Rupiah Berpotensi Menguat Ditopang Melemahnya Data Pekerjaan AS
Nilai tukar rupiah melemah tipis 0,04% ke level 16.634 per dolar AS pada perdagangan pagi ini. Namun, kurs rupiah berpotensi menguat seiring data ekonomi Amerika Serikat yang melemah dan menekan dolar AS.
“Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang kembali tertekan setelah data pekerjaan ADP AS yang sangat lemah,” kata Analis Doo Financial Futures Lukman Leong kepada Katadata.co.id, Kamis (4/12).
Lukman menjealaskan, lemahnya data pekerjaan itu menunjukkan ekonomi Amerika Serikat kehilangan 32 ribu pekerjaan pada bulan lalu. Ia memperkirakan rupiah akan berada di level Rp 16.550 per dolar AS hingga Rp 16.650 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini, rupiah dibuka pada level 16.626 per dolar AS. Level ini melemah 2 poin dari penutupan sebelumnya. Namun, kurs rupiah bergerak melemah ke level 16.634 per dolar AS pada pukul 09.20 WIB.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana juga memproyeksi rupiah akan menguat. “Kemungkinan rupiah melanjutkan apresiasi ke level 16.580 per dolar AS,” ujar Fikri.
Fikri menjelaskan dolar AS terus tertekan karena data Non Farm Payroll (NFP) Amerika Serikat yang memburuk pada November 2025. Sentimen lainnya adalah dengan semakin gencarnya kemungkinan Kevin Hasset menggantikan Ketua The Fed Jerome Powell.
“Kedua hal ini mendorong kenaikan ekspektasi penurunan Fed Rate pekan depan. Lelang Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang diharapkan makin ramai pada hari ini,” kata Fikri.
