Lompatan Sentul City (BSKL) di Proyek Kota Kesehatan Biotown, Apa Strateginya?

PT Sentul City Tbk (BKSL) menyiapkan langkah strategis untuk mengembangkan proyek besar Biotown. Kawasan terpadu ini diproyeksikan menjadi kota kesehatan pertama di Indonesia.

Presiden Direktur PT Sentul City Tbk Hiramsyah Thaib mengatakan, Biotown akan menjadi ekosistem kesehatan komprehensif berbasis lima pilar utama, yaitu medical services, care, pharmaceutical, science dan devices. Kawasan ini juga akan didorong menjadi bagian dari industri kesehatan, properti, infrastruktur digital, serta energi terbarukan.

Menurut Hiramsyah, BKSL semakin strategis dengan dukungan infrastruktur yang terus berkembang. Selain akses Jalan Tol Jagorawi dan Sudirman, kawasan ini akan dikelilingi tiga ruas tol baru, yaitu Japek Selatan yang ditargetkan rampung tahun depan, Sentul Selatan–Karawang yang mulai dibangun tahun depan dan diperkirakan selesai dalam tiga tahun, serta Tol Puncak 2. 

Selain itu, pengembangan moda transportasi massal seperti LRT Cibubur–Bogor dan rencana perpanjangan MRT Fatmawati–Taman Mini juga akan menambah nilai konektivitas kawasan.

“Dengan pengembangan hingga 2.100 hektare, Biotown akan menjadi kawasan ekonomi khusus yang menyediakan seluruh fasilitas kesehatan berbasis konsep 5M. Sektor ini, bersama infrastruktur digital dan energi terbarukan, tengah menjadi industri yang paling prospektif,” ujar Hiramsyah dikutip dari YouTube Samuel Sekuritas pada Jumat (12/12).

Adapun kawasan Biotown dirancang untuk mempercepat inovasi industri kesehatan dan menjadi pusat wisata kesehatan. Kawasan ini ditargetkan menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan kualitas hidup di Sentul City Green Township, serta menarik aliran modal ke sektor kesehatan.

Perseroan juga berencana membangun kawasan komersial, bisnis, dan hunian terintegrasi standar internasional yang terkoneksi langsung dengan LRT dan transportasi publik lainnya.

Peluang Pertumbuhan BKSL

Dalam bahan paparan publik yang dibagikan manajemen BKSL di keterbukaan informasi BEI, BKSL pada tahun depan akan melanjutkan visi menjadi kota mandiri yang menggabungkan hunian, area non-residensial dan berbagai fasilitas perkotaan dalam satu ekosistem. Untuk sektor hunian, perseroan tengah mengembangkan kawasan Spring City serta bersiap memasarkan Cluster Spring Garden 2 dan Spring Hills.

Di area non-residensial, Sentul City memperluas kawasan komersial, perkantoran, shopping district, rekreasi, pendidikan dan fasilitas olahraga. Fasilitas ini diharapkan memperkaya aktivitas kawasan, menjadikan Sentul City bukan hanya destinasi hunian dan wisata, tetapi kota mandiri yang lengkap dan berkelanjutan.

Menurut manajemen, ada enam hal yang dinilai menjadi peluang pertumbuhan bisnis BSKL. Pertama, dari segi infrastruktur dan konektivitas. BKSL akan mendapat manfaat dari integrasi KRL, TransJakarta dan MRT melalui perpanjangan LRT ke Bogor yang akan memangkas waktu tempuh menuju CBD Jakarta menjadi sekitar 30 menit. 

Kedua, kemitraan strategis internasional. Perseroan menggandeng sejumlah perusahaan global seperti AEON Mall, Sumitomo, Hankyu Hanshin, Genting Malaysia dan Panasonic Gobel untuk mengembangkan proyek residensial dan komersial bernilai tinggi.

Ketiga, permintaan pasar dan demografi. Urbanisasi dan pertumbuhan kelas menengah terus mendorong kebutuhan hunian di kawasan penyangga Jakarta, termasuk Sentul City.

Keempat, land bank dan nilai aset. Perseroan memiliki cadangan lahan lebih dari 14.000 hektare, termasuk 3.100 hektare yang siap dikembangkan, mayoritas dengan pemandangan alam yang menjadi nilai tambah.

Kelima, ekosistem gaya hidup terintegrasi. Sentul City menawarkan kombinasi pemandangan pegunungan dan gaya hidup modern. Kawasan ini memiliki fasilitas premium seperti Sentul Highlands Golf Club, AEON Mall, institusi pendidikan (Trisakti, SPH), hingga layanan kesehatan (EMC Sentul). Seluruh fasilitas ini menyatu dalam konsep kota terpadu yang mencakup area residensial, komersial, rekreasi, dan pendidikan.