika Serikat untuk mencatatkan kinerja keuangannya. Penulis kemudian melakukan penyesuaian kurs menggunakan Jisdor BI dengan, 30 September 2025 sebesar Rp 16.692 terhadap dolar AS dan kurs Rp 15.144 saat 30 September 2024.
