5 Fakta IPO Emiten Sarang Walet (RLCO): Rencana Ekspansi hingga Dividen
Emiten yang bergerak di bidang ekspor sarang burung walet serta produk kesehatan, PT Abadi Lestari Indonesia (RLCO) bersiap menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Perseroan akan melantai di Bursa Efek Indonesia pada 8 Desember 2025.
Samuel Sekuritas Indonesia bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam proses IPO ini. RLCO dikenal sebagai perusahaan eksportir sarang burung walet yang kini memperluas bisnisnya ke berbagai lini kesehatan dan produk pangan premium.
Berdasarkan prospektus IPO, perseroan memiliki beragam kegiatan usaha, mulai dari pembibitan dan budidaya burung walet, perdagangan besar daging ayam dan olahannya, budidaya ayam lokal, hingga distribusi produk makanan dan minuman hasil peternakan.
Perusahaan membidik segmen kelas menengah ke atas yang terus bertumbuh pesat di Indonesia. Kemampuan menangkap peluang pada segmen ini dinilai menjadi kunci pertumbuhan jangka panjang RLCO.
Prospek industri sarang burung walet juga dinilai sangat menjanjikan. Pada 2024, nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 551,556 ribu. Meski turun 12,9% dari rekor 2023, penurunan tersebut merupakan normalisasi setelah lonjakan permintaan sebelumnya serta penyesuaian stok importir dan pengetatan kepabeanan. Secara historis, angka 2024 tetap berada pada level tinggi sehingga industri memasuki 2025 dengan fondasi kuat.
Di sisi lain, pasar suplemen domestik menunjukkan kekuatan serupa. Sepanjang 2024, penjualan produk kesehatan di pasar mencapai Rp 10,7 triliun, dengan suplemen makanan berkontribusi sekitar 55%. Tren wellness dan diet detox mendorong permintaan, seiring meningkatnya kesadaran atas gaya hidup sehat, imunitas, dan manajemen berat badan. Produk berbasis kolagen, herbal, dan olahan modern sarang burung walet turut mencatat pertumbuhan signifikan.
Merangkum dari prospektus IPO Abadi Lestari Indonesia, berikut 5 fakta penting yang perlu diketahui investor seputar IPO RCLB:
5 Fakta IPO PT Abadi Lestari Indonesia (RCLO)
Tawarkan Harga Rp 150-168 per Saham
Dalam aksi IPO, PT Abadi Lestari Indonesia menawarkan saham pada kisaran harga Rp 150–168 per saham. Perseroan akan melepas 625 juta saham atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Dengan demikian, perusahaan berpotensi menghimpun dana segar sekitar Rp 105 miliar.
Masa penawaran awal (book building) dijadwalkan berlangsung pada 24–26 November 2025. Adapun masa penawaran umum perdana diperkirakan pada 2–4 Desember 2025. Penjatahan akan dilakukan 4 Desember, distribusi saham secara elektronik pada 5 Desember dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia diproyeksikan berlangsung pada 8 Desember 2025.
Rencana Usai IPO
Seluruh dana yang dihimpun dari penawaran umum perdana saham (IPO), setelah dikurangi biaya emisi, akan dialokasikan untuk dua kebutuhan utama. Sekitar 56,33% akan digunakan sebagai modal kerja, terutama untuk pembelian bahan baku berupa sarang burung walet. Sisanya, sekitar 43,67%, akan disetorkan kepada entitas anak, PT Realfood Winta Asia dalam bentuk penyertaan modal yang juga akan digunakan untuk pembelian bahan baku serupa.
Perseroan menilai tambahan modal kerja dari IPO diperlukan untuk mengoptimalkan utilitas pabrik yang saat ini masih belum mencapai kapasitas maksimal. Dengan dana tersebut, perusahaan berharap dapat meningkatkan kapasitas operasional dan produktivitas, yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan pendapatan.
Hingga prospektus diterbitkan, perseroan belum menandatangani perjanjian baru dengan pemasok, baik pemasok lama maupun yang baru. Apabila dana hasil IPO tidak mencukupi untuk membiayai rencana penggunaan dana, perseroan membuka kemungkinan menggunakan sumber pendanaan lain, seperti pinjaman pihak ketiga maupun dana internal.
Kinerja Keuangan
Menilik laporan kinerja keuangan per 31 Mei 2025, perseroan membukukan penjualan sebesar Rp 231,31 miliar. Angka tersebut naik 47,55% dibandingkan dengan penjualan perseroan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 156,76 miliar.
Seiring dengan kenaikan penjualan perseroan, beban pokok penjualan juga meningkat menjadi Rp 178,53 miliar dari Rp 120,17 miliar. Sementara itu, laba bersih perseroan meningkat menjadi Rp 12,33 miliar, atau tumbuh 608% dari Rp 1,74 miliar secara tahunan atau year on year (yoy).
Permodalan dan Pemegang Saham Usai IPO
Setelah seluruh saham RCLO terjual dalam IPO, struktur permodalan dan susunan pemegang saham perseroan bakal mengalami perubahan.
Modal dasar perusahaan tetap sebesar Rp 500 miliar dengan nilai nominal sebesar Rp 50 per saham. Setelah IPO, modal ditempatkan dan disetor meningkat dari 2,5 miliar saham menjadi 3,12 miliar saham, atau setara dengan kenaikan jumlah nilai nominal dari Rp 125 miliar menjadi Rp 156,25 miliar.
Dari sisi kepemilikan, PT Realco Omega Investama menjadi pemegang saham terbesar dengan kepemilikan sebesar 2,42 miliar saham.Edwin Pranata selaku pengendali perseroan akan memiliki saham RCLO sebanyak 72,50 juta saham. Kemudian Budiono dan Edi Haryanto akan memiliki saham masing-masing sebanyak 1,25 juta saham. Sedangkan masyarakat memiliki sebanyak 625 juta saham atau setara 20% dari total saham setelah IPO.
Kebijakan Dividen
Direksi perseroan berencana membagikan dividen hingga sebanyak-banyaknya 25% dari laba bersih tahun berjalan mulai tahun buku 2025 dan seterusnya. Hal ini alam dilakukan dengan memperhatikan keputusan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
Perseroan menegaskan bahwa setiap rencana pembagian dividen tidak akan berdampak negatif terhadap kinerja keuangan maupun profil risiko perusahaan. Dividen hanya dapat dibagikan apabila perseroan memiliki saldo laba ditahan positif. Keputusan pembagian dividen ditetapkan melalui persetujuan pemegang saham pada RUPS tahunan berdasarkan rekomendasi direksi.
“Apabila RUPS menyetujui pembagian dividen, maka dividen akan dibagikan kepada seluruh pemegang saham yang tercatat dalam daftar pemegang saham yang berhak, dengan memperhitungkan PPh dan ketentuan pemotongan pajak yang berlaku,” tulis manajemen RLCO dalam prospektus IPO.
Direksi menetapkan kebijakan dividen dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kepatuhan regulasi, kesehatan keuangan perusahaan, kebutuhan modal ke depan, hingga prospek bisnis perseroan.
Dalam tiga tahun terakhir, RLCO tercatat satu kali membagikan dividen, yakni berupa dividen saham dengan nilai total Rp 25 miliar.
