Menimbang Prospek Emiten Janu Putra (AYAM) Saat Danantara Injeksi Modal Peternak

Karunia Putri
25 November 2025, 14:40
Ayam
ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc.
Peternak memanen telur ayam di peternakan ayam. Petelur di Wonokoyo, Malang, Jawa Timur, Selasa (29/4/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Harga saham emiten pengelola peternakan ayam potong PT Janu Putra Sejahtera Tbk (AYAM) melonjak 8,07% atau 26 poin ke level 348 pada perdagangan sesi pertama hari ini Selasa (25/11). Harga saham AYAM telah melesat 161,65% atau naik 215 poin sejak awal tahun atau year to date (ytd).

Lonjakan harga saham AYAM dimulai ketika Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara mengungkap rencana akan menggelontorkan dana hingga Rp 20 triliun untuk sektor perunggasan. Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai para peternak ayam pedaging dan petelur di seluruh Indonesia.

Di tengah lonjakan harga saham itu, manajemen AYAM menyatakan tidak memiliki rencana aksi korporasi yang mempengaruhi harga saham. Sekretaris Perusahaan AYAM, Deni Herdiana menyatakan manajemen tidak mengetahui informasi fakta material yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. 

Ia juga menyebutkan sejauh ini tidak ada informasi dari pemegang saham mengenai aksi korporasi yang akan dilakukan. 

“Perseroan tidak mengetahui informasi adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal,” tulis manajemen AYAM dalam penjelasan resmi dikutip Rabu (25/11). 

Sebelumnya Badan Gizi Nasional (BGN) menjelaskan keterlibatan Danantara menjadi sokongan program Makan Bergizi Gratis (MBG) serta memperkuat ketahanan dan kemandirian pangan nasional. Wakil Kepala BGN Nanik Sudaryati Deyang menyebut dana jumbo tersebut akan digunakan untuk memperkuat kapasitas peternakan kecil dalam sebuah ekosistem yang melibatkan Badan Usaha Milik Negara di sektor hulu dan ribuan peternak di hilir.

Dalam informasi teranyar, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebut pihaknya berencana membangun lima usaha hulu peternakan ayam di tahun depan. Dana yang digelontorkan untuk aksi tersebut senilai Rp 20 triliun. Nantinya, usaha tersebut akan dikelola oleh dua perusahaan pelat merah di bidang pangan, PT Berdikari dan PT Perkebunan nusantara.

Amran menyebut lima usaha yang dibangun tersebut meliputi pembibitan, pakan, obat hewan, pengelolaan produksi dan logistik dan pemasaran.

“Program ini akan menopang peternak ayam pedaging maupun petelur di daerah daripada terus mengeluh setiap tahunnya. Pemerintah akan menyediakan pakan, tapi kami tidak akan bergerak di usaha budidaya,” kata Amran dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR, Senin (24/11).

Profil dan Lini Usaha Janu Putra (AYAM)

Merujuk laman resmi Janu Putra Sejahtera, perseroan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang peternakan ayam dan rumah potong ayam. Perseroan memiliki lima lini usaha yang mencakup peternakan pembibitan, peternakan broiler, peternakan petelur, penetasan telur dan rumah potong ayam.

Di usaha peternakan pembibitan, perseroan memiliki total 29 kandang ayam parent stock yang berdiri sebanyak 20 kandang di Ngawi sementara sisanya, 9 kandang berlokasi di Purbalingga. Tiap kandang milik AYAM berkapasitas 10.000 ekor ayam, sehingga total ayam yang dimiliki Janu Putra di peternakan sebanyak 29.000 ekor ayam.

Sementara itu, peternakan broiler perseroan memiliki kapasitas 1 juta ekor ayam per bulan. Lokasi peternakan broiler terletak di Klerong, Karanganyar dan Seyegan, Sleman dan daerah-daerah dalin di Jawa dan Bali dengan sistem sewa dan kemitraan.

Dalam usaha peternakan ayam petelur, perseroan memiliki kandang di Lendah, Kulon Progo dan Seyegan, Sleman. Kandang-kandang tersebut mampu menampung sebanyak 200 ribu ekor ayam petelur. Kemudian untuk usaha penetasan ayam, perseroan memiliki fasilitas 10 mesin penetas telur dengan kapasitas 10 ribu telur per mesin. Sehingga memungkinkan perusahaan menetaskan sebanyak 100 ribu telur setiap hari.

