Superbank (SUPA) Tetapkan Harga IPO Rp 635, Catat Jadwal dan Prospek Sahamnya

Ira Guslina Sufa
9 Desember 2025, 05:30
Harga Saham Superbank
Katadata
Harga Saham Superbank
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) atau Superbank mengumumkan harga pelaksanaan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) di Rp 635 per lembar saham. Harga ini berada di rentang tengah dari yang sebelumnya ditawarkan di pemesanan awal atau book building. 

Merujuk prospektus tambahan IPO yang dipublikasikan Selasa (9/12), Superbank bakal listing di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (17/12). Perusahaan akan melepas maksimal 4,40 miliar saham baru atau setara 13% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Setiap saham memiliki nilai nominal Rp 100 dengan potensi dana segar yang dihimpun mencapai Rp 2,79 triliun. Superbank juga telah menunjuk empat sekuritas untuk mengantarkan proses IPO, yakni PT Mandiri Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, dan PT Sucor Sekuritas. 

Superbank sebelumnya dikenal sebagai PT Bank Fama International, merupakan lembaga keuangan yang berdiri di Bandung pada 1993. Selama hampir tiga dekade beroperasi sebagai bank konvensional, perusahaan ini kemudian memulai transformasi besar menuju bank digital.

Transformasi tersebut dimulai pada akhir 2021, Emtek Group resmi menjadi pemegang saham pengendali. Langkah itu diperkuat dengan masuknya Grab dan Singtel pada awal 2022, serta KakaoBank pada 2023, membentuk konsorsium strategis yang memperkuat posisi Superbank di industri perbankan digital. 

Lalu pada awal 2023, Bank Fama resmi berganti nama menjadi Superbank dan memindahkan kantor pusatnya ke Jakarta, dengan kantor cabang di Jakarta dan Bandung.  Memasuki tahun 2024, Superbank semakin agresif memperluas jangkauan layanan dengan meluncurkan berbagai produk keuangan digital. 

Sebelum IPO, modal ditempatkan dan disetor bank tercatat sebanyak 29,49 miliar saham dengan nilai nominal Rp 2,94 triliun, setara 100% kepemilikan. Setelah IPO, jumlah modal ditempatkan dan disetor meningkat menjadi 33,89 miliar saham, dengan nilai nominal Rp 3,38 triliun

Pemegang saham terbesar setelah IPO masih ditempati PT Elang Media Visitama (EMV) dengan porsi 27,07%, disusul PT Kudo Teknologi Indonesia (KTI) sebesar 16,67%, GXS Bank Pte., Lte., sebesar 10,44%, A5DB Holdings 10,03%, dan KakaoBank Corp (KKB) 8,66%.

Adapun komposisi kepemilikan untuk masyarakat sebesar 4.406.612.300 saham atau 13,00% dari keseluruhan modal ditempatkan dan disetor.

Struktur Permodalan Superbank Sebelum dan Sesudah IPO

Pemegang SahamSebelum IPO (Jumlah Saham)(%)Setelah IPO (Jumlah Saham)(%)
EMV9.175.800.15931,11%9.175.800.15927,07%
KTI5.650.340.72219,16%5.650.340.72216,67%
SAI2.493.833.5038,46%2.493.833.5037,36%
A5DB3.398.682.49511,52%3.398.682.49510,03%
NBA452.914.4001,54%452.914.4001,34%
APH237.737.2250,81%237.737.2250,70%
TSS958.207.6693,25%958.207.6692,83%
GXS3.538.848.64212,00%3.538.848.64210,44%
KKB2.934.040.5359,95%2.934.040.5358,66%
BST650.000.0002,20%650.000.0001,92%
Masyarakat--4.406.612.30013,00%
Total Modal Ditempatkan29.490.405.350100%33.897.017.650100%

Sumber: Prospektus IPO Superbank

Prospek Saham IPO Superbank

Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata, mengatakan dengan harga IPO di Rp 525–695 per saham, rasio Price to Book Value (PBV) SUPA di kisaran 3,33–4,42 kali. Adapun nilai buku per saham SUPA pada semester I 2025 adalah Rp 157,2. 

Valuasi ini relatif sebanding dengan bank digital lainnya seperti PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang diperdagangkan 3,2 kali, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) 4,4 kali, PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI) 4,2 kali dan PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) 4,3 kali. Sementara itu, Liza menyebut PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) dan PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) diperdagangkan jauh lebih murah di kisaran 1,2–1,3 kali. 

“Sehingga bisa dibilang valuasi IPO SUPA cukup bersaing namun sudah mengandung ekspektasi pertumbuhan yang agresif, mengingat perseroan baru berbalik laba,” kata Liza ketika dihubungi Katadata.co.id, dikutip Jumat (28/11). 

Sementara itu, BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya menyebutkan IPO Superbank menarik karena didukung grup besar seperti Emtek dan entitas yang terkait ekosistem digital yaitu Grab. Selain itu free float setelah IPO tetap kecil yaitu sekitar 13%. 

Dari sisi kinerja, BRI menilai Superbank berada dalam fase turnaround, sempat rugi beberapa tahun, dan mulai mencetak laba. Namun, terdapat tantangan yaitu ketergantungan pada ekosistem digital, biaya operasional IT/security, dan persaingan bank digital.

Menurut mereka, IPO SUPA menarik karena backing kuat, valuasi awal masih masuk akal, dan potensi besar dari model bank digital ditambah ekosistem Emtek/Grab. Namun risiko tinggi lantaran free float kecil, profitabilitas masih baru pulih, dan pertumbuhan harus agresif untuk justify valuasi.

“Cocok untuk investor yang siap growth play jangka menengah dan tahan volatilitas. Masuk porsi kecil dulu lebih bijak,” tulis BRI Danareksa dalam risetnya. 

Adapun rencana usai IPO, sekitar 70% akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka penyaluran kredit perusahaan. Kemudian sisanya 30% bakal dialokasikan untuk belanja modal demi mendukung kegiatan usaha.  

Berikut Jadwal IPO Superbank (SUPA)

  • Masa penawaran awal: 25 November–1 Desember 2025 
  • Tanggal efektif: 8 Desember 2025 
  • Masa penawaran umum perdana saham: 10–15 Desember 2025 
  • Tanggal penjatahan: 15 Desember 2025 
  • Tanggal distribusi saham secara elektronik: 16 Desember 2025 
  • Tanggal pencatatan saham di BEI: 17 Desember 2025

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...