IHSG Berpeluang Cetak Rekor Baru, Saham ANTM hingga ISAT jadi Rekomendasi
Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG diprediksi terus melanjutkan tren positif hari ini. Indeks diramal naik meski telah mencapai rekor tertinggi 8.602 pada perdagangan hari Rabu (26/11).
“Kami perkirakan, IHSG masih berada pada bagian dari wave (iii) dari wave [iii], dapat dicermati area penguatan berikutnya di 8.616–8.660,” tulis Analis MNC Sekuritas Indonesia, Herditya Wicaksana dalam risetnya, Kamis (27/11).
MNC Sekuritas menetapkan support IHSG berada di 8.491 dan 8.428. Sementara resistance terdekat berada di 8.616 dan 8.660.
Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali naik karena daya beli saham naik.
Sedangkan resistance merupakan tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar hingga laju kenaikan harga tertahan.
MNC Sekuritas merekomendasikan buy on weakness sejumlah saham. Untuk saham PT Aneka Tambang (ANTM), mereka menyarankan akumulasi beli di rentang Rp 2.960–Rp 3.030 dengan target harga di Rp 3.110–Rp 3.270, sementara level stoploss di bawah Rp 2.890.
Mereka juga merekomendasikan buy on weakness pada area Rp 2.130–Rp 2.220 untuk saham PT Indosat Tbk (ISAT) dengan target harga di Rp 2.330–Rp 2.390, serta stoploss di bawah Rp 2.040.
Berikutnya adalah PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) dengan rekomendasi speculative buy pada level Rp 3.680–Rp 3.700 dan target harga Rp 3.850 dan Rp 3.970, stoploss jika di bawah Rp 3.670.
Sedangkan Phintraco Sekuritas memprediksi IHSG tetap bertahan di atas garis MA5 dan MA20 serta ditutup di atas level psikologis 8.600.
Indikator MACD juga menunjukkan pelebaran positive slope, sehingga IHSG berpotensi melanjutkan kenaikan untuk menguji resistance di 8.650 pada perdagangan Kamis (26/11).
Phintraco Sekuritas merekomendasikan saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), dan PT Panin Financial Tbk (PNLF).
