Bedah Right Issue Emiten Konglomerat PANI, INET dan IMJS, Mana yang Menjanjikan?
Tiga emiten yang terafiliasi dengan konglomerat Tanah Air, bersiap menghimpun dana jumbo melalui aksi penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. Dana segar tersebut akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan hingga ekspansi bisnis.
PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) yang merupakan emiten milik Grup Salim dan Sugianto Kusuma atau Aguan menjadi salah satu emiten yang menggelar aksi korporasi tersebut. Perseroan menargetkan dana hingga Rp 15,73 triliun melalui PMHMETD III, dengan menerbitkan maksimal 1,21 miliar saham baru atau 6,69% dari total saham setelah pelaksanaan. Harga pelaksanaan ditetapkan Rp 12.975 per saham.
Aksi serupa juga dilakukan PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) yang terafiliasi dengan adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo. Emiten infrastruktur digital itu menargetkan perolehan dana Rp 3,2 triliun melalui penerbitan hingga 12,8 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 10. Jumlah itu setara 57,14% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah right issue.
Dari sektor otomotif, emiten Grup Salim lainnya yaitu PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS) akan melepas 2,19 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 230. Perseroan menargetkan dana Rp 503,7 miliar dari aksi tersebut.
Pengamat pasar modal Reydi Octa memandang right issue PANI berpotensi mendorong sentimen bullish terhadap saham emiten. Investor menilai aksi korporasi ini sebagai langkah memperkuat modal untuk pengembangan proyek jangka panjang, bukan indikasi tekanan keuangan. Namun volatilitas harga tetap mungkin terjadi jika realisasi proyek meleset dari ekspektasi.
Untuk INET, Reydi melihat risiko lebih besar. Tanpa ekspansi besar, pasar dinilai masih ragu terhadap pemulihan pendapatan dan arus kas perseroan.
“Ada risiko right issue tidak terserap optimal jika minat pasar rendah,” ujarnya.
Sementara right issue IMJS dipandang lebih positif. Dana baru akan memperkuat pembiayaan kendaraan dan membuka ruang ekspansi yang sebelumnya terbatas.
“Dengan suntikan modal, potensi pertumbuhan aset produktif dan profit meningkat,” kata Reydi.
Prospek Jangka Panjang Right Issue
Equity Analyst Indo Premier Sekuritas David Kurniawan mengatakan ketiga right issue tersebut membuka berbagai peluang positif bagi emiten.Pertama, suntikan dana baru memberi ruang bagi perusahaan memperkuat modal, meningkatkan kapasitas aset, dan mengeksekusi proyek berskala besar.
“Ini bisa mendorong pertumbuhan jangka menengah dan panjang,” kata David kepada Katadata Selasa (3/12).
Kedua, prospek ekspansi cukup menjanjikan. Misalnya emiten INET yang diperkirakan mendapat manfaat dari kebutuhan nasional akan infrastruktur digital, seperti layanan broadband, fiber to the home dan jaringan data. Sementara bagi PANI dan IMJS, modal baru bisa dimanfaatkan untuk akuisisi atau penambahan aset produktif.
Ketiga, right issue juga dapat memperbaiki struktur modal dengan menurunkan rasio utang, sehingga perusahaan lebih tahan menghadapi gejolak ekonomi.
Meski begitu, aksi right issue tidak lepas dari risiko. David menyebut potensi dilusi kepemilikan bagi investor lama masih menjadi perhatian. Selain itu, aksi korporasi besar biasanya memicu volatilitas harga saham.
“Harga bisa naik karena optimisme, bisa juga turun jika investor khawatir dilusi atau eksekusi buruk,” ujarnya.
David menilai potensi jangka panjang setiap emiten berbeda. INET dianggap cukup menarik jika mampu mengeksekusi ekspansi infrastruktur digital dengan konsisten. Untuk PANI, prospek tetap positif tetapi sangat bergantung pada eksekusi proyek, kondisi pasar properti, dan likuiditas sektor tersebut.
Sementara IMJS dinilai memiliki risiko lebih tinggi dibanding dua emiten lainnya, sehingga keberlanjutan pertumbuhan pasca-right issue perlu dicermati lebih jauh.
Rencana Right Issue PANI, INET dan IMJS
Emiten Aguan PANI baru saja merevisi turun harga penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau right issue dari Rp 15.000 menjadi Rp 12.975. Meski demikian, analis menilai saham PANI masih menarik untuk investasi jangka panjang.
Sebelumnya, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) melaporkan rencana penambahan modal melalui aksi right issue dengan target dana jumbo Rp 15,73 triliun. Jumlah tersebut mengalami revisi dari proyeksi sebelumnya Rp 16,73 triliun.
Harga pelaksanaan right issue juga direvisi dari sebelumnya Rp 15.000 per saham menjadi Rp 12.975 per saham. Head of Research Korea Investment and Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi mengatakan, prospek PANI tetap positif selama perseroan konsisten mengeksekusi proyek PIK 2 sesuai jadwal.
“PANI masih menarik kalau eksekusi proyek sesuai jadwal dan presales naik konsisten,” kata Wafi kepada Katadata (2/12).
Wafi menilai, harga saham PANI saat ini memiliki risiko lebih tinggi dan dinilai sudah tidak menarik seperti sebelumnya. “Tapi harga sekarang risk–reward-nya tidak semenarik sebelumnya,” ujarnya.
Pada penutupan perdagangan kemarin, harga saham PANI naik 1,48% atau 200 poin ke level 13.675. Sepanjang tahun berjalan (year to date), harga saham PANI bergerak volatile dan telah terkoreksi 14,53%.
Head of Research MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memberikan target harga saham PANI dalam jangka pendek. Menurutnya, harga saham PANI akan bergerak menuju ke level 14.000 - 14.600.
Sementara itu INET menyiapkan right issue dengan nilai maksimal Rp 3,2 triliun. Dalam aksi ini, perseroan akan menerbitkan hingga 12,8 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 250 per saham.
Direktur Utama INET, Muhammad Arif, menjelaskan selain rencana rights issue itu, perusahaan juga menyiapkan penerbitan obligasi pada awal 2026. Saat ini prosesnya sudah berjalan di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dengan nilai penerbitan mencapai Rp 1 triliun.
“Saat ini sudah dalam proses juga di OJK untuk obligasi sendiri, rencananya sebesar Rp 1 triliun untuk obligasi,” kata Arif dalam paparan publik, Senin (1/12).
Adapun perusahaan leasing atau pembiayaan milik Grup Salim IMJS mengumumkan akan menggelar right issue dengan menerbitkan 2,19 miliar saham dan menargetkan dana Rp 503 miliar. Rencana ini sudah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham pada akhir Agustus lalu.
Pada right issue, IMJS menetapkan harga pelaksanaan di Rp 230 per saham. Merujuk data BEI, pada perdagangan Rabu (3/12) saham IMJS berada di level 404 dan ditutup pada batas atas atau Auto Rejection Atas (ARA).