Lini usaha terakhirnya, rumah potong ayam terletak di daerah Cebongan, Sleman, Yogyakarta. Dalam rumah potong ayam tersebut, perseroan memiliki fasilitas yang dapat memotong sebanyak 4 ribu ekor ayam per jam, serta dilengkapi dengan cold storage dengan kapasitas 180 ton.

Kinerja Keuangan hingga Kuartal III 2025

Bila merujuk laporan keuangan perseroan, Janu Putra (AYAM) membukukan rugi sebesar Rp 16,74 miliar sampai periode September 2025. Kondisi tersebut berbalik dari catatan laba bersih yang ditorehkan perseroan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 7,02 miliar.

Pendapatan perseroan tercatat turun menjadi Rp 225,41 miliar dari Rp 268,15 miliar secara tahunan atau year on year (yoy). Beban pokok pendapatan perseroan juga menipis menjadi Rp 233,94 miliar dari Rp 252,01 miliar secara yoy. Alhasil, perseroan mencatatkan rugi bruto sebesar Rp 8,52 miliar hingga kuartal ketiga 2025. 

Dari segmen penjualan, AYAM berasal dari penjualan ayam broiler komersial sebesar Rp 130,83 miliar, ayam umur sehari senilai Rp 77,25 miliar, telur sebesar Rp 16,54 miliar dan karkas ayam dan maklon sebesar Rp 778,10 juta.

Prospek Bisnis AYAM 

Rencana Danantara menggelontorkan pendanaan hingga Rp 20 triliun untuk sektor perunggasan dinilai membuka peluang besar bagi emiten peternakan ayam PT Janu Putra Sejahtera Tbk (AYAM). Head of Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanata menyebut AYAM menjadi salah satu emiten yang berpotensi paling diuntungkan dari kebijakan tersebut.

Menurutnya, AYAM yang beroperasi sebagai mini-integrator dengan fasilitas Rumah Potong Ayam (RPA) berpeluang masuk ke rantai pasok program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dengan adanya pembiayaan dari Danantara, ekspansi AYAM dinilai dapat berjalan lebih cepat tanpa harus menanggung beban belanja modal yang besar.

“AYAM merupakan mini-integrator broiler, RPA, dan processed chicken dengan skala jauh lebih kecil dibanding CPIN atau JPFA,” ujar Liza.

Ia menjelaskan, AYAM memiliki kecocokan dengan skema Danantara karena tiga alasan utama. Pertama, perseroan membutuhkan peternak plasma untuk meningkatkan volume produksi tanpa investasi besar. Kedua, peternak kecil yang akan dibiayai Danantara bisa menjadi basis produksi baru bagi AYAM. Ketiga, risiko kredit pada skema plasma menjadi lebih rendah karena beban finansial ditanggung negara, bukan perusahaan integrator.

Liza lalu merinci sejumlah potensi keuntungan bagi AYAM dari skema pendanaan Danantara. Perusahaan disebut bisa mendorong produksi tanpa investasi besar. Dengan lebih banyak plasma yang mendapat pembiayaan, skala produksi AYAM dapat meningkat signifikan.

Selain itu Liza menilai harga bisa lebih stabil, margin lebih aman. Program MBG diperkirakan menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan, kondisi yang sangat penting bagi emiten seperti AYAM yang marginnya rentan saat harga ayam hidup jatuh.

“Peluang masuk rantai pasok MBG. Kepemilikan RPA membuat AYAM berpeluang menjadi pemasok ayam olahan untuk program MBG yang memiliki cakupan puluhan juta peserta,” ujarnya. 

Hal lain yang menjadi perhatian bahwa akses pembiayaan untuk perluasan plasma. Pendanaan dari Danantara mempermudah ekspansi basis peternak plasma tanpa tekanan keuangan bagi perusahaan.

Namun, Liza juga menyoroti beberapa risiko yang perlu dicermati. Program Danantara di satu sisi menurut dia membuat AYAM rentan terpukul jika terjadi oversupply. Dengan struktur biaya yang lebih lemah, AYAM bisa mengalami tekanan lebih cepat apabila harga broiler anjlok.

Perusahaan juga akan bersaing dengan integrator besar. Pelaku besar seperti PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Japfa Comfeed indonesia Tbk (JPFA) dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) memiliki efisiensi lebih tinggi. Jika mereka turut memanfaatkan skema Danantara, AYAM berpotensi kalah bersaing.

“Daya tawar harga lebih kecil. Jika harga ditekan demi mendukung program MBG, integrator skala menengah dan kecil seperti AYAM berisiko menderita karena tidak memiliki skala cukup besar untuk menjaga margin,” ujar Liza.



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...