Dow Jones dan S&P 500 Wall Street Cetak Rekor Usai The Fed Pangkas Suku Bunga

Nur Hana Putri Nabila
12 Desember 2025, 06:13
dow jones, s&p, the fed, Wall Street
ANTARA
Bursa Wall Street
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Indeks bursa Wall Street di Amerika Serikat melonjak pada perdagangan Kamis (11/12) setelah bank sentral AS Federal Reserve atau The Fed memangkas suku bunga. Kenaikan ini tertahan laporan kinerja Oracle.

Dow Jones Industrial Average melonjak 646,26 poin atau 1,34% menjadi 48.704,01, mencetak rekor penutupan tertinggi sekaligus rekor intraday baru. Penguatan indeks ini didorong oleh kenaikan saham Visa setelah Bank of America meningkatkan peringkatnya.

S&P 500 juga mencetak rekor baru dengan naik 0,21% ke level 6.901,00. Sebaliknya, Nasdaq Composite melemah 0,25% dan berakhir di 23.593,86.

Penahan penguatan Wall Street, salah satunya yakni saham Oracle yang anjlok hampir 11%. Perusahaan komputasi awan alias cloud ini membukukan laba kuartalan di bawah ekspektasi hingga memunculkan kekhawatiran terkait beban utang.

Rilis laporan kinerja Oracle juga memicu asumsi mengenai kecepatan perusahaan teknologi dalam memperoleh imbal hasil dari investasi AI dan memicu rotasi sektor di pasar.

Beberapa saham berbasis AI lainnya ikut tertekan, seperti Nvidia dan Broadcom yang masing-masing turun lebih dari 1%. Di sisi lain, saham-saham siklikal menunjukkan kinerja positif, termasuk Home Depot yang turut menguat.

Hal itu karena investor keluar dari saham teknologi dan beralih ke saham yang lebih sensitif terhadap pertumbuhan ekonomi AS.

Kepala Strategi di Interactive Brokers, Steve Sosnick, mengatakan pasar memang layak mengkhawatirkan kinerja Oracle dan prospek perdagangan berbasis AI. Menurut dia, ada komitmen investasi bernilai triliunan dolar di sektor ini, tetapi masih banyak ketidakpastian mengenai bagaimana perkembangannya akan berjalan.

Ia menilai Oracle kini menjadi semacam ‘indikator awal’, layaknya burung kenari di tambang batu bara yang memberi sinyal potensi masalah. “Pasar benar jika sedikit menjauh dari ini,” ujar Sosnick dikutip CNBC, Jumat (12/12). 

Di samping itu, tekanan jual di sektor teknologi kembali menahan laju penguatan pasar, setelah pada sesi sebelumnya S&P 500 hampir mencetak rekor baru. Hal ini menyusul keputusan The Fed yang memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini ke level kisaran 3,5% - 3,75%.

Suku bunga rendah umumnya lebih menguntungkan bagi perusahaan kecil. Hal ini tecermin dari Russell 2000, yang mencapai rekor tertinggi intraday dan penutupan pada Kamis, sejalan dengan penguatan Dow. 

Indeks saham berkapitalisasi kecil juga ikut naik bersama tiga indeks utama pada Rabu (10/12) setelah pemangkasan suku bunga dan bahkan membukukan rekor penutupan.

Menurut Steve Sosnick, peluang terjadinya santa claus rally kini ‘nyaris pasti’, dan dapat membawa S&P 500 menembus level 7.000. Namun, ia melihat pasar berpotensi menghadapi tekanan lebih luas tahun depan.

Ia mematok proyeksi S&P 500 pada akhir 2026 di level 6.500, namun tantangannya ada dari sektor AI, pergantian Ketua The Fed, serta pemilu paruh waktu AS sebagai faktor penekan.

“Pada akhirnya, tetap merasa perlu waspada. Jika momentum perdagangan AI melemah, sektor lain (di Wall Street) harus menanggung beban yang lebih besar, apalagi setelah tiga tahun pasar bullish yang kuat, masih ada beberapa risiko yang belum sepenuhnya tercermin dalam harga,” ujar dia.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...