Rupiah Berpotensi Menguat di Tengah Prospek Pergantian Ketua The Fed
Nilai tukar rupiah melemah 0,02% ke level 16.628 per dolar AS pada perdagangan pagi ini. Namun, kurs rupiah masih berpotensi menguat seiring prospek penetapan Ketua The Fed baru yang membuat sinyal pemangkasan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat makin kuat.
“Indeks dolar AS sendiri masih tertekan seputar prospek kepala The Fed baru dan pemangkasan suku bunga,” kata Analis Doo Financial Futures Lukman Leong kepada Katadata.co.id, Rabu (3/12).
Namun, Lukman mengatakan penguatan ini masih akan terbatas karena absennya data ekonomi penting. Ia memperkirakan rupiah akan berada di level 16.550 per dolar AS hingga 16.700 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini, rupiah dibuka menguat tipis 1 poin di level Rp 16.624 per dolar AS. Namu, rupiah bergerak melemah ke level 16.628 per dolar AS hingga pukul 09.50 WIB.
Senada, Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana juga memperoyeksikan penguatan rupiah terhadap dolar AS. “Semoga hari ini kembali terapresiasi ke 16.600 per dolar AS,” kata Fikri.
Fikri mengatakan, penguatan rupiah didukung oleh semakin besarnya ekspektasi penurunan suku bunga acuan The Fed. Sementara di sis domestik juga tercatat hasil lelang Surat Utang Negara (SUN) pada kemarin (2/12) mencapai Rp 69 triliun.
Di sisi lain, pengamat ekonomi, mata uang, dan komoditas Ibrahim Assuaibi memproyeksikan rupiah masih berpeluang melemah. “Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp 16.620 per dolar AS hingga Rp 16.640 per dolar AS,” ujar Ibrahim.
Ibrahim mengungkapkan, hubungan Rusia dan Ukraina kini kembali memanas. Hal ini setelah Ukraina meningkatnya frekuensi serangan pesawat nirawak terhadap infrastruktur Rusia.
“Serangan baru-baru ini sempat mengganggu pemuatan di terminal Laut Hitam Konsorsium Pipa Kaspia, jalur utama untuk minyak mentah Kazakhstan dan Rusia,” kata Ibrahim.
Pada saat yang sama, ketegangan antara Washington dan Caracas semakin dalam setelah para pejabat AS mengisyaratkan kemungkinan akan memperketat pembatasan terhadap Venezuela, termasuk menutup wilayah udara mereka. Langkah ini menyusul meningkatnya tekanan AS terhadap Venezuela.
